Home Newsletter November 21

Dampak Super Teacher Bagi Guru, Anak Sekolah Minggu, dan Keluarganya

Superbook

Dalam melayani generasi anak, CBN tidak hanya memberikan materi atau bahan ajaran untuk sekolah minggu saja, tapi juga memperlengkapi gereja dan guru sekolah minggunya. Salah satu cara yang dilakukan adalah memberikan pelatihan dengan tema-tema yang kontekstual dengan kebutuhan para guru, lewat Super Teacher Online (STO).

 

Selama pandemi, training ini dilakukan secara online bagi semua guru sekolah minggu di jaringan gereja CBN di seluruh Indonesia. Banyak hal yang bisa guru-guru sekolah minggu pelajari dan berdampak bagi sekolah minggu bahkan ke keluarganya sendiri. Mari kita simak penuturan mereka.

 

Handono Hadimartono (GBI Crown Palace, Kota Semarang)


Setelah mengikuti STO, saya sadar bahwa selama ini belum menjadi Guru Sekolah Minggu (GSM) yang baik. Saya kurang mengenal Anak Sekolah Minggu (ASM) saya dengan baik. Pernah saya terganggu oleh satu anak yang menurut saya nakal karena suka naik ke mimbar dan mencet-mencet keyboard komputer. Dalam hati, saya melabel anak itu sebagai anak trouble maker. Belakangan saya tahu bahwa anak itu adalah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Saya menyesal dan merasa tertampar. Sekarang saya sudah meminta nomor HP dari orang tua ASM agar bisa mengenal lebih jauh kepribadian mereka.

 

Rebbeca Cahya (GPPK CWS Semarang)


Mengikuti STO sangat “memperkaya” batin dan pengetahuan saya untuk mengenal dunia anak, baik dalam pelayanan sekolah minggu maupun anak saya sendiri. Saat pertama kali ikut STO, saya menangis karena merasa tidak qualified sebagai GSM. Namun inilah kesempatan saya upgrade pengetahuan dan kemampuan untuk mengajar secara online. Saya juga melakukan rekonsiliasi dengan anak sulung saya. Saat ini, kami berusaha lebih saling memahami, menerima, dan komunikatif.

 

Mariana Yonita (Gereja Kristus Penebus Magelang)


STO yang paling berkesan bagi saya adalah STO dengan tema Mengajarkan Ketaatan. Sesuatu yang sangat abstrak untuk anak-anak, terutama anak yang masih sangat kecil. Tapi STO ini membuat saya sadar bahwa orang tua dan guru punya peran menjadi teladan (role model) anak. Memang sulit mengajarkan hal ini kalau sekolah minggu masih dilakukan secara online. Tetapi kita bisa menunjukkan kepada ASM dengan memberikan contoh.

 

Saharianti (GBI Rock Cerme – Gresik)


Melayani bukan hal yang mudah dilakukan. Namun sejak ada STO, saya terbantu dalam mengenal anak-anak sekolah minggu dan memahami anak saya sendiri. Saya terberkati dengan materi tentang Bahasa Kasih. Saya belajar bahwa setiap anak memiliki bahasa kasih yang berbeda-beda. Saya baru paham ternyata ada anak yang harus diperlakukan dengan kata-kata yang baik, dengan pelukan, dengan diberikan hadiah, dll. Ini memudahkan saya mengenali setiap anak-anak yang saya layani.

 

Tinik (GSJPDI Kertosono)


Saya sangat terberkati dengan STO 10 dengan tema Anak dan Permasalahannya. Saya menerapkannya terlebih dahulu kepada dua anak saya. Anak sulung saya itu sulit untuk bergaul, minder, menyendiri. Ternyata ia sering diejek dan di-bully oleh teman-temannya. Saya memberikan pengertian padanya, bahwa dia berharga dan diciptakan istimewa oleh Tuhan. Sekarang anak sulung saya tidak lagi merespon teman yang mengejeknya.

 

Coba Anda bayangkan, jika semakin banyak guru-guru yang mendapatkan training dan melakukannya di sekolah minggu bahkan keluarganya? Hasilnya, semakin banyak anak-anak yang dimenangkan dalam kasih Tuhan! Mari dukung terus pelayanan CBN dalam pemuridan anak dan keluarga dengan klik tombol di bawah ini.


Ikuti Kami