Dalam melayani generasi anak, CBN tidak hanya memberikan
materi atau bahan ajaran untuk sekolah minggu saja, tapi juga memperlengkapi
gereja dan guru sekolah minggunya. Salah satu cara yang dilakukan adalah
memberikan pelatihan dengan tema-tema yang kontekstual dengan kebutuhan para guru, lewat Super Teacher Online (STO).
Selama pandemi, training ini dilakukan secara online bagi
semua guru sekolah minggu di jaringan gereja CBN di seluruh Indonesia. Banyak
hal yang bisa guru-guru sekolah minggu pelajari dan berdampak bagi sekolah minggu bahkan ke keluarganya sendiri. Mari kita simak penuturan mereka.
Handono Hadimartono (GBI Crown Palace, Kota Semarang)
Setelah mengikuti STO, saya sadar bahwa selama ini belum menjadi
Guru Sekolah Minggu (GSM) yang baik. Saya kurang mengenal Anak Sekolah Minggu
(ASM) saya dengan baik. Pernah saya terganggu oleh satu anak yang menurut saya
nakal karena suka naik ke mimbar dan mencet-mencet keyboard komputer. Dalam hati, saya melabel anak itu sebagai anak trouble maker. Belakangan saya tahu
bahwa anak itu adalah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Saya menyesal dan merasa
tertampar. Sekarang saya sudah meminta nomor HP dari orang tua ASM agar bisa mengenal lebih jauh kepribadian mereka.
Rebbeca Cahya (GPPK CWS Semarang)
Mengikuti STO sangat “memperkaya” batin dan pengetahuan saya
untuk mengenal dunia anak, baik dalam pelayanan sekolah minggu maupun anak saya
sendiri. Saat pertama kali ikut STO, saya menangis karena merasa tidak qualified sebagai GSM. Namun inilah
kesempatan saya upgrade pengetahuan
dan kemampuan untuk mengajar secara online.
Saya juga melakukan rekonsiliasi dengan anak sulung saya. Saat ini, kami berusaha lebih saling memahami, menerima, dan komunikatif.
Mariana Yonita (Gereja Kristus Penebus Magelang)
STO yang paling berkesan bagi saya adalah STO dengan tema Mengajarkan Ketaatan. Sesuatu yang
sangat abstrak untuk anak-anak, terutama anak yang masih sangat kecil. Tapi STO
ini membuat saya sadar bahwa orang tua dan guru punya peran menjadi teladan (role model) anak. Memang sulit
mengajarkan hal ini kalau sekolah minggu masih dilakukan secara online. Tetapi kita bisa menunjukkan kepada ASM dengan memberikan contoh.
Saharianti (GBI Rock Cerme – Gresik)
Melayani bukan hal yang mudah dilakukan. Namun sejak ada STO,
saya terbantu dalam mengenal anak-anak sekolah minggu dan memahami anak saya
sendiri. Saya terberkati dengan materi tentang Bahasa Kasih. Saya belajar bahwa
setiap anak memiliki bahasa kasih yang berbeda-beda. Saya baru paham ternyata
ada anak yang harus diperlakukan dengan kata-kata yang baik, dengan pelukan,
dengan diberikan hadiah, dll. Ini memudahkan saya mengenali setiap anak-anak yang saya layani.
Tinik (GSJPDI Kertosono)
Saya sangat terberkati dengan STO 10 dengan tema Anak dan Permasalahannya.
Saya menerapkannya terlebih dahulu kepada dua anak saya. Anak sulung saya itu sulit
untuk bergaul, minder, menyendiri. Ternyata ia sering diejek dan di-bully oleh teman-temannya. Saya
memberikan pengertian padanya, bahwa dia berharga dan diciptakan istimewa oleh
Tuhan. Sekarang anak sulung saya tidak lagi merespon teman yang mengejeknya.
Coba Anda bayangkan, jika semakin banyak guru-guru yang mendapatkan training dan melakukannya di
sekolah minggu bahkan keluarganya? Hasilnya, semakin banyak anak-anak yang dimenangkan
dalam kasih Tuhan! Mari dukung terus pelayanan CBN dalam pemuridan anak dan
keluarga dengan klik tombol di bawah ini.