Kisah Nyata Terlilit Hutang Hingga Ingin Jual Ginjal
Sumber: jawaban.com

Family / 7 April 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Terlilit Hutang Hingga Ingin Jual Ginjal

Lois Official Writer
30751

Selama kurang lebih lima tahun, keluarga ini terlilit hutang yang membuat hidup mereka tertekan karena penagih hutang yang terus datang. Sebelum hal itu terjadi, awalnya keluarga Nowfree Maliangkay hidup dalam kebebasan. Meskipun banyak mendapatkan aplikasi kartu kredit, Nowfree tidak pernah mengirimkannya.

“Tapi pada suatu ketika, saya dapat tawaran lagi dan kebetulan yang menawarkan adalah sahabat sendiri dan persyaratannya tidak sulit karena hanya berbekal fotokopi KTP, sudah bisa diajukan.” cerita Nowfree bagaimana dia pertama kali terlibat dengan hutang.

Karena mendapatkan kartu kredit itu, istri Nowfree juga menganggap bahwa itu adalah uang tambahan sehingga bisa dibelanjakan. Kurangnya pengetahuan tentang hal ini dan kurang bijak dalam menggunakan kartu kredit membuat hutang mereka semakin menumpuk.

Tekanan datang dari berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang ingin hutangnya dibayar. “Kurang lebih 60 juta total utang kami dan saya sempat drop di situ, karena setahu saya, saya tidak pakai sebanyak itu. Tapi karena bunga, bunga dan waktu yang berjalan itu, tanpa ada jalan keluar dari pihak bank, kita jadinya takut karena ada terror dari pihak bank itu melalui telepon.” Kata Elsye kemudian.

Banyak ancaman yang mereka dapatkan, begitu juga caci maki. “Suatu waktu, saya coba buka pintu dan saya berdiri di depan pagar dan ternyata ada debt collector. Saya mendapat perlakuan yang cukup kasar ya dan itu sempat membuat saya trauma.” Jelas Elsye.

“Buat saya, wajar untuk saya merasa takut gitu. Sampai-sampai saya sendiri ga betah di rumah. Saya pergi pagi, bahkan bukan pagi, subuh dan saya harus pulang tengah malam karena saya menghindari itu. Saya berpikir bahwa kenapa di saat saya mau selesaiin baik-baik, pihak bank tidak terbuka sama saya dan sekarang saya harus ngadepin orang-orang yang ga pernah saya pikirkan. Mereka maen datang dan mereka neken saya, bahkan terror dan ngancem saya.” jelasnya lagi.

Depresi tentu juga dialami Nowfree. Dia tidak pernah menceritakan pada istrinya, namun dia pernah ingin menjual salah satu organ tubuhnya untuk membayar hutang tersebut. Ide ini dia dapatkan saat sedang membaca koran dimana banyak orang yang menjual organ tubuhnya.

Nowfree juga sempat mempertanyakan Tuhan ada dimana, kenapa Dia tidak menolong. Kalau Dia ada, kenapa Dia tidak mengatasi masalah yang ada. Akhirnya Nowfree sadar bahwa dia harus berpaut pada Tuhan. Dia pun menyerahkan masalah yang dia ciptakan sendiri ini dengan melakukan saat teduh keluarga. Berat memang, tapi mereka melakukannya. Istrinya pun memaksa agar mereka punya saat teduh keluarga tersebut.

“Ketika kami sedang berada di dalam tekanan yang berat, kami berpikir bahwa Tuhan tidak ada. Tapi ketika kami tetap terus bertekun, tetap terus berharap sama Tuhan, sekalipun di dalam kekecewaan kami, kami lihat pertolongan Tuhan luar biasa di dalam kehidupan kami dan kami boleh menyelesaikan hutang-hutang kami dengan pihak bank.” Lantas apa yang terjadi?

“Bersyukur karena Tuhan memberikan kami seorang debt collector yang justru memberikan kami jalan keluar bagaimana kami bisa menyelesaikan hutang-hutang kami dengan cara mencicil dan itu kami negosiasikan dengan debt collector.”

“Kami bersyukur bahwa pertolongan Tuhan itu bisa membuat kami mampu sampai hari ini keluar dari masalah hutang.” Jelas Nowfree. “Lewat masalah yang kami lewati kami melihat Tuhan tetap ada dan semua ada di dalam kendalinya Tuhan. Dan secara jasmani kita tidak melihat pertolongan Tuhan tapi percayalah bahwa itu tetap ada di bawah kendalinya Tuhan.” tutup Nowfree yang sekarang sudah terbebas dari jerat hutang yang melilit keluarganya. Minta pada Tuhan, maka Dia akan bebaskan kita dari masalah yang menghimpit.

 

Sumber Kesaksian :

Nowfree dan Elsye Maliangkay

Sumber : V130402103331
Halaman :
1

Ikuti Kami