Sejak kecil Aon Santoso sudah akrab dengan dunia judi yang ia kenal dari mamanya sendiri. Pada awalnya ia suka diajak pergi ke kasino karena ia bisa meminum es shanghai sekenyang-kenyangnya, namun lama kelamaan kecanduan mama terhadap aktivitas itu membuat dirinya justru membenci orang yang melahirkannya tersebut.
Masuk usia 18 tahun, Aon memutuskan berhenti dari sekolah dan masuk sekolah kecantikan terkenal di Indonesia. Selesai menimba ilmu di sekolah kecantikan tersebut, Aon memutuskan membuka salon sendiri dan mengembangkan karir sebagai pembawa acara. Namun di saat ia sedang-senangnya merintis jalan menuju kesuksesan, sang mama mulai meneror kehidupannya dengan cara mengambil uang hasil kerja kerasnya selama ini yang akan digunakan untuk berjudi.
Kekecewaan demi kecewaan ia terus alami. Aon pun mulai merasakan kegamangan akan jati dirinya. Seakan telah kehilangan arah, ia pun mencari kebahagiaan di luar untuk melupakan semua masalah yang dihadapi. Free sex menjadi aktivitas yang kerap dilakukannya setelah itu. Bahkan, ia berhubungan badan dengan teman mamanya.
Tenggelam dalam jerat seks yang semakin mengikat membuat Aon menjadi liar dalam kebahagiaan yang semu. Sampai suatu ketika kenyataan pahit harus ia terima. Salon yang ia jalankan selama ini harus dijual demi untuk menutupi hutang-hutang judi sang mama. Parahnya lagi, ia bahkan diusir oleh mamanya sendiri dari rumah.
Sedih dan putus asa menyelimuti diri Aon. Di pikirannya saat itu pun hanya kematianlah jalan keluar paling tepat dari persoalan yang ia sedang hadapi. Namun percobaan bunuh diri yang ia lakukan ternyata gagal. Tidak tahu harus berbuat apa lagi, ia pun terus berjalan tanpa arah dan tujuan. Sampai tiba di suatu tempat Aon menghentikan langkah kakinya.
Meski berada di luar gedung, hatinya begitu tersentuh dengan satu lagu yang dinyanyikan hari itu. Hanya saja ia ragu apakah mau masuk ke gedung itu atau tidak. Saat mau pergi dari tempat ibadah itu, ternyata ia bertemu dengan kawannya yang beribadah di sana. Kawannya tersebut terus mengajaknya masuk ke dalam gedung dan usaha dia pun berhasil.
Di dalam gereja, Aon merasakan ketenangan. Ia menemukan apa yang selama ini tidak pernah ia dapatkan dari dunia ini. Dengan hati yang hancur, ia pun mengakui dosa-dosanya selama ini dan memutuskan menerima Tuhan sebagai Tuhan dan juruselamat secara pribadi.
Sejak saat itu ia pun bisa mengampuni sang mama yang telah menghancurkan hidupnya. Ketika mamanya sedang sakit, Aon-lah yang bahkan dengan setia terus merawatnya.
Sang mama akhirnya meninggal dunia. Akan tetapi, Aon tidak pernah menyesali keputusannya merawatnya selama ini. Justru ia bersyukur lewat apa yang terjadi, ia menemukan Tuhan Yesus.
“Dengan kehidupan saya saat ini, saya sudah mengenal Yesus, saya sangat bahagia. Dan saya merasakan... Tidak ada orang yang lebih bahagia dari saya," pungkas Aon mengakhiri kesaksian mengenal Tuhan Yesus yang mengubahkan hidupnya.
Sumber kesaksian:
Aon Santoso
Sumber : V140508150736