Konser ‘Menanti Arah’ Glenn Fredly di Istora Senayan, Jakarta (17/10) tidak hanya bercerita tentang pengalaman berkariernya selama 20 tahun berkarya di industri musik Indonesia. Peristiwa memprihatinkan belakangan terjadi di tanah air, tidak luput dari perhatian penyanyi kelahiran Ambon ini.
“Akhirnya aku tiba di sini di lingkungan yang sesak. Tumbuh di atas ketidakpedulian. Kekayaan alam yang diperkosa habis. Pembakaran tempat ibadah. Korupsi yang dihalalkan. Hukum yg menginjak kemanusiaan. Apakah kita menanti arah yang sama,” demikian narasi yang dibacakan Glenn saat menyanyikan lagu Menanti Arah.
Curhat yang dikemas dalam puisi ini dibarengi dengan tayangan siaran berita di televisi yang disatukan dengan layar LED. Semakin menghayati keprihatinannya, penampilan pria kelahiran 30 September 1975 juga diiringi dengan gerak teatrikal yang suram di bawah warna lampu merah darah dari 30 penari latar.
Selain itu, Glenn yang tampil dengan jas berwarna merah juga mengajak audiens nya untuk berdoa bagi korban kabut asap di Kalimantan dan Sumatera. Dan setelah menyelesaikan 3 segmen, 'Film', 'Love Song', serta 'Menanti Arah', konser ditutup dengan lagu Kasih Putih. Didedikasikan bagi orang-orang yang percaya pada perdamaian.
“Sejak musik dimainkan dari awal konser, saya enggak peduli apa agama dan keyakinan kalian. Saya hanya percaya bahwa cinta adalah milik semua orang yang harus dibagi. Kasih harus dibagi,” ujarnya dalam haru.
Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.