Masih Labil? Begini Cara Ajarkan Anak Remaja Kelola Kemarahan
Sumber: www.blacktownsun.com.au

Parenting / 6 August 2015

Kalangan Sendiri

Masih Labil? Begini Cara Ajarkan Anak Remaja Kelola Kemarahan

Lori Official Writer
14518
Setiap orang punya cara berbeda dalam menangani emosi. Beberapa diantaranya akan kehilangan rasa percaya dan kemampuannya sedang beberapa lainnya menjadi lebih tangguh dan bahkan marah. Demikian pula dengan remaja yang masih memiliki gejolak emosi yang belum stabil.

Saat menghadapi kemarahan, remaja akan cenderung mengambil keputusan yang buruk dan mereka harus menanggung risiko dari keputusan buruk itu. Saat marah, remaja akan lebih memilih tindakan kekerasan atas objek kemarahan mereka atau kepada orang lain. Namun orang tua bisa mengambil kendali atas kemarahan yang tidak tepat ini dengan cara mengajarkan kepada anak-anak remajanya bahwa kemarahan yang disertai dengan tindakan buruk adalah keliru.

Remaja yang emosinya meledak seketika sebaiknya diajarkan untuk mengelola emosi mereka dengan cara yang benar. Adapun langkah yang bisa dilakukan orang tua adalah seperti diuraikan berikut ini:

Bantu remaja Anda untuk mengenali tanda peringatan saat kemarahan muncul

Ketika anak remaja Anda memahami tentang kemarahan yang membangun, mereka akan mampu mengendalikan rasa frustrasi yang mucul saat marah tanpa harus dikuasai oleh kemarahan yang meledak-ledak dan membahayakan.

Berikut tanda-tanda saat seseorang mudah marah:

- Kondisi fisik menegang

- Menggertakkan gigi

- Tangan mengepal dan lengan disilangkan

- Suara makin keras dan tampak dingin

- Detak jantung meningkat lebih cepat

- Berkeringat, terutama di telapak tangan

- Menusuk orang lain dengan kata-kata

- Mondar-mandir

- Menjadi sangat kasar

- Kehilangan rasa humor

- Mulai berteriak, menjerit atau menangis

Saat anak remaja Anda mengetahui tanda-tanda di atas, mereka akan menjadi lebih siap mengontrol kemarahan tersebut dengan mengalihkannya kepada hal-hal yang positif dan mengendalikan diri untuk bertindak kasar.

Selain itu, orang tua sangat penting hadir untuk terus memperhatikan perkembangan emosi anak remajanya secara berkala. Anda bisa berbagi dan menguji mereka untuk mengelola kemarahan dengan cara yang tepat.

Mendorong anak remaja untuk mencegah situasi yang membuatnya marah

Situasi dan perilaku orang lain di sekitar memang bisa menjadi sumber pemicu timbunya masalah dan kemarahan. Beberapa diantaranya bisa menjadi sangat marah akibat pengaruh minuman keras, obat-obatan dan kurang tidur. Mungkin juga karena sering diperlakukan dengan tidak baik oleh teman-teman. Remaja putri yang mungkin marah kepada kekasihnya ketika melakukan kesalahan. Semua sumber kemarahan itu bisa dicegah jika anak remaja mampu membatasi diri dan menghindar dari pengaruh tersebut sebisa mungkin.

Anak remaja perlu berjuang untuk tidak tergoda dengan gaya hidup dan pergaulan yang tidak sehat.  Hal ini bisa dilakukan dengan cara berolahraga dengan teratur, tidur yang cukup dan mendapat nutrisi makanan yang cukup. Selain itu, anak remaja juga harus menyadari pentingnya bergaul dengan orang-orang yang bergaya hidup sehat, berperilaku baik dan saling membangun.

Membiarkan anak remaja menguasai emosi dan menanggung risiko dari emosi tersebut

Sulit memang bagi anak remaja untuk mengontrol emosi, bagaimanapun, kedewasaan beriringan dengan pertumbuhannya secara fisik dan psikis. Tetapi semua orang diharapkan bisa mengendalikan perilaku mereka dan memilih untuk menghindari kekerasan. Jika remaja tidak membuat pilihan yang tepat, penting bagi orang tua untuk membiarkan anak tersebut menanggung risiko dari tindakan mereka. Saat anak remaja mengalami hal itu, orang tua bisa menjadi pengingat akan pilihan salah tersebut.

Namun apabila kemarahan itu tak lagi terkontrol, segera berkonsultasi dengan pakar anak dan keluarga untuk mendapat teknik-teknik yang bisa dilakukan untuk membantu anak lepas dari perilaku tersebut.

Sumber : Parentingteens.about.com/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami