Setia Sampai Mati

Marriage / 5 June 2015

Kalangan Sendiri

Setia Sampai Mati

Puji Astuti Official Writer
10325
Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel--juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat! (Maleaki 2:15-16 TB)

Dua minggu terakhir Penulis menampilkan sebuah pengajaran (Teaching) yang berjudul "Sebuah Pilihan  Menentukan Kehidupan Atau Kematian" yang ditayangkan hari Jum'at tanggal 22 Mei dan Parenting dengan judul "Inilah Anak-Ku Yang Kukasihi" yang ditayangkan hari Saptu tanggal 30 Mei, 2015. Hari ini Penulis kembali menghadirkan sebuat tulisan untuk pasangan yang telah menikah.

Dari kedua ayat yang penulis kutip dari kitab Maleaki, setiap dari pembaca pasti dapat melihat bahwa dua orang percaya dipersatukan dalam sebuah pernikahan yang kudus agar mereka mendapatkan keturunan ilahi. Karena itu penulis ingin mengajukan pertanyaan yang sangat bermanfaat untuk dapat kita renungkan bersama-sama, yaitu "Apakah yang dikehendaki kesatuan itu?" Pertanyaan ini tercantum dalam ayat yang penulis kutip diatas. Yang mereka kehendaki adalah keturunan ilahi! "Bagaimana caranya mendapatkan keturunan ilahi dari ayat yang tercantum diatas?” Jawabannya sederhana, yaitu dari sebuah pernikahan yang kudus dari dua orang percaya. Pertanyaan kedua adalah, "Apakah yang dibenci Tuhan?” Yang dibenci Tuhan berdasarkan kedua ayat tersebut diatas adalah (1) Perceraian (2) Kekerasan (KDRT). Solusi apakah yang Tuhan berikan untuk mencegah kedua hal yang dibencinya agar jangan terjadi? Jawaban yang diberikan Tuhan sesuai kedua ayat diatas adalah "Jagalah dirimu" yang memberikan pengertian agar kedua belah pihak memiliki pengontrolan diri yang merupakan buah roh seperti yang tertulis dalam kitab Galatia 5:22-23.

Firman Tuhan tidak berhenti sampai kedua pasangan tersebut mendapatkan keturunan ilahi namun Firman Tuhan juga memberikan pengarahan terhadap kedua pasangan tersebut untuk menjaga diri mereka masing-masing agar kedua belah pihak tetap setia satu dengan yang lainnya. Tuhan mengegaskan bahwa Ia membenci perceraian dan masing-masing pihak diperingatkan untuk jangan saling menghianati namun tetap setia terhadap isteri maupun suami dari masa mudanya (bukan isteri muda ataupun suami muda). Dan yang kedua Tuhan mengingatkan agar jangan timbul kekerasan dalam rumah tangga (KDRT); dengan pengertian dari suami dan isteri dituntut untuk saling mengasihi dan dengan demikian membuka hati untuk sebuah dialog yang dapat mengarahkan kepada perubahan dengan jalan memaafkan pihak yang bersalah. Pernikahan merupakan persatuan Dua Orang Yang Tidak Sempurna Sampai Maut Memisahkan Mereka! Bukankah ini merupakan sebuah pilihan?

Tuhan mengatakan Ia membenci perceraian dan Ia juga membenci kekerasan; Tuhan juga menegaskan agar masing-masing pihak tetap setia sampai maut memisahkan mereka. Kalau Tuhan menegaskan bahwa Ia membenci perceraian dan kekerasan, apakah Anda ingin melakukan sesuatu yang Ia benci, yaitu menceraikan pasangan hidup Anda atau berlaku kasar terhadap pasangan hidup Anda? Apakah cinta Anda terhadap pasangan hidup Anda berakhir pada saat keinginan Anda tidak terpenuhi? Jika hal ini yang terjadi, apakah dapat dikatakah bahwa Anda mencintai pasangan hidup Anda? Penulis yakin dalam setiap persoalan yang sedang Anda hadapi selalu ada solusinya; hanya kadang-kadang Anda yang sedang terlibat dalam permasalahan yang ada mengabaikan masalah tersebut atau menunda untuk mencari sebuah solusi yang definitif sehingga masalah yang ada menumpuk dan Anda memusatkan seluruh perhatian, pikiran dan energi Anda pada masalah yang sudah menumpuk tanpa berusaha mencari solusinya dan pada akhirnya Anda mulai saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Apakah perceraian serta kekerasan merupakan solusi dari masalah yang ada?

Penulis mengajak setiap pembaca yang membaca artikel ini, jika Anda sedang menghadapi sebuah permasalahan dalam rumah tangga Anda apapun masalahnya, jangan terburu-buru mengambil pilihan untuk bercerai atau memilih untuk melakukan tindakan kekerasan. Ingatkan diri Anda kenapa Anda memilih untuk menikah dengan pasangan hidup Anda yang ada disamping Anda pada saat ini. Baca kembali janji pernikahan yang Anda berdua ikrarkan dihadapan Tuhan dan hambaNya serta dihadapan segenap sidang jemaat yang ada, apakah yang Anda rasakan? Apakah janji pernikahan yang pernah Anda ikrarkan sudah kadaluarsa dan Anda tetap ingin bercerai? Apakah Anda sudah berusaha secara optimal untuk mencari solusi melalui "Christian Marriage Counselor"? Menurut Anda siapakah yang paling menderita jika Anda memilih untuk tidak berubah sehingga perceraian tidak dapat dihindarkan lagi? Pasangan hidup Anda, Anda sendiri atau anak-anak Anda? Kekerasan dalam rumah tangga? Apakah ini sebuah solusi? Penulis ingin agar Anda dapat merenungkan pertanyaan yang penulis ingin ajukan sebelum Anda mengambil sikap untuk melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga Anda. Pertanyaan penuli adalah, "Apakah seorang Amerika yang tidak dapat berbahasa Indonesia akan segera dapat berbahasa Indonesia setelah Anda menampar, memukul, menendang atau menghajar habis-habisan orang Amerika tersebut"? Kasih adalah sebuah bahasa yang harus dipelajari baik oleh suami maupun isteri. Didalam bahasa kasih ini terdapat kesabaran, pengampunan, belas kasihan dan keinginan untuk tidak menyakiti dalam bentuk apapun (fisik maupun emosionil)!

Dalam hal kekerasan rumah tangga, apakah Anda sudah berusaha mengikuti kelas "Anger Management"? Dalam hal perjudian, pornografi, narkoba, perselingkuhan apakah Anda sudah menghubungi para ahli untuk mendapatkan pertolongan? Apakah Anda memiliki rasa takut akan Tuhan? Jika hati Anda memiliki rasa takut akan Tuhan, penulis yakin Anda tidak ingin mengeraskan hati Anda untuk tetap memilih hidup dalam kekerasan, hidup dalam dosa, dan sebagainya! Sebaliknya Anda akan berusaha untuk memperbaiki perilaku Anda dan memilih untuk mempertahankan keluarga yang ada dan kembali membangunnya dengan segenap kemampuan yang telah Tuhan siapkan bagi Anda berdua.

[kitab]Yakob2:14-26[/kitab] menjelaskan iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Anda tidak dapat mengatakan bahwa Anda sudah berdoa namun Anda tidak mengambil inisiatif untuk berubah sesuai dengan doa Anda dan kemudian Anda melemparkan kesalahan serta tuduhan-tuduhan Anda pada Tuhan. Jika Anda dengan tekad yang penuh sudah memutuskan untuk bercerai, doapun tidak menghantarkan Anda pada kehendak Tuhan karena sesungguhnya Anda sedang mengatakan dalam doa Anda "Kehendak-ku yang jadi!"

Penulis sadar, tulisan ini tidak sempurna, karena masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang masih harus dibahas, namun demikian penulis berharap tulisan yang sederhana ini dapat membantu Anda yang sedang mengalami masalah dan semoga boleh menjadi berkat dalam segala keterbatasan dan kesederhanaan tulisan ini.

Penulis

Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD

Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California

www.rccla.org

Sumber : Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD
Halaman :
1

Ikuti Kami