Kampanye Pembongkaran Salib di Tiongkok Menurun
Sumber: ucanews.com

Internasional / 16 February 2015

Kalangan Sendiri

Kampanye Pembongkaran Salib di Tiongkok Menurun

Theresia Karo Karo Official Writer
6272
Laporan dari Christian Solidarity Worldwide (CSW) mengungkapkan bahwa kampanye anti–Kristen yang sempat berlangsung selama setahun lebih di Tiongkok telah menurun jumlahnya. Sebelumnya, pemerintah Provinsi Zhejiang dilaporkan telah menghancurkan dan menghapus salib di ratusan gereja.

Setidaknya sudah 400 salib dan 35 gereja yang dibongkar di provinsi tersebut. Kepala eksekutif CSW Mervyn Thomas mengatakan, “Meskipun pemerintah Tiongkok mengklaim bahwa pembongkaran gereja tidak ada hubungannya dengan agama, namun secara kasat mata  penghancuran itu ditunjukkan kepada komunitas agama.”

Pihak berwenang di Zhejiang menyatakan bahwa tindakan tersebut dilakukan bukan hanya ditujukan pada bangunan gereja. Namun terhadap semua gedung yang melanggar aturan tentang izin mendirikan bangunan (IMB).

Akan tetapi hal yang berbeda terungkap dari dokumen pemerintah yang bocor di bulan Februari tahun lalu. Kader Partai Komunis di Zhejiang mengatakan bahwa tindakan pembongkaran gereja dan salib merupakan peringatan bagi agama-agama yang berkembang pesat di provinsi Zhejiang.

Penurunan jumlah pembongkaran gereja dan salib mengacu dari laporan CSW. Selama periode bulan April hingga Juli tahun 2014, sudah 230 gereja yang dibongkar. Belakangan di tahun yang sama pada bulan Desember CSW mencatat hanya empat kasus.

Seorang tokoh awam di Zhejiang mengatakan bahwa, “Tampaknya kampanye itu menurun.” Menurutnya, kampanye diganti dengan mengeluarkan peraturan terkait pengaturan salib. “Ukurannya tergantung pada berbagai departemen urusan agama di daerah-daerah,” ujarnya.

Dalam laporan CSW juga tertulis bahwa 100 orang Kristen telah ditangkap, ditahan, dan diperiksa akibat kampanye ini. Selain itu, 35 orang juga mengalami cedera saat berupaya melindungi gereja dari pihak berwenang.

Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh warga Kristen di Provinsi Zhejiang, tetapi juga seluruh Tiongkok. Pembongkaran ini juga sempat menyebabkan kekhawatiran di kalangan orang Kristen. Selain itu meskipun gereja mereka dibongkar, para pemimpin Gereja Katolik dan Gereja Protestan tidak mendapat ganti rugi apapun.

“Kami memperbaharui seruan kami kepada otoritas Tiongkok untuk mengadakan  dialog dengan para pemuka agama, dengan tujuan meningkatkan  rasa saling percaya dan hubungan baik; memberikan instruksi yang jelas tentang proses penerapan izin untuk membangun rumah ibadah; dan membentuk mekanisme pengaduan untuk rumah ibadah yang telah menolak izin untuk dibangun,” papar Thomas.

Sumber : Ucanews/Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami