Waspadai 4 ‘Topeng’ dalam Pernikahan
Sumber: Google

Marriage / 19 January 2015

Kalangan Sendiri

Waspadai 4 ‘Topeng’ dalam Pernikahan

Theresia Karo Karo Official Writer
5931
Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat keluarga yang dibangun dengan topeng-topeng kepalsuan. Sehingga banyak suami dan isteri yang mereka pikir mereka kenal pasangan mereka, namun sebenarnya yang mereka kenal hanyalah “topeng-topeng” pasangan mereka. Apa itu topeng-topeng pernikahan?

'Topeng' Kekuatiran
Topeng yang dikenakan seseorang karena ia takut pasangannya tidak dapat menerima dia jika tahu dirinya yang sebenarnya. Contoh: Ia punya kecenderungan gay atau lesbian, ia pernah melakukan hubungan sex sebelumnya (sudah tidak lagi perawan/perjaka) atau bisa juga seperti ia harus bertanggung jawab terhadap keluarganya, dan lain sebagainya.

'Topeng' Kemunafikan
Topeng yang dikenakan seseorang agar pasangannya menghormatinya dan menganggapnya "hebat," soal kebaikan, kekayaan, pekerjaan, dll.

'Topeng' Kepalsuan
Topeng yang dikenakan seseorang agar ia tidak pernah terlihat 'salah' di hadapan pasangannya. Contoh, saat seseorang berselingkuh, dia akan berasalan sedang rapat dan lain sebagainya.

'Topeng' Kesempurnaan
Topeng yang dikenakan seseorang agar ia selalu kelihatan sebagai pasangan yang baik. Contoh tidak pernah marah, selalu mengalah, selalu mengulurkan tangan. Namun lama-kelamaan menimbun ketidakpuasan dan mencari pelarian yang kemudian membahayakan hubungan suami-istri.

Apa yang menjadi penyebab adanya ‘topeng-topeng’ pernikahan?
1. Adanya konsep yang keliru tentang pernikahan (bahwa pernikahan harus sempurna).
2. Adanya pengalaman-pengalaman masa lalu dalam kehidupan yang tidak dapat diterima.
3. Akibat pola pendidikan yang salah dalam keluarga tentang keterbukaan (bahwa keterbukaan adalah kelemahan).
4. Kekuatiran yang berlebih-lebihan.
5. Ketidakberanian menghadapi kenyataan.

Akibat ‘topeng-topeng’ pernikahan
1. Pernikahan tersebut adalah pernikahan yang semu.
2. Tertutupnya komunikasi.
3. Terjadinya kekecewaan.
4. Tidak adanya kemanisan.
5. Penuh kecurigaan dan rasa tidak percaya pada pasangan.

Membuka ‘topeng-topeng’ kepalsuan
Perlu adanya kesiapan untuk berkomitmen dalam keterbukaan. Karena pada dasarnya, keterbuakan dan komunikasi yang baik antar pribadi dalam memulihkan hubungan yang sempat merenggang.

Disamping itu, kita harus tahu bahwa tidak ada orang yang sempurna. Setiap orang tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga perlu adanya kedewasaan untuk menerima pasangan apa adanya.

Selanjutnya, jangan pernah menutupi satu hal dari pasangan, sekalipun itu adalah hal kecil. Karena masalah kecil itu lama-kelamaan bisa membesar. Masing-masing pribadi harus masuk dan menjadi satu dengan pasangannya dalam pikiran, perasaan, dan kehendak. Ingatlah kebahagiaan ‘topeng-topeng pernikahan’ hanyalah kebahagiaan yang sementara, namun dibalik ‘topeng’ itu ada kehancuran yang sangat menyakitkan banyak orang.

Sumber : Berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami