Seks Pranikah Pengaruhi Kepuasan Hubungan Suami Istri?
Theresia Karo Karo Official Writer
17234
Data yang dihimpun dari Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Julianto Witjaksono mengungkapkan jumlah mengejutkan terkait jumlah remaja yang melakukan seks pranikah. Melalui data yang diperoleh pada bulan Agustus 2014 tersebut terdapat 46% remaja berusia 15-19 tahun yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Dan lebih dari 50% wanita hamil adalah remaja.
Melihat data diatas, kehidupan anak muda masa kini tentu sangat memprihatinkan. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa perilaku tersebut ternyata turut berpengaruh dalam mencapai kepuasan saat menikah. Dilansir dari Dailymail, studi menyatakan perempuan yang belum pernah berhubungan seks sebelum menikah akan lebih bahagia dan merasa puas dalam pernikahannya. Hal yang sebaliknya terjadi saat seseorang yang pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah, biasanya tidak merasakan kepuasan hubungan suami istri saat menikah.
Studi oleh National Marriage Project ini mengungkapkan bahwa perempuan yang pernah berhubungan seks dengan pria lain sebelum menikah, mengaku hanya merasa bahagia sebesar 42%. Diperoleh hasil bahwa wanita yang semakin banyak berhubungan intim dengan pria berbeda sebelum menikah akan semakin menurunkan persentase kebahagiaan setelah menikah.
Studi ini dilakukan selama lima tahun terhadap 1.294 pria dan wanita dengan usia 18-34 tahun. Dalam kurun waktu lima tahun penelitian, sebanyak 418 diantaranya menikah. Dan 23% dari jumlah tersebut mengaku hanya berhubungan seks dengan suami.
Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh pria, karena hal tersebut tidak menjadi patokan kebahagiaannya dalam pernikahan. Sehingga studi ini menyimpulkan bahwa sangat sulit bagi perempuan untuk bahagia secara sempurna dalam pernikahannya bila sudah tidak lagi perawan.
Terdapat dua alasan yang dikemukakan oleh para responden perempuan, yakni merasa bersalah karena pernah berhubungan intim dengan pria yang bukan suaminya. Dan alasan kedua, karena cenderung membandingkan kehidupan seksualnya dengan suami dan pria sebelumnya.
Melalui ini, peneliti tidak lantas menyimpulkan bahwa mereka yang melakukan seks pranikah, dipastikan rumah tangganya berantakan. Namun akan bermasalah dalam memenuhi kepuasan dalam pernikahan.
Salah satu peneliti mengungkapkan, “Banyak orang mengatakan istilah YOLO (you only live once), dan percaya harus melakukan sesuatu saat memiliki kesempatan, dan merasa itu tidak berpengaruh pada masa depan mereka. Namun, berdasarkan penelitian kami, justru apa yang dilakukan dimasa muda berpengaruh pada masa pernikahan mereka.”
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more