"70 persen para suami yang mengunjungi gereja secara rutin menyatakan "sangat bahagia" dalam pernikahan mereka, hal ini dibandingkan dengan 59 persent dari suami yang jarang atau tidak pernah mengunungi gereja." Jelas Wilcox, yang juga menyatakan bahwa hasil studi tersebut mengindikasikan bahwa para istri mengalami kebahagiaan pernikahan yang lebih besar dari pada para suaminya, ketika para suami menghadiri gereja secara rutin.
Hal ini menjelaskan sebuah alasan signifikan yang menyatakan bahwa pasangan yang pergi kebaktian secara rutin sebanyak 35 persen lebih kecil mengalami resiko perceraian dibandingkan pasangan yang tidak.
Selain berpengaruh dengan hubungan suami istri, pria yang memiliki intimasi dengan Tuhan juga memiliki hubunga yang baik dengan anak-anaknya. Para pria ini memiliki keterlibatan yang lebih dalam, dan hubungan yang konsisten dengan anak-anaknya.
Jadi kesimpulan yang diambil oleh Wilcox dari hasil risetnya adalah, ibadah yang rutin bukan hanya memberi pengaruh positif bagi para pria yang juga berperan sebagai seorang suami dan ayah tetapi, "Bukti ini menunjukkan bahwa hubungan dengan Tuhan adalah jawaban dari permasalahan para pria, seperti melarikan diri dari tanggung jawab, atau permasalahan emosional bahkan melakukan kekerasan fisik baik terhadap istri maupun anak. Saya menemukan bahwa seorang pria yang religius, dan memiliki istri yang juga religius (sepadan) memiliki pernikahan yang lebih bahagia, menjadi orang tua yang lebih perhatian dan penuh kasih sayang, dan juga menjadi pria yang setia."
"Latihan
badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena
mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan
datang." Demikian yang ditulis dalam 1 Timotius 4:8. Ibadah itu berguna
dalam segala hal, bukan hanya menyelamatkan kita dari maut dan api neraka yang
kekal, tetapi ibadah itu berguna juga untuk kehidupan di saat ini.
Pergaulan seseorang akan mempengaruhi kehidupannya,
sama seperti pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik, begitu juga jika
seseorang berada dalam lingkungan yang baik, pelan-pelan namun pasti akan
mengikis kebiasaan-kebiasaan buruk orang tersebut. Apa lagi dalam ibadah,
seseorang bukan hanya menjadi dekat dengan sesama orang percaya saja, tetapi
membangun keintiman dengan Tuhan, maka pastinya kehidupannya akan diubahkan.