Sebanyak 4.905 ibu-ibu dinobatkan sebagai pahlawan Ekonomi Surabaya oleh Pemkot Surabaya. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya tidak kenal lelah untuk mengajak dan mendorong semua ibu rumah tangga di Surabaya untuk ikut berperan aktif dalam menghidupkan perekonomian keluarga.
Jumlah tersebut dipastikan akan terus bertambah seiring semakin banyaknya kaum ibu di kota Surabaya yang akan bergabung dalam program Pemkot untuk pemberdayaan kaum ibu sebagai ibu rumah tangga kreatif. Bahkan, ibu-ibu yang selama ini sudah aktif terlibat dalam Pahlawan Ekonomi, diajak untuk lebih meningkatkan kualitas produknya.
Tantangan ke depan, ungkap Risma, akan semakin berat seiring diberlakukannya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dimana negara-negara lain di Asia Tenggara bisa masuk ke Indonesia tanpa halangan. Situasi itu harus disikapi ibu-ibu di Surabaya dengan ikut berperan aktif sebagai penggerak roda ekonomi keluarga.
"Surabaya ini warganya tiga juta lebih. Semuanya butuh makan, butuh sepatu, butuh jilbab. Itu peluang yang harus diambil. Makanya kami harus bisa buat sendiri barang itu. Kalau bergantung orang lain itu namanya dijajah. Makanya warga Surabaya harus jadi menang di kotanya sendiri," kata Risma pada acara Anugerah Pahlawan Ekonomi Surabaya sekaligus perayaan Hari Ibu di Taman Surya, Minggu (21/12).
Dikatakan Risma, jika membandingkan kondisi sekarang dengan empat tahun lalu, terlihat nyata beberapa ibu-ibu pahlawan ekonomi di Surabaya kini mulai menikmati kesuksesan sebagai buah dari kerja keras mereka.
"Coba lihat, di sekitar Taman Surya penuh mobil. Ini beda ketika acara ini digelar empat tahun lalu. Waktu itu masih penuh angkot, bemo dan motor. Sekarang sudah bisa beli mobil," ucap Risma.
Padahal, ungkap Risma, dulunya ibu-ibu pelaku UKM tersebut merupakan ibu rumah tangga biasa yang tidak memiliki skill apa-apa. Namun, karena adanya kemauan untuk belajar dan bekerja keras, mereka akhirnya berhasil.
Oleh karena itu, ajak Risma, bagi ibu-ibu yang belum tergerak, agar mau bergabung menjadi pahlawan ekonomi. Kaum ibu di Surabaya tidak perlu malu, ragu atau takut untuk bergabung.
<!--[if gte mso 9]><xml>