“Mulai SMP saya mulai kenal bisnis asuransi. Saya jualan asuransi juga sempat, jualan MLM juga pernah tapi hampir semua gagal. Baru bisnis saya yang saya mulai berhasil itu di bisnis ikan hias, itu waktu lagi booming ikan Galarupa”.
Awal menggeluti bisnis ikan hias
Kendati awalnya dirinya mengaku bukan penyuka ikan, namun berkat teman dirinya terdorong untuk mencoba. Dirinya mulai mencoba berjualan ikan hias tersebut lewat media online. Tanpa disangka animo konsumen terhadap ikan Garra Rufa cukup tinggi pada saat itu. Memandang besarnya peluang yang ditawarkan bisnis ikan Garra Rufa, mendorong Nicholas untuk memperbanyak varietas ikan jualannya dan secara konsisten diperdagangkan lewat online.
"Saya duitin (ikan), saya jual di kaskus. Karena tren-nya lagi bagus dalam 2-3 jam eh udah laku ikannya. Udah laku tapi masih ada yang nanyain: Masih ada nggak ikan Garra Rufanya. Dan disitu insting bisnis saya mulai timbul,” tutur pengusaha muda dan pemilik usaha ikan hias ‘Akvo Décor Aquarium Gallery’ ini.
Titik terendah dalam hidup
Sebelum mencapai sukses, Nicholas ternyata sempat merasakan sakitnya titik terendah dalam hidupnya saat harus dirinya dinyatakn tidak naik kelas semasa SMA. “Kelas dua SMA saya nggak naik kelas. Itu benar-benar sakit banget. Kenapa? Ada saudara papa yang biayain saya sekolah dan gimana rasanya sih sudah dibiayain sekolah dan nggak naik kelas. Dan saya juga takut kalau sampai keluarga besar tau saya nggak naik kelas saya nggak dibiayain sekolah lagi gimana”.
Saat itu pula Nicholas terpukul menyaksikan kedua orang tuanya menangis karena hanya mengandalkan putra satu-satunya. Perasaan kecewa, malu dan hujan olokan dan hinaan yang diterimanya dari orang lain, Nicholas mulai mencari Tuhan.
"Saya bukan orang yang rohani, saya nggak pernah baca Alkitab dulu saya mulai baca Alkitab lagi. Dan pas baca Alkitab, saya baca cerita tentang Lazarus waktu itu. Baca cerita itu saya benar-benar merasa: ‘Wah Tuhan hari ini saya dibiarin jatuh, hari ini saya boleh gagal tapi saya tahu ini cerita saya bakal sama seperti Lazarus. Saya boleh jatuh Tuhan pasti punya rencana yang besar, saya bakal dibangkitkan ama Tuhan. Itu yang saya pegang betul-betul,” ujarnya.
Proses menjadi eksportir ikan
Berbekal percaya akan janji Tuhan, Nicholas mulai merintis bisnis ikan hias. Dari seorang supplier, kini dirinya sudah menjadi seorang eksportir ikan hias ‘Akvo Décor Aquarium Gallery’ dengan omset jutaan rupiah. Tak gampang, sebab awal merintis pun Nicholas sempat mengalami kegagalan. Sebagai anak muda yang minim pengalaman, Nicholas dituntut untuk belajar dan memulai dari nol sebagai supplier eksportir.
“Sukses perlu proses, sukses perlu perjuangan. Dari situ saya mulai bertahap. Pertama saya mau jadi eksportir, saya nggak langsung jadi eksportir. Tapi saya jadi supplier eksportir dulu. Udah cukup mapan, nah baru pelan-pelan Tuhan buka jalan saya bisa jadi eksportir”.
Berkali-kali Nicholas tetap memegang janji Tuhan dalam hidupnya bahwa dirinya akan menjadi orang besar dan diangkat Tuhan. Tak peduli dengan anggapan negatif dari sekitar bahwa mimpinya sebagai eksportir sulit dan terlalu besar. Sebab anggapan itu terpatahkan dengan pembuktian bahwa dirinya bisa. “Momen-momen paling bahagia dalam hidup saya itu, ketika saya berhasil membuktikan apa yang orang lain bilang saya nggak mungkin melakukannya”.
Kisah sukses Nicholas Kurniawan pun telah menjadi inspirasi bagi banyak anak muda. Ia mengajarkan bahwa tak peduli sebesar apa mimpi yang kita punya sebab dengan mengandalkan Tuhan dan setia mengikuti prosesnya tahap demi tahap, niscahaya sesuatu yang tampaknya mustahil akan menjadi kenyataan.
Banyak orang sukses karena berkat (tiba-tiba sukses) tapi berapa lama dia sukses tergantung karakter dan integritas. ~ Nicholas Kurniawan.
Sumber : Nicholas Kurniawan