Pernikahan ‘Happily Ever After’ Hanyalah Mitos Belaka
Sumber: www.iwantcovers.com

Marriage / 25 November 2014

Kalangan Sendiri

Pernikahan ‘Happily Ever After’ Hanyalah Mitos Belaka

Lori Official Writer
5513
Hampir setiap dongeng atau cerita percintaan, tak peduli dengan plot dan konflik akan   selalu berakhir dengan ' 'Happily Ever After’. Seperti kisah Cinderella, yang masih single dan sendiri, berjuang untuk bertahan hidup di bawah kebencian ibu tiri lalu sosok pangeran tampan hadir sebagai penyelamat. Snow White, bersembunyi di hutan dengan tujuh kurcacinya, sampai dia bertemu dengan cinta sejatinya.

Dan masih banyak kisah dongeng serupa yang menanamkan mitos-mitos pernikahan yang bahagia belaka, namun sebenarnya keliru saat banyak pasangan menikah yang percaya bahwa pernikahan adalah kebahagiaan tanpa akhir. Mari mengoreksi beberapa mitos-mitos pernikahan yang pernah kita dengar dan kita percayai itu.

#1. Pandangan keliru bahwa cinta sejati akan datang seiring dengan tantangan, lalu muncullah cinta dan berakhir ‘Happily Ever After’

Meski kisah cerita imajinasi ini sangat digemari oleh anak-anak, namun pandangan yang menanamkan kisah cinta demikian dalam kehidupan akan mempengaruhi budaya dan harapan kita bahwa pernikahan akan didasarkan pada cinta sejati yang mampu mengalahkan semua masalah dan rasa sakit dalam kehidupan.

Realitanya, pernikahan adalah awal dari bagaimana suami/istri semakin saling mengenal dan berupaya menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Akan ditemui banyak pergesekan di sana, apakah itu pilihan, karakter, atau masalah yang berasal dari luar.

#2. Hubungan tidak dapat mengatasi masalah, mengobati luka dan mengisi harapan karena mereka tidak dimaksudkan untuk itu

Mitos bahwa semua perjuangan dan tantangan akan teratasi dalam dekapan kasih adalah keliru. Kebenarannya adalah bahwa perjuangan akan selalu menjadi bagian dari kehidupan. Sementara kita adalah bagian dari dunia ini, kita akan selalu terkena konsekuensi dari dosa dan rasa sakit. Dan kadang-kadang konsekuensi itu sangat sulit dan berat.

Hubungan itu terjalin antara dua manusia yang tidak sempurna. Dan ketidaksempurnaan itulah yang akan membuat gesekan dalam hubungan setiap hari. Kita mungkin bisa menutup mata sebelum mengambil keputusan untuk mengambil komitmen dalam pernikahan. Sangat mudah membayangkan sebuah dunia yang penuh kenikmatan, hidup bahagia selamanya sementara lupa bahwa pernikahan berjalan dalam rutinitas kehidupan sederhana yang dibalut dalam komitmen luar biasa.

#3. Pernikahan bukan masalah ‘Happily Ever After

Pernikahan bersinggungan dengan perasaan dan pengorbanan. Kedua hal ini sangat menentukan kebahagiaan dalam pernikahan. Apakah Anda lebih memilih mementingkan diri sendiri, memilih berdamai atas kebenaran atau mengontrol keintiman. Hal-hal ini yang mengajar suami/istri untuk dapat saling mencintai dengan cara yang mereka tak pernah bayangkan. Pernikahan itu indah karena akan selalu diwarnai dengan masa-masa susah dan senang, sedih dan bahagia. Namun setiap momen ini seharusnya diikuti oleh sikap mengampuni, bersyukur, akrab dan saling mengasihi.

#4. Kebahagiaan tidak dibatasi oleh hubungan duniawi kita

Pernikahan tidak menawarkan kebahagiaan tiada akhir. Tetapi lewat pernikahan Anda akan belajar bagaimana benar-benar mencintai tanpa batas. Sebab cinta sejati bukanlah   happy ending kehidupan Anda, sebaliknya awal dari pembelajaran cinta yang lebih besar.

Sumber : Truelovedates.com/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami