Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis
Setiap orang tentu berharap ingin mencapai kemakmuran dan kesejahteraan hidup. Hal itu bisa didapatkan dari kenaikan jabatan dan pangkat, popularitas yang tinggi serta uang berlimpah. Dan salahkah apabila kita ingin sukses, bertambah kaya atau popular? Tentu saja tidak karena Tuhan menghendaki setiap orang berhasil, sukses dalam pekerjaan, pelayanan dan aspek hidup lainnya.
Namun di sisi lain kesuksesan justru menjadi kejatuhan banyak orang karena iblis sangat senang bermain-main di area ini. Ibarat memasang perangkap tikus, kita akan cenderung menggunakan umpan yang nikmat dan mampu menggugah selera si tikus, misalnya keju, ikan atau potongan makanan lain. Cepat atau lambat tikus akan terjebak masuk ke dalam perangkap karena dikalahkan oleh keinginannya. Seperti itulah jebakan iblis saat hendak memancing perhatian manusia dengan jebakan yang terlihat indah, menarik dan nikmat. Harta, kekuasaan dan popularitas merupakan tiga hal yang paling potensial untuk menghancurkan manusia.
Perangkap ini pula yang dilakukan oleh iblis kepada Yesus di padang gurun. Dalam Lukas 4: 1-13, dituliskan bagaimana iblis bekerja menggunakan ketiga hal itu sebagai perangkap.
1. Harta kekayaan
“Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: Jika engkau Anka Allah, suruhlah batu ini menjadi roti” (Lukas 4: 3). Batu menjadi roti adalah bentuk jebakan iblis dengan memanfaatkan salah satu hal yang paling diinginkan manusia, yaitu harta yang dapat menjadi solusi atas beragam persoalan hidup seperti memenuhi kebutuhan jasmani. Dan iblis mampu memberi segala kebutuhan itu, tetapi semua itu hanyalah jebakan karena tujuannya adalah untuk menjatuhkan manusia.
Tetapi Yesus menyikapi tawaran iblis dengan jawaban, manusia tak hanya hidup dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Lukas 4:4, Matius 4:4). Yesus memebri pemahaman bahwa harta bukan segalanya. Makanan mungkin mengenyangkan, tetapi hanya untuk sesaat lalu sebentar kemudian kita lapar lagi. Kita dituntut untuk hidup berazaskan firman Tuhan, dengan mendengar, merenungkan dan melakukan secara nyata dalam hidup.
2. Kekuasaan
Saat jebakan harta akhirnya gagal, maka iblis melancarkan strategi berikutnya, yakni kekuasaan (Lukas 4: 5-7). Dalam realita zaman sekarang, sebagian besar orang akhirnya hancur bukan saat mereka tengah hidup susah, tetapi justru ketika mereka memiliki kekuasaan. Hal ini nyata dialami oleh para koruptor yang telah divonis terbukti melakukan tidakan pencurian uang. Hal ini menjadi bukti bahwa saat manusia haus akan kekuasaan, disitu pula kita memberikan sebuah ruang bermain yang sangat luas bagi iblis dalam diri kita.
Untuk jeratan ini, Yesus menjawab si iblis dengan ungkapan, “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dai sajalah engkau berbakti (Lukas 4: 8). Banyak orang yang menganggap bahwa harta dan kekuasaan akan mampu membawa mereka masuk ke dalam kebahagiaan yang sempurna, menjamin hidup mereka sepenuhnya. Tetapi Yesus menegaskan bahwa hanya kepada Tuhan sajalah kita berbakti. Bukan kepada jabatan, status, harta atau segala keindahan dan kesempurnaan yang ditawarkan dunia.
3. Popularitas
Untuk kedua kalinya, iblis pun gagal dengan jeratan keduanya. Lalu kembali menggencarkan jebakan ketiga yakni popularitas (Lukas 4: 9-11). Iblis bicara soal tawaran akan popularitas. Betapa seringnya orang lupa diri ketika terkenal lalu kemudian hancur berantakan karena secara mental dan rohani mereka belum siap untuk itu. Popularitas melahirkan kesombongan yang membuat manusia jatuh dan kehilangan kasih Tuhan. Iblis sangat senang menyerang titik lemah manusia ini. Namun Yesus kembali menyanggah si iblis dengan perkataan, "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu (Lukas 4 12)”.
Ketiga jebakan inilah yang menjadi titik kelemahan manusia, dan tak sedikit darinya terjebak dan mengalami kehancuran. Meskipun Tuhan tetap menghendaki manusia menjadi pribadi yang kaya, berkuasa dan populer, tapi kita wajib mengoreksi jalan yang kita gunakan untuk mencapai tujuan itu. Dan Tuhan sendiri sudah memberitahukan jalan mana yang sebenarnya harus kita ambil. Manusia diminta untuk setia mendengar perintah Tuhan, tidak menyimpang ke kiri dan kanan (Lukas 4: 13-14).
Tuhan kita kaya dalam segala kepunyaan-Nya, dan segalanya dapat ia sediakan apabila kita mempergunakannya menjadi berkat bagi banyak orang. Menjadi kaya, terkenal dan berkuasa tidak salah, tetapi adalah penting bila ketiga hal itu dipergunakan menjadi saluran berkat bagi orang lain. Jangan sampai tergiur dan lebih tertarik kepada siasat-siasat iblis atas segala kenikmatannya yang fana, sebab kerugian besar karenanya akan ditimpakan kepada hidup kita.
Sumber : RH Online/jawaban.com/ls