Kerap Judi dan Selingkuh, Mesak Bertobat Demi Anak
Theresia Karo Karo Official Writer
10971
Kehidupan seorang Mesak Adu sebelumnya sangat akrab dengan perjudian dan wanita. Kedua hal ini menjadi kesenangan setiap harinya, bahkan ia rela menghabiskan gajinya untuk berjudi. Inilah yang seringkali memicu pertengkaran di rumah tangganya. Istrinya bertanya mengenai uang belanja, tetapi semua telah habis di meja judi. Meskipun bertengkar, tetap saja hal ini tidak diambil pusing olehnya. Pak Mesak lebih memilih acuh dan tidak peduli. Istrinya, ibu Maria Agustina sangat sedih. “Saat tahu gaji bapak habis untuk judi, saya marah. Karena uang itu akan saya pakai untuk bayar hutang, tahu-tahu engga ada.”
Keesokan paginya ibu Maria kembali menanyakan hal yang sama, dan tanggapan yang sama yang didapatkannya. Perasaan menyesal itupun muncul dan sempat dia berpikir untuk pergi dan meninggalkan suaminya, meskipun diakuinya sendiri bahwa dia tidak memiliki tempat tujuan lain. Tidak berhenti di situ, Pak Mesak kemudian menjalin hubungan dengan wanita lain. “Wajahnya yang cukup cantik membuat saya sempat selingkuh kurang lebih selama 1 hingga 2 tahun.” Baginya saat itu tidak ada yang salah bila dia memiliki dua istri.
Hingga satu saat pak Mesak bahkan berani membawa wanita tersebut ke rumahnya dan bertemu dengan istrinya. Dia mengenalkan simpanannya sebagai saudara sepupu yang baru datang dari kampung. Tidak curiga, ibu Maria menerima wanita tersebut dengan sopan di rumahnya. Suaminya mengatakan bahwa dia ingin membantu wanita tersebut untuk mencari tempat tinggal.
Awalnya tidak ada kecurigaan tetapi kemudian ibu Maria mulai merasa aneh kala melihat suaminya jarang pulang saat mengantar wanita tersebut. “Saya mulai curiga dalam hati. Berpikiran apa ini pacarnya atau siapa?” Apalagi sebelumnya ibu Maria tidak pernah bertemu, tetapi suaminya berhasil meyakinkannya. Kecurigaan masih tetap menghantuinya, ibu Maria kemudian meminta suaminya untuk mengantarkannya ke rumah wanita tersebut.
“Jadi saya pergi ke cikampek dan ditunjukinlah rumahnya. Memang perempuan itu kalau saya datang dengan suami saya. dia seolah-olah kaya malu. Tapi waktu kepergok berbicara ke suami saya, dia justru terlihat manja, layaknya suami istri.” Walaupun sudah semakin jelas terbukti, tetapi tetap saja suaminya tidak mengaku.
Rumah tangga pak Mesak kerap dirundung masalah. Bahkan pembicaraan untuk bercerai juga sempat diutarakan Pak Mesak kepada istrinya. Hal ini dipicu karena keluarganya yang tak kunjung dikaruniai anak laki-laki. Mendengar hal itu ibu Maria yang sedang hamil hanya bisa menangis dan berdoa. “Saat itu juga saya terus sakit, panas dingin. Dan pada saat dia mengatakan akan bercerai, ada rasa takut, was-was, bagaimana nanti.” Sembilan kemudian ibu Maria melahirkan dan kembali dikaruniai anak perempuan.
Saat mengetahui itu, Pak Mesak sempat merasa kesal. Saat itulah dia berdoa kepada Tuhan. Pak Mesak menanyakan pada Tuhan, apa karena dosanya maka Tuhan tidak mengaruniakan keluarganya seorang anak lelaki. Pada satu ibadah dia melihat anak-anak kecil hingga orangtua sedang berdoa. “Saat saya melihatnya, saya seakan diingatkan kembali bagaimana masa kecil saya.”
Pak Mesak kemudian sadar atas setiap dosa yang dilakukan dalam kehidupannya. “Saya langsung meminta ampun pada Tuhan. Di situ saya menangis dan saya mengatakan ampuni saya Tuhan, ampuni saya.”. Kemudian firman tentang dosa perzinahan, mencuri dan berdusta, seakan membuka semua dosanya. Sambil menangis dan meminta ampun, dirinya juga kemudian didoakan oleh Hamba Tuhan tersebut. Dia kemudian mendoakan apa yang menjadi harapannya. Baik itu mengenai keturunan anak laki-laki, dijauhkan dari keinginan berzinah dan meminta kekuatan dari Tuhan untuk meninggalkan judi.
Tuhan tidak pernah ingkar janji, setahun kemudian doanya mulai dijawab. Tuhan menganugerahkan anak laki-laki. Pak Mesak sadar bahwa ini bukan karena kuat gagahnya, tetapi karena kuasa Tuhan yang luar biasa atas hidupnya. Tuhan pula yang mengubahkan hatinya untuk bertobat dengan sungguh-sungguh dan tidak lagi terpengaruh dengan dosa lamanya. Dia sangat bersyukur dengan keluarga yang dimilikinya.
Pak Mesak kemudian mengaku pada istrinya bahwa ia telah berselingkuh dan meminta maaf. Namun pada awalnya ibu Maria sangat berat untuk mengampuni suaminya tersebut. Tetapi lewat doa dan pengertian akan kebenaran, ibu Maria bersedia mengampuni dan memaafkan suaminya. Sejak saat itulah keluarga ini dipulihkan Tuhan, ada damai sejahtera dan kerukunan yang melingkupi mereka.
Mulai saat itulah hubungan yang sangat intim dengan Tuhan terjalin dan saat ini Pak Mesak sering dipanggil untuk menjadi hamba Tuhan dan bersaksi tentang kebenaran firman Allah. “Tidak ada satu manusia di dunia ini, bahkan satu nabi pun tidak bisa menyelamatkan. Hanya Isa Almasih, Yesus Tuhan yang bisa menyelamatkan kita, yang bisa merubah hidup kita dari yang jahat menjadi yang baik,” tutupnya.
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more