Pasar membutuhkan kepastian untuk menjaga kurs rupiah dan indeks saham stabil, hal ini dikemukakan oleh pengamat pasar modal, Purbaya Yudhi Sadewa. Salah satu kepastian yang diperlukan menyangkut politik yang saat ini penuh dengan ketidakpastian bagi pasar.

Jika nanti MPR dipegang oleh Koalisi Merah Putih, koalisi Prabowo, maka ada kemungkinan kinerja atau sejumlah program pemerintah akan terganggu atau tak jalan, menurut Purbaya, dan hal ini akan menyebabkan rupiah dan saham anjlok. "Kalau kinerja pemerintah enggak jalan ya pasar ragu," ujarnya.

Prubaya menilai, pengumuman kabinet pemerintahan Jokowi salah satu cara efektif untuk menormalkan pasar. Jika nanti menteri-menteri yang dipilih Jokowi terutama Menteri Ekonomi sesuai keinginan pasar, maka kondisi rupiah dan saham bisa menguat. Rupiah dan saham makin menguat jika kebijakan yang dikeluarkan menteri bidang ekonomi sesuai.

Menurut Purbaya, disahkannya UU Pilkada dan komposisi pimpinan DPR yang diisi KMP sebelumnya sudah melemahkan rupiah dan saham karena ada keraguan dari pasar. Karena itu, peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) terkait UU Pilkada tersebut, Purbaya melihat dampaknya bagi pasar akan kecil. Jika berhasil, yang menggagalkan DPR pun adalah pemerintahan SBY, bukan Jokowi. Jadi pasar melihat lolosnya UU Pilkada dapat dijadikan ukuran gangguan kestabilan pemerintah ke depan dalam menjalankan program-programnya.