3 Lapis Saham yang Perlu Diketahui
Lois Official Writer
Di dalam investasi saham, ada beberapa istilah yang harus diketahui. Sebutan untuk kapitalisasi pasar
saham masing-masing digunakan istilah lapis pertama, lapis kedua, dan lapis ketiga. Sebutan ini untuk membedakan saham di bursa efek, baik di Indonesia ataupun dunia internasional.
Saham Lapis PertamaSaham lapis pertama disebut juga sebagai saham-saham blue chips. Saham blue chips adalah saham yang digolongkan sebagai saham perusahaan yang unggul. Kondisi ini terjadi ketika perusahaan secara terus-menerus membukukan kinerja keuangan yang relatif bagus, memberikan deviden yang besar melebihi rata-rata deviden seluruh saham yang tercatat di bursa yang sama.
Bursa efek Indonesia mengelompokkan saham-saham blue chips ke dalam daftar indeks saham LQ 45 atau 45 saham terlikuid atau juga diartikan sebagai saham yang paling aktif ditransaksikan. Saham jenis ini biasanya dibeli untuk tujuan investasi jangka panjang. Biasanya saham ini dijual dengan harga yang relatif tinggi.
Saham Lapis KeduaSaham yang juga disebut sebagai mid-cap stocks ini tentu kinerja perusahaannya tidak sebaik perusahaan yang sahamnya dikategorikan blue chips. Deviden yang dibagikan pun pada umumnya kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan sedang dalam tahap pengembangan usaha. Menariknya, saham ini umumnya lebih murah daripada saham blue chips dan berkemungkinan melonjak tinggi.
Saham Lapis KetigaDisebut juga sebagai saham small-cap stocks. Saham ini sedikit sekali membagikan deviden bahkan terkadang tidak membagikan deviden. Sama seperti saham lapis kedua, perusahaan dengan saham lapis ketiga ini sedang mengembangkan usahanya.
Biasanya para investor akan menanamkan modalnya di saham lapis pertama sementara
trading lebih suka bermain di saham lapis kedua ataupun ketiga. Yang perlu dicermati ketika berinvestasi di saham lapis kedua ataupun ketiga yaitu memahami bisnis dan perusahaan yang sahamnya dibeli.
Investor juga banyak yang mengincar saham-saham lapis kedua dan ketiga. Mereka menjadi pemegang saham mayoritas, membenahi perusahaan, menambah modal, mengembangkan jaringan pemasaran, dan memperbaiki laporan keuangan. Ketika perusahaan sudah bertumbuh, harga saham akan naik. Di situlah mereka kemudian menjual saham dan mengalihkan kepemilikannya dengan keuntungan besar.
Sumber : okezone.com by lois ho/jawaban.com
Halaman :
1