Mantan karyawan kontrak Badan Keamanan Nasional AS atau National Security Agency (NSA) Edward Snowden menilai tindakan mata-mata yang dilakukan organisasi tersebut merupakan akibat dari ‘mudahnya dan murahnya teknologi terbaru’, bukan karena berniat melakukan penyadapan.
Dalam rubrik tanya-jawab Ask Snowden yang dimuat dalam situs FreeSnowden.is, Kamis (23/1), Snowden menjelaskan, “komunitas intelijen AS berada pada posisi yang sesuai dengan kebutuhan intelijen kami melalui pengintaian yang ditargetkan—hal serupa yang kami lakukan selama ini—tanpa (bermaksud) beralih ke pengintaian massal di seluruh populasi.”
Oleh karena itu, pembocor dokumen rahasia NSA ini menghimbau agar negara-negara lain, termasuk AS, untuk membuat norma internasional yang baru tentang mata-mata. Norma itu misalnya, penyadapan infrastruktur yang penting seperti stasiun pembangkit listrik atau rumah sakit adalah pelanggaran hukum internasional. Snowden juga menyarankan adanya pembentukan standar keamanan baru yang dibiayai oleh dana global.
“Cara termudah untuk memastikan keamanan komunikasi suatu negara adalah mengamankannya di seluruh dunia, dan itu berarti ada standar yang lebih baik, kriptografi yang lebih baik, dan penelitian yang lebih baik,” tulis Snowden yang kini tinggal di Rusia.
Setelah ia menjadi pengungkap (whistleblower) rahasia-rahasia NSA, Snowden memang tidak berniat kembali ke AS. Statusnya sebagai pekerja kontrak membuatnya tidak mendapat perlindungan di negeri Paman Sam tersebut.
BACA JUGA:
Ide Bisnis Kreatif untuk Pencinta Buku
VIDEO: Demi Kumpulkan Sepatu, Pria Ini Rela Telanjang Kaki 365 Hari
VIDEO: Berdoa Kepada Bapa di Tempat Sunyi
VIDEO: Peringati Epiphany, Umat Ortodoks Masuk ke Sungai
Film Tentang PKI Masuk Nominasi di 2 Penghargaan Bergengsi
Cegah Kedatangan Tikus, Cegah Leptospirosis
Sumber : CBS News/yk