Yoga diketahui dapat memberikan efek rasa nyaman dan ketenangan. Banyak kebudayaan yang menerima yoga, bahkan dalam lingkungan Kristen. Namun, bolehkah orang Kristen melakukan yoga, mengingat adanya dasar-dasar Hindu di dalam praktek tersebut?
Untuk mendalami masalah yoga dan hubungannya dengan kekristenan, Laura Bagby dari CBN.com mewawancarai Laurette Willis. Laurette telah terlibat dalam yoga dan gerakan Zaman Baru (New Age) selama 22 tahun, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk melepaskan ajaran tersebut dan mengikut Yesus Kristus. Laurette kini menjadi pelatih kebugaran tubuh yang mengembangkan PraiseMoves, yang ia sebut sebagai “pengganti yoga bagi orang Kristen”. Dalam latihan rutinnya, Laurette selalu menyertakan ayat-ayat Alkitab.
Mengapa kita harus waspada terhadap yoga
Banyak orang (terutama kaum Barat) yang memuji yoga karena dianggap memberikan kesehatan dan ketenangan batin, namun mereka tidak paham asal-usul praktek ini.
Menurut Laurette, ada bahaya mengintai di balik yoga. “Yoga mengandung postur-postur atau posisi tubuh yang dirancang untuk ditujukan bagi 330 juta dewa-dewi Hindu. Demikian juga postur tubuh dalam yoga—semua posisi itu berfungsi sebagai penyembahan kepada dewa-dewi. Jika Anda melakukan postur-postur tertentu, teknik bernafas, dan meditasi, maka Anda akan diterima oleh dewa/dewi. Ini benar-benar berbahaya,” kata Laurette.
Ada salah satu pelatih PraiseMoves yang pernah berkunjung ke India selama 3 bulan. Selama berjalan-jalan di sana, dia seringkali menyaksikan orang-orang melakukan yoga di pinggir jalan sambil berhadapan dengan patung dewa-dewi.
“ [kitab]0Roma12:1-2[/kitab] mengatakan, kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup kepada Allah,” imbuh Laurette. “Namun dalam yoga kita melakukan postur tertentu untuk mempersembahkan diri kepada 330 juta dewa-dewi, dan ini mengerikan. Jadi, seharusnya kita menghindar dari penyembahan terhadap berhala ([kitab]kisah15:29[/kitab]).”
Dalam yoga, terdapat sebuah tindakan bernama pernafasan pranayama. Kata ‘prana’ berasal dari kata Hindu yang berarti ‘kekuatan kehidupan’—konsep yang sama untuk kata ‘chi’ dalam beberapa seni bela diri. Pernafasan yoga digunakan untuk memanipulasi energi kehidupan tersebut, dan menurut Laurette ini mengandung resiko.
“Ini membahayakan. Jika kita yang telah dibasuh oleh darah Yesus melakukan hal tersebut, maka kita tidak menjadi tandingan bagi musuh di daerah tersebut. Maksudku adalah, seperti apa yang Paulus katakan dalam [kitab]efesu2:2[/kitab], bahwa Setan adalah penguasa kerajaan angkasa. Pernafasan di dalam yoga tidak berkaitan dengan oksigen.”
Hal ketiga yang harus diwaspadai dalam yoga adalah konsep ‘mengosongkan pikiran’ yang bertentangan dengan pengajaran kekristenan. Laurette menjelaskan, “Kita ditransformasi melalui pembaharuan pikiran, bukan pengosongan.”
Saat pikiran dikosongkan, pelaku yoga akan mengalami perjalanan astral (astral travel), dimana mereka akan benar-benar meninggalkan tubuh jasmani mereka. “Saya dulu bertanya-tanya, saat saya meninggalkan tubuh saya, siapa atau apa yang akan tinggal di dalamnya?” ungkap Laurette. Orang Kristen seharusnya ingat bahwa ada Roh Kudus yang berdiam di dalamnya.
Yoga membuka pintu bagi "yang lain"
Sebelum mengenal Yesus, Laurette dan keluarganya tidak pernah mendengar pesan tentang keselamatan. “Kami tidak mengetahui tentang hidup Kristen yang berkemenangan,” ujarnya. “Kami tidak berhati-hati akan penipuan yang terkandung dalam yoga dan hubungannya dengan Hinduisme. Yoga tampak begitu spiritual waktu itu, sehingga dia bisa memenuhi kehampaan dalam jiwa kami.”
“Aku telah menemukan bahwa setiap bagian kehidupan kita yang tidak diberikan kepada kekuasaan Yesus Kristus, akan menjadi pintu terbuka bagi musuh… Kalau aku mengingatnya lagi, praktek yoga telah menjadi pintu terbuka untuk kami masuk ke dalam New Age. Kami mulai mempraktekkan Edgar Cayce, papan Ouija, kristal, dsb,” lanjut Laurette.
Kontroversi 'Yoga Kristen'
Bisakah yoga dan asal-asal religiusnya dipisahkan? Sejumlah pemerhati masalah yoga ketimuran telah mencari jawabannya melalui hatha yoga, karena hatha yoga dianggap latihan fisik yang fleksibel tanpa berhubungan dengan spiritual. Namun Laurette menegaskan bahwa yoga dan Hinduisme tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Di samping itu, tidak ada yang namanya yoga Kristen.
"Yoga Kristen adalah sebuah oksimoron--sesuatu yang saling bertentangan satu sama lain," kata Laurette. "Sama saja seperti mengatakan penganut Buddha Kristen atau Hindu Kristen. Apa yang sebagian orang sedang lakukan adalah berusaha menjadikan yoga sebagai kekristenan. Bahkan orang Hindu sendiri mengatakan bahwa itu tidak bisa dilakukan," lanjutnya.
Laurette meninggalkan yoga dan New Age saat ia bertemu Kristus pada bulan April 1987. Ia juga melepaskan diri dari keterikatan alkohol yang digelutinya sejak berusia 13 tahun. "Apa yang saya cari selama ini melalui New Age, metafisika, dan okultisme, saya temukan di Alkitab--yaitu hikmat Allah. Saya tidak pernah tahu ada begitu banyak hal di Alkitab," kata Laurette.
Dengan pemahaman mengenai yoga seperti ini, orang Kristen seharusnya memikirkan ulang sebelum melakukan yoga. Namun, jika Anda sebagai orang Kristen merasa baik-baik saja untuk melakukan yoga karena Anda cukup kuat untuk tidak menjadi korban penipuan spiritual/rohani dan Anda menikmati benefitnya bagi kesehatan, Laurette tetap memohon agar itu dipikirkan dengan serius. Bagaimanapun juga, Anda harus mempertimbangkan orang yang lahir baru atau Kristen yang imannya lebih lemah, saat mereka melihat Anda melakukan yoga. Jika Anda melakukan yoga atau mengikuti klub kelas yoga, mereka akan terinspirasi untuk melakukannya juga, dan itu kemungkinan membuat mereka menjauh dari Tuhan.
Sumber: Laurette Willis seperti dituturkan kepada Laura Bagby, CBN.com
BACA JUGA:
Yoga, Haram bagi Kristen atau Tidak?
Bolehkah Orang Kristen Bermeditasi?
Meditasi, Saat Perenungan Berfokus pada Tuhan