Sebelum berbicara jauh tentang pengaruh inflasi terhadap investasi, mari kita perjelas terlebih dahulu tentang definisi inflasi. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum atau keseluruhan secara terus-menerus dan berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan berbagai faktor.
Inflasi bukanlah saat harga-harga barang yang Anda konsumsi naik. Kenaikan harga di pasar atau toko dan juga kenaikan harga listrik atau bensin, tidak bisa dikatakan sebagai inflasi. Kebutuhan bahan pokok dan juga bensin dipengaruhi oleh permintaan dan juga persediaan barang. Jika kenaikan bukan karena kelebihan suplai uang dipasaran tetapi lebih disebabkan oleh aturan yang buruk, contohnya seperti kenaikan harga bawang dan daging sapi saat ini, hal ini belum bisa dikatakan sebagai inflasi.
Inflasi terjadi saat dipengaruhi oleh goncanganya sebuah perekonomian, termasuk didalamnya kenaikan harga yang terjadi berkesinambungan. Naiknya inflasi tentu akan mempengaruhi naiknya biaya hidup. Namun tidak semua inflasi buruk, dalam batasan tertentu inflasi dapat berdampak positif bagi perekonomian. Bank sentral di setiap negara, jika di Indonesia adalah Bank Indonesia biasanya menargetkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang normal adalah antara 2% hingga 3%, tidak pernah 0%.
Pertanyaannya tentu seberapa besar dampak inflasi terhadap investasi kita? Hal ini sangat penting jika berkaitan dengan investasi jangka panjang seperti pensiun. Dampak inflasi terhadap investasi tergantung jenis investasi kita. Jika Anda melakukan investasi saham, jangan pernah panik saat inflasi naik tinggi. Menjual infestasi Anda hanyalah akan memperburuk keadaan. Uang tunai adalah pilihan buruk saat terjadi inflasi, jadi tetaplah tenang hingga inflasi berlalu. Tapi investasi itu akan rugi! Benar, tapi kerugian akan lebih besar jika Anda menjualnya saat terjadi kepanikan karena inflasi.
Mereka yang paling buruk terkena dampak inflasi adalah yang berinvestasi dalam instrumen yang berpendapatan tetap. Jika Anda investasi 1 juta rupiah dengan bunga 10% pertahun, maka Anda akan mendapat 1,1 juta. Namun karena dampak inflasi, walau jumlah bunga tidak berubah, jumlah bunga yang 10% jika inflasinya adalah 6% maka keuntungan Anda hanya 4%(10%-6% = 4%).
Untuk menyiasati inflasi, berikut adalah beberapa langkah investasi yang bisa Anda lakukan :
1. Kurangi uang tunai yang Anda pegang dan alihkan pada portfolio.
2. Bagilah investasi Anda dalam beberapa instrumen investasi dan juga bila bisa lakukan diversifikasi secara internasional atau di beberapa negara yang berbeda. Alasannya karena tingkat inflasi setiap negara tidak pernah sama, jadi hal tersebut mengurangi resiko Anda mengalami kerugian besar.
3. Investasi dalam mata uang asing. Jika kita tinggal dalam sebuah negara yang sering mengalami inflasi yang cukup tinggi, maka pilihan untuk investasi di beberapa mata uang asing bisa menjadi pilihan bijak. Namun kembali lagi, hati-hati memilih mata uang asing dan perhatikan kondisi perekonomian negara tersebut. Sebab jika tidak, bukannya untung malah buntung loh.
Inflasi di Indonesia pada tahun 2012 lalu rata-rata mencapai 4,3%, dan di awal 2013 ini naik hingga 5,9% di bulan Maret. Hal ini tentu bisa menjadi acuan bagi kita untuk memilih investasi, terlebih dengan ganjang-ganjing politik dan juga perekonomian. Sukses untuk Anda smart investor.
Baca juga artikel lainnya :
Harga Bawang Putih Rp 100.000 per Kg
SBY: Tahun 2011 Penduduk Miskin dan Inflasi Turun
5 Makanan Yang Dapat Menurunkan "Kolestoral Jahat"
Wanita Pertama Yang Melihat Yesus Bangkit
Cara Didik Anak Meski Tinggal Berjauhan
Kunci Sukses Mengelola Keuangan dan Bebas Dari Rentenir!
Sumber : Berbagai sumber | Puji Astuti