Berbagai tawaran investasi yang menjanjikan imbal balik tetap dan keuntungan yang tidak wajar marak di pasaran. Tetapi tidak sedikit dari tawaran investasi tersebut ternyata merupakan modus penipuan, bahkan telah memakan banyak korban dan menimbulkan kerugian dari milyaran hingga triliunan rupiah.
Pada akhir bulan Februari 2013 lalu perusahaan investasi emas Raihan Jewellery cabang Surabaya dilaporkan oleh nasabahnya karena tidak bisa menepati janji yaitu memberikan imbal hasil 3-5 persen perbulan. Keuntungan itu biasanya dibayarkan rutin sejak tahun 2010 lalu, namun berhenti pada bulan Januari 2013.
Selain Raihan Jewellery yang masih dalam tahap penyelidikan, berikut adalah daftar perusahaan investasi yang telah merugikan banyak nasabahnya:
Investasi Agrobisnis
Qurnia Subur Alam (QSAR)
Jumlah nasabah: 6.800 orang/lembaga
Jumlah kerugian: Rp 467 miliar
Add Farm
Jumlah nasabah: 8.500 orang
Jumlah kerugian: sekitar Rp 544 miliar
Koperasi Langit Biru
Jumlah nasabah: 115.000 orang
Jumlah kerugian: Rp 6 triliun
Investasi Komoditas dan Valuta
Sarana Perdana Indoglobal (SPI)
Jumlah nasabah: 3.401 orang
Jumlah kerugian nasabah: Rp 1,5 triliun-Rp 3 triliun
Wahana Global Bersama
Jumlah nasabah: 11.500 orang
Jumlah kerugian: Rp 3,5 triliun-Rp 7 triliun
Gama Smart
Jumlah nasabah: +/- 10.000 orang
Jumlah kerugian: sekitar Rp 12 triliun
Investasi Emas
Raihan Jewellery (Dalam penyelidikan)
Jumlah nasabah: -
Kisaran dana yang terkumpul: Rp 13,2 triliun
Gold Traders Indonesia Syariah (GTIS) (Dalam penelidikan)
Jumlah nasabah: -
Prediksi dana yang terkumpul: -
Virgin Gold Mining Corporation (VGMC)
Kisaran jumlah nasabah: 40.000 orang
Prediksi dana yang terkumpul: Rp 500 miliar
Pohon Mas
Jumlah nasabah: 24.398 orang
Jumlah kerugian: sekitar Rp 574,10 miliar
Sebelum memutuskan untuk investasi, disarankan untuk mengetahui seluk beluk jenis investasi yang diinginkan. Kurangnya pengetahuan mengenai investasi yang diambil akan membuat investor kecewa saat menemukan ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Terlebih jika ada yang menawarkan keuntungan yang tidak wajar, hal tersebut patut diwaspadai.
Baca juga artikel lainnya :
Petir Datang, Migrain Menyerang
Kisah Paus Benediktus XVI dan Dua Artis Bernama Susan
Sumber : Kompas.com | Puji Astuti