Aha Daeng Kulle, Nabi Palsu yang Ditembak Mati Polisi

Nasional / 10 May 2011

Kalangan Sendiri

Aha Daeng Kulle, Nabi Palsu yang Ditembak Mati Polisi

Lois Official Writer
8872

Memang benar akhir zaman sudah dekat, apalagi dengan banyaknya nabi-nabi palsu yang bermunculan. Di Indonesia pun banyak nabi palsu yang muncul, salah satunya adalah Aha’ Daeng Kulle. Polisi terpaksa menembak pimpinan aliran Ahad Soht ini setelah ia membacok dan menikam anggota polisi, Aipda Abdulrahim hingga tewas dengan sadis. Tak hanya menewaskan dua orang, bentrok antara polisi dan warga juga melukai enam orang lainnya, tiga polisi dan tiga pengawal Daeng Aha’.

Dua dari tiga pengawal tersebut yang bernama Mukhtar (20) dan Ruslan (19) saat ini dirujuk ke Makassar. Mereka sebelumnya sempat menjalani perawatan di Poliklinik Polres Maros sekitar 8 jam, namun ternyata kondisi mereka masih labil. “Makanya tadi malam kami langsung rujuk ke RS Bhayangkara untuk menjalani penanganan lebih lanjut,” kata AKBP Ferdinan Pasaribu kepada Vivanews. Untuk sementara, mereka tidak bisa dimintai pertanggungjawaban.

Kejadian yang berlangsung di Maros, Sulawesi Selatan ini memang salah satu dari banyak kericuhan yang disebabkan karena aliran sesat. Untuk diketahui, aliran Ahad Soht dikembangkan di wilayah Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. Pengikutnya sekitar 50 orang yang terdiri dari anak-anak hingga orang tua. Aliran ini mengakui dirinya sebagai salah satu aliran dalam agama Islam tapi menurut Ketua MUI Maros, KH Sahabuddin, aliran tersebut sesat dan melenceng jauh dari ajaran agama Islam.

Kenapa demikian? Aliran itu saat membaca Al Fatihah tidak lengkap dan dicampur dengan bahasa Makassar (padahal umat Islam membacanya dalam bahasa Arab). Cara beribadahnya juga aneh, karena bersemedi, bergoyang-goyang, dan meraung-raung. Aliran ini juga hanya melakukan salat dua kali yaitu dzuhur dan azar. Yang dinilai MUI paling janggal, aliran ini mengajarkan masih adanya Tuhan di atas Allah dan melarang jemaahnya membaca Alquran.

Di Indonesia yang merupakan berpenduduk mayoritas beragama Islam ini, mengalami goncangan. Indonesia begitu memerlukan kebenaran Firman Tuhan. Memang di akhir zaman yang banyak penyesatan ini, kita harus berhati-hati. Kiranya banyak jiwa yang terselamatkan dari penyesatan-penyesatan yang ada.

Sumber : vivanews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami