Sebuah bahan kimia yang terkandung di dalam coklat dalam waktu dekat akan dijadikan obat batuk yang mengobati batuk berkepanjangan, ujar para ilmuwan.
Para ilmuwan sedang melaksanakan tahap akhir uji klinis dari sebuah obat yang mengandung theobromine, kandungan yang terdapat di dalam coklat maupun tanaman coklat.
Para pengembang di Inggris mengatakan obat tersebut akan beredar di pasaran dalam dua tahun ke depan.
Setiap tahun di Inggris diperkirakan 7,5 juta orang menderita batuk berkepanjangan – batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu.
Kebanyakan obat-obatan saat ini digunakan untuk mengontrol gejala batuk yang berbasis pada candu seperti obat batuk yang mengandung kodein, yang termasuk jenis narkotika.
Badan Regulasi Produk Kesehatan Dan Obat-obatan Inggris mengatakan bahwa mereka yang berusia di bawah 18 tahun tidak boleh mengkonsumsi obat batuk yang berbasis koderin karena resiko yang akan mereka hadapi lebih besar dibandingkan manfaatnya.
Kandungan Aktif
Para ilmuwan mengatakan pengobatan dengan theobromine baru ini seharusnya dapat mengatasi masalah batuk berkepanjangan. Dan tidak memiliki rasa sama sekali sehingga dapat digunakan oleh mereka yang tidak menyukai coklat.
Theobromine diperkirakan bekerja dengan menghambat pembakaran yang tidak seharusnya dari saraf vagus, yang merupakan penyebab utama dari batuk berkepanjangan.
Tahap akhir pengujian obat ini akan dimulai dalam beberapa bulan mendatang.
Obat ini akan dinamakan BC1036, dan sedang dikembangkan oleh perusahaan swasta Inggris SEEK.
Manfred Scheske, CEO dari Consumer Health SEEK mengatakan, “Saya sangat senang untuk mengumumkan perkembangan dari uji coba tahap akhir BC1036, yang memiliki potensi mengobati batuk berkepanjangan dengan efisien dan akan sangat bermanfaat bagi para penderita batuk berkepanjangan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.”
Profesor Alyn Morice dari klinik Hull Cough mengatakan sebuah kebutuhan untuk mengadakan sebuah pengobatan baru.
“Ribuan orang di Inggris menderita batuk berkepanjangan, dan karena kekurangan obat-obat opioid seperti kodein, kita sangat membutuhkan pengobatan tanpa opioid dan mengembangkan secara drastis perihal efeknya terhadap pasien.”
Sumber : saidaonline