Saking besarnya pecahan rupiah yang beredar saat ini, mata uang rupiah termasuk lima besar dari 10 alat tukar yang tidak berharga di dunia. Saat ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mencapai kisaran Rp 9.000. Nilai ini sepertinya tidak bernilai bila dibandingkan dengan mata uang negara lain yang masih sekawasan seperti ringgit sebesar 3,16 per dolar, Bath Thailand 32,205 per dolar, peso Philipina 45,115 per dolar, serta dolar Singapura hanya 1,351 per dolar AS.
Bila dibandingkan dengan negara lain di dunia, maka nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika ini sama seperti nilai tukar negara-negara miskin di benua Afrika. Oleh karena itulah mata uang rupiah ini masuk dalam 10 uang sampah (garbage money) karena dianggap sudah sangat tidak bernilai. Hal ini diungkapkan oleh pengamat pasar uang, Farial Anwar.
Diharapkan dengan adanya redenominasi dari Rp 1.000 menjadi Rp 1, maka nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika nantinya akan setara dengan Rp 8,9. Bandingkan dengan nilai tukar saat ini yang mencapai Rp 8.900. Transaksi pun untuk ke depannya akan menjadi lebih efisien.
Contoh konkrit yang menunjukkan keefisienan redenominasi adalah saat penghitungan Anggaran Belanja Negara yang mencapai Rp 910.000.000.000.000 (15 digit) dengan menggunakan kalkulator. Bayangkan bagaimana para anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Senayan yang kesulitan menghitung karena digit angka di kalkulator hanya sampai 12 digit, terkadang hanya sampai 9 digit.
Transaksi lain seperti membeli mobilpun nantinya hanya membutuhkan beberapa lembar, tidak seperti saat ini yang membutuhkan uang bertumpuk-tumpuk. Biaya operasional moneter juga akan lebih murah karena nantinya untuk mencetak uang tidak akan sebanyak sekarang. Uang yang beredar juga tidak akan sebanyak sekarang.
Berikut adalah daftar mata uang sampah di dunia bila nilai tukarnya dibandingkan dengan dolar Amerika Serikat: