Pornografi Buat Wisnu Intip Wanita Mandi, Tapi Bukan Istrinya
Sumber: jawaban.com

Family / 1 August 2014

Kalangan Sendiri

Pornografi Buat Wisnu Intip Wanita Mandi, Tapi Bukan Istrinya

Puji Astuti Official Writer
21694

Wisnu Prakasa adalah seorang pria yang sudah beristri, namun pesta-pesta, mabuk, dan perempuan lain belum ditinggalkan. Ditambah lagi hobinya dalam menonton film porno. Keterikatan akan pornografi makin meningkat setelah Wisnu mengenal internet.

“Pada saat saya menonton itu, akhirnya, saya jadinya mengharapkan saya bisa melampiaskannya,” ujar Wisnu. Di saat sedang asyik menonton film itu, suatu hari Wisnu melihat pembantu rumah tangganya ke kamar mandi. Dia pun akhirnya mengintip.

Di saat istrinya sedang tidak ada, Wisnu pun mencoba mendekatinya. “Memang seolah-olah dia ngasih signal,” tapi ternyata hal terlarang tersebut tidak terjadi.

Suatu hari, saat istrinya Vonny habis tugas ke luar kota dan dalam keadaan capek berat, Wisnu pun mengajaknya melakukan hubungan intim. Vonny tetap melayaninya, namun pada akhirnya Wisnu menjadi marah, karena seolah-olah Vonny terpaksa melakukannya. Di saat itu, kata-kata kasar pun meluncur. “Di situ saya benci banget. Orang ini egois banget, sudah ga ada tanggung jawab,” ujar Vonny.

Vonny yang merasa Wisnu bukanlah pria yang baik, yang bertanggung jawab, dan sangat egois memutuskan untuk pergi ke rumah orang tuanya dan ingin bercerai. Orang tuanya pun membantu.

“Pada saat istriku meninggalkan, satu dua hari saya merasa biasa-biasa saja. Ah dia juga akan kembali,” ujar Wisnu.

“Seharusnya, secara manusiawi, saya harusnya merasa senang. Terbuka lagi kesempatan saya sebebas-bebasnya mau lakuin, toh ga ada yang saya pertanggungjawabkan. Kalau dulu ada anak istri, saya pergi kemana dugem, saya mesti mikirin pulang. Sekarang siapa yang peduli saya pulang?”

Tapi pada saat itu, Wisnu justru galau berat. Dia juga teringat dengan khotbah-khotbah para pendeta yang pernah dia ikuti tentang bagaimana seorang kepala keluarga harus bersikap. Sikap yang tidak pernah dia lakukan.

Pada suatu hari, istrinya menyampaikan pesan singkat bahwa kalau Wisnu kangen pada anak-anak, dia boleh datang dan melihat mereka.

“Sering sebelumnya dia datang sama saya, doain saya, tapi saya nolak, nolak, nolak terus. Saya ga ngerti gimana satu hari itu, hati saya terbuka, mau mendengarkan apa kata dia.” Ujar Vonny. Tapi lain di hati lain di bibir. Vonny mengatakan bahwa pengadilan sudah mengeluarkan surat perceraian dan dia tak bisa berbuat apa-apa karenanya.

“Terus terang saya kosong ya, saya langsung nge-blank waktu itu. Saya sudah diceraikan. Berarti sudah diketok palu, saya tidak bersatu lagi dengan dia.” Ujar Wisnu.

Ketika Wisnu menerima surat perceraian tersebut dari pengacara, dia katakan, “Ini memang keputusan pengadilan. Tapi kata Tuhan, ‘Siapapun yang sudah dipersatukan tidak dapat dipisahkan oleh manusia.’ Jadi dalam nama Tuhan Yesus aku tolak surat ini.”

Melihat anaknya mengingau menyebut ayahnya, Vonny menyadari sesuatu. “Setelah saya renungkan dari perpisahan ini, saya butuh dia juga. Bukan untuk pribadi saya, tapi untuk anak. Bukan masalah seks, bukan masalah apa, tapi ada sesuatu yang saya merasa kosong, terutama untuk anak-anak saya. Untuk mendidik anak ini, saya merasa ada sesuatu yang saya rasa tak bisa, memang harus ada sama dia, walaupun dulu saya nganggep saya ga perlu dia. Karena saya bisa kok saya hidupin anak, bukan dia kok. Biaya-biaya semua dari saya gitu. Kesombongan sayalah. Tapi saya merasa saya ga boleh sombong, ga boleh egois, saya harus kalahkan itu. Di hati kecil saya, itu begitu kuat. Apapun, saya harus kembali ke dia. Itu yang akhirnya membuat saya kembali kepada suami saya.”

“Saya mengucapkan syukur, saya mengucapkan terima kasih untuk Tuhan Yesus, Pribadi yang telah tebus segala dosa, segala kesalahan saya dan telah pulihkan keluarga kita, kembalikan anak dan istri saya. Dan membuat saya menjadi seorang bapak, seorang suami yang benar. Cuma Dia yang mampu membuat saya seperti ini.”

 

Sumber Kesaksian :

Wisnu Prakasa

Sumber : V140725133022
Halaman :
1

Ikuti Kami