Ingin Kaya Main Saham Tapi Malah Harus Jual Rumah
Sumber: jawaban.com

Family / 26 June 2014

Kalangan Sendiri

Ingin Kaya Main Saham Tapi Malah Harus Jual Rumah

Lois Official Writer
9120

Bong Jun Cion meminjam uang yang tidak sedikit untuk bermain saham setelah menikah. Tujuannya, dia ingin hidup bahagia. Uang itu kemudian dia berikan kepada temannya yang seorang pemain saham. Temannya menjanjikan bahwa kehidupannya pasti berubah, bahkan jika gagal sekalipun, setengah uangnya akan dikembalikan lagi.

Tapi nyatanya tidak. Bukannya untung, dia malah rugi besar-besaran. Dia bahkan harus meminjam kepada kakak perempuannya. Tidak hanya itu, dia pun berusaha menjual rumahnya. “Saya seakan-akan jadi suami yang tidak berguna. Saya telah melakukan kesalahan.”

Jun kemudian mendatangi seorang ‘pintar’ agar rumahnya cepat laku terjual, agar bisa membayar hutang. Jun kemudian dikasih sebotol air putih. Air ini harus dia siramkan pada sekeliling rumah sehingga orang yang melihat rumah itu tertarik untuk membeli.

Rumah belum juga terjual. Cincin pernikahan pun terpaksa digadaikan. Saat uang sisa Rp 7 ribu di kantong, saat itu Jun merasa kehidupan mulai menyiksanya. Belum lagi hutangnya sudah jatuh tempo.

Bukan kebetulan jika suatu hari di tempat kerjanya, dia melihat rekan kerjanya yang kesurupan didoakan oleh rekan yang lain. “Waktu saya melihat orang kesurupan itu didoain ‘dalam nama Yesus, keluar’ itu keluar bener. Terus saya berpikir, ‘Wah, Yesus itu Dia lebih besar kuasa-Nya ya’ saya pikir begitu. Ditambah lagi, sebelum pulang kerja keesokannya, kami diajak berdoa bersama-sama, ‘di dalam nama Yesus’. Saya ikuti gitu, saya doa, saya memejamkan mata.”

Saat Jun memejamkan mata, saat itu ada cahaya terang yang begitu kuat dia rasakan menembak dia. “Saya pikir ini cahaya kali, atau mata saya kurang terpejam. Saya lebih memejamkan mata kuat-kuat dan lebih menundukkan diri. Tiba-tiba cahaya itu kembali menyoroti saya dengan kuat sampai pemimpin doa mengucapkan ‘dalam nama Yesus, amin’ saya ikut amin.” Saat itulah cahaya tersebut hilang.

Namun ada yang baru di dalam hati Jun. Ada perasaan menggebu-gebu untuk mencari tahu siapa itu Yesus. “Saya ingin melihat Dia, saya ingin mencari Dia dimana gitu,” ujarnya. Maka di hari yang sama, malam harinya Jun langsung mendatangi rumah kakak perempuannya, dan sang kakakpun menjelaskan betapa nama Yesus berkuasa.

“Begitu sampai di rumah saya langsung sampaikan keputusan saya kepada istri saya. ‘Saya mau cari tempat ibadah, saya mau mencari Yesus.’”

“Yang benar aja? Ga salah denger saya?” tanya sang istri.

Kemudian Jun mulai menjelaskan kejadian tentang temannya, lalu sang istri kemudian pun menyetujui. Maka mereka pun pergi ke tempat ibadah. “Pada saat kami datang ke tempat ibadah itu, saya tidak bisa lukiskan, itu yang mungkin namanya sukacita kali ya. Rasanya ada kelegaan. Rasa kekuatiran dan ketakutan itu tidak terlintas lagi, rasanya hanya senang dan sukacita gitu.”

“Pada saat saya mendengarkan lagu puji-pujian itu, kok saya nangis ya? Padahal saya ga sedih?” ungkap istri Jun, Sulie.

Sejak saat itu, mereka selalu berdoa berdua berpegangan tangan. “Mungkin masalah belum selesai, tapi kami tidak ada perasaan takut.”

Sumber : V140616133244
Halaman :
1

Ikuti Kami