Dia bertemu komunitas Manado yang gaya hidupnya persis seperti yang Decy Lang jalani. Minum-minuman dan wanita yang terlihat sering keluar masuk rumah tempat mereka berkumpul. Warga setempat panas dan melarang mereka namun akhirnya tindak kekerasanlah yang menjadi jalan keluar. Decy Lang pun brutal. “Naik taksi aja ga pernah bayar kok,” katanya bertutur.
Decy Lang pernah minum sambil kebut-kebutan di jalan dengan orang asing sampai di rumahnya. Tidak terima, Decy Lang memukul orang tersebut. “Saya pikir sudah selesai kan, pas di jalan eh bunyi ngiung ngiung. Saya tancap gas. Namun akhirnya tertangkap juga karena bannya empat-empatnya udah ditembak. Kita disergap, langsung dimasukin ke mobil. Saya mau lari waktu itu, tapi ternyata pintunya ga bisa dibuka dari dalam.” cerita Decy.
Dia pun dipenjara dan kemudian bisa bebas karena jaminan dari teman-temannya. Ternyata, sejak remaja keberingasan Decy Lang ini sudah terlihat. Dia senang melihat orang lain berdarah-darah, hal itu menambah semangatnya untuk berkelahi. Hal inilah yang membuatnya kecanduan. Bahkan gurunya pun menjadi sasaran keganasannya sewaktu sepulang sekolah. “Saya pencet kemaluannya sampai dia teriak,” tutur Decy.
Pria ini juga gemar menganiaya wanita dan melakukan seks bebas secara buas. Pernah suatu kali, dia mengajak pasangan lain yang berada di hotel tersebut untuk melakukan pesta seks. Bahkan pintu kamar hotel tidak ditutupnya demi kesenangan mendapatkan rasa deg-degan. “Pikiran saya bukan ke pasangan, karena sudah sering. Nah ini dia tukar guling, tukar guling.” ujarnya.
Kehidupan seksualnya yang seperti ini sudah terlalu banyak, tidak bisa lagi dihitung. Decy bahkan mengakui bahwa dalam sehari bisa dua sampai tiga wanita sekaligus. Bosan berhubungan seks dengan tiga wanita sekaligus, dia mencoba cara lain. Decy makin menggebu-gebu jika sang wanita tidak senang padanya dan melawan. Ketika wanita itu sudah berdarah, maka kepuasan seks yang dirasakannya makin besar. Dia pun semakin brutal. “Itu kayak bensin kena api tuh…”
Sampai suatu hari, tawaran datang kepadanya untuk membunuh orang. Sebelum itu sempat dia laksanakan, dalam keadaan mabuk suatu malam Decy bertemu dengan seorang temannya. Temannya ini mengajaknya mengobrol di warung pinggir jalan dan kejadian inilah yang mengobrak-abrik kehidupannya.
Decy berpikir awalnya pria ini hendak memberikannya pekerjaan lagi. “Tapi dari pembicaraannya kok nembak-nembak gitu. Gila nih orang, kayaknya aparat juga mau jebak.” kata Decy sambil curiga.
“Tiba-tiba dia ngomong gini, ‘Bung, ingat di bukit ya ada tiga orang di kayu salib, yang di tengah itu tahu yaa, nah yang di kiri kanan itu lho, itu kita lho.’ Lalu terakhir dia bilang gini, ‘Bung, pasti yang nakal dari saya ada, yang lebih jahat dari saya juga ada’. ‘Iya’ saya bilang. dia bilang,’mau ga untuk bertobat?’ Nah, di situ saya mau berontak ga bisa.”
Hatinya merasa galau, diapun diantar pulang oleh pemuda itu. “Dia memaksa saya untuk didoain. Sampe kaki saya merasa lemes, dengkul-dengkul lemes tuh. Orang sih enak bilang bertobat, tapi saya pikir dosa saya kan banyak sekali, saya sudah terikat sekali jadi saya pikir ya buat apalagi. Saya bertobat sampai dimana Tuhan mau menerima saya yang bergelimpangan dosa, dosa terlalu banyak.”
Di tengah kebimbangan itu, Decy Lang memutuskan mengikuti sebuah ibadah. “Lebih dibukakan lagi bahwa Tuhan Yesus datang buat orang terhilang. Lalu seperti ada video ke belakang, lalu saya pikir saya sejahat itu ya, saya serusak itu. Lalu saya yang biasanya keluar kata sia-sia, tiba-tiba keluar minta ampun. Itu bukan saya lho, itu kuasa Tuhan. Tuhan kita Yesus itu maha segala-galanya. Seterikat dengan dosa apapun itu, saya sudah ngalami bagaimana Tuhan mengampuni. Waktu saya bertobat saya tahu, Tuhan berikan saya kesempatan untuk hidup, Dia ampuni saya. Wah, itu luar biasa waktu saya tahu itu.”
Decy Lang kemudian berani meminta maaf kepada orang-orang yang pernah dia sakiti. Kini dia hidup bahagia dengan istri dan kedua anaknya. “Saya menikmati hidup ini dengan saling mencintai dengan Tuhan, dengan istri, dan dengan anak-anak. Saya dulu sangat bejat, bejat sekali. Tapi hanya karena Tuhan Yesus, Dia sanggup mengubahkan hidup saya. Dan saya saat ini sudah mengalami perubahan yang luar biasa itu, karena keputusan saya mengikut Yesus. Saya bisa berubah, saya percaya Anda-Anda semua pun bisa berubah.” tutup Decy.
Sumber Kesaksian :
Decy Lang
Sumber : V131108181810