Namaku Dudi Hermawan, aku lahir sebagai seorang pria, dan sejak kecil dekat dengan ibuku. Terlebih papaku adalah orang yang keras, setiap kali ia marah, aku selalu berlindung pada ibuku. Hal itulah yang membuatku jadi seperti wanita.
Aku merasa seperti wanita yang terperangkap dalam tubuh laki-laki, jadi sejak kecil aku suka bermain dengan anak-anak perempuan. Aku pun suka bercermin, pakai lipstik biar cantik. Hingga suatu hari ada seorang pria yang merupakan orang dekat keluargaku, memergokiku sedang bersolek. Namun dia bukannya melarangku, ia malah melakukan pelecehan seksual kepadaku.
Pada saat itu aku diberi uang oleh orang itu, aku merasa diriku sudah dibeli. Aku sebenarnya merasa sakit hati saat itu. Yang aku sesalkan, mengapa dia tidak melarangku dan malah melecehkanku. Aku sangat membenci orang itu. Sejak dilecehkan aku menjadi tahu seks, dan ingin di antri oleh laki-laki.
Akhirnya saat aku menjadi dewasa dan bisa memutuskan sendiri kehidupanku, aku memilih menjadi seorang waria, bahkan sempat melakukan operasi payudara. Aku dijerumuskan oleh beberapa orang temanku masuk dalam kumpulan waria dan pria gay. Aku bahkan menjual tubuhku pada pria-pria hidung belang, aku berhayal menjadi pelacur-pelacur wanita. Aku melakukan semua itu demi mendapatkan kepuasan dan uang.
Semakin hari aku semakin lupa diri karena banyak pria suka padaku, jika yang lain hanya beroperasi saat malam, terkadang aku masih melayani pelanggan hingga pagi hari. Hingga suatu saat aku kena batunya, karena pagi hari sudah tidak ada kamar-kamar yang bisa dipakai, aku dan seorang pelangganku di pinggir jalan, namun preman-preman didaerah situ marah, aku dan pelangganku pun dipukuli dan diludahi. Akupun lari dan tidak berani ke tempat itu lagi.
Namun perhatian dan pelanggan-pelangganku pun tak abadi, saat mereka sudah bosan, aku pun dibuang seperti sampah. Aku merasa sakit hati dan terluka, aku bertanya pada diriku sendiri, sampai kapan akan hidup seperti ini.
Terkadang aku malu pada diriku sendiri, bahkan aku sempat ingin bunuh diri. Aku juga terus menerus merasa ketakutan, karena aku sadari diriku ini orang berdosa. Aku sudah tidak kuat lagi menjalani kehidupan seperti ini, rasanya sudah capek! Tapi aku bertanya pada diriku sendiri, jika aku mati akan berada dimana? Jika aku masih hidup dalam dosa, aku tahu pasti akan berakhir di neraka. Mungkin Tuhan juga tidak akan mengampuniku.
Selain menjajakan diri, saat itu aku punya usaha sampingan, yaitu menyewakan film kepada teman-teman. Suatu hari saat mengambil film dari seorang teman, tertinggal sebuah film rohani. Akupun penasaran dan menontonnya, sebuah lagu berjudul "Penebus Dosa" menyentuh hatiku, aku merasa bahwa pengorbanan Tuhan Yesus itu untuk semua orang. Hari itu aku merasakan kasih dan lawatan Tuhan di kamarku. Untuk pertama kalinya aku merasakan ketenangan dan kedamaian.
Setelah menonton klip video itu, aku berusaha untuk berubah, dan mau ikut jalan Tuhan. Aku pun melarikan diri dari dunia waria dan bernaung kepada sebuah keluarga dari Ibu Livi. Di keluarga itu aku diterima dengan baik, bahkan dibimbing untuk mengenal Tuhan. Pertobatanku tidak berhenti disana, suatu hari aku mengikuti sebuah pertemuan untuk para pria dan diingatkan bahwa Tuhan menciptakan manusia itu pria dan wanita. Hal itulah yang mengingatkan saya untuk kembali menjadi seorang pria, serta bertobat sungguh-sungguh. Aku pun berdoa agar Tuhan menguatkanku dan menyempurnakan pertobatanku, karena di depanku bukan tidak ada halangan, bahkan banyak pencobaan yang menarikku untuk kembali pada kehidupan lamaku.
Kemudian aku pun mulai membuang atribut wanita pada diriku, bahkan payudaraku pun dioperasi kembali agar seperti semula. Aku juga memotong rambut dan berpenampilan sebagaimana layaknya seorang pria. Setelah itu, akupun mulai melepaskan pengampunan kepada orang-orang yang telah menyakitiku. Aku bereskan semua kepahitan yang ada di hatiku.
Kini aku menjadi pribadi yang baru, jika dulu rasanya menggebu-gebu ketika melihat pria, kini tidak lagi. Bahkan, akupun sudah mulai suka pada perempuan. Tidak hanya cukup berubah, aku juga ingin teman-temanku yang masih menjadi waria pun merasakan kasih Tuhan dan hidupnya diubahkan. Sebab hidup dengan Tuhan itu sangat berbeda.
Sumber kesaksian :
Yohanes Dudi Hermawan