Banyak Utang, Remilan Tuheteru Coba Bunuh Diri Sendiri
Sumber: jawaban.com

Family / 7 March 2014

Kalangan Sendiri

Banyak Utang, Remilan Tuheteru Coba Bunuh Diri Sendiri

Budhi Marpaung Official Writer
18182

Kemiskinan yang dialami oleh ia dan keluarga membuat Remilan Tuheteru dari sejak kecil terobsesi hanya pada satu hal yakni ia ingin sekali kaya. Perlahan tapi pasti, ambisinya itu pun terwujud. Bermula dari kepiawaian menyelesaikan sebuah krisis besar, pemimpin perusahaan akhirnya mengangkatnya menjadi salah satu manajer.

Memiliki banyak uang membuat Remilan lupa daratan. Walau sudah memiliki istri dan anak, ia justru lebih senang berfoya-foya dengan rekan-rekannya. Entah sudah berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk mentraktir orang-orang yang ia anggap sebagai “teman”.

Suatu hari, ia mendapat sebuah kabar mengejutkan dari pimpinan perusahaan. Promosi yang sempat dijanjikan kepadanya dahulu ternyata batal. Kecewa, ia langsung memutuskan untuk resign dan beralih profesi menjadi wirausaha.

Sebagai pengusaha baru, Remilan turun dan mengawasi langsung bisnis yang ia jalankan. Namun bukan mendapatkan untung, kerugian terus ia rasakan sampai-sampai utangnya kepada kreditur membengkak dan tidak bisa lagi dibayar.

Pusing dengan keadaan buruk yang dialami, ia pun merencanakan sebuah aksi nekat yakni ia mau bunuh diri dengan meminum obat nyamuk cair. Ketika akan melaksanakan niat tersebut, ia justru mendengar tertawaan orang. Tertawaan itu membuatnya mengambil Alkitab yang ada di sebelahnya dan berdoa.

Selesai berdoa, ia membuka dan membaca Alkitab yang ada di tangannya. Satu ayat yang ia sempat baca saat itu adalah Filipus 4 ayat 13, ‘segala perkara dapat kutanggung dalam Tuhan yang memberi kekuatan.’ Ayat itu sungguh menguatkan dan membatalkan niatnya untuk bunuh diri.

Keesokan hari, ia menghadiri ibadah khusus pria. Di pertemuan itu, ia benar-benar mendapat banyak hal yang mengubahkan paradigmanya. Bukan hanya berubah paradigma, ia bahkan mengalami kelahiran baru dimana disana ia memutuskan menerima Tuhan secara pribadi di dalam hatinya.

Begitu memutuskan hidup di dalam Tuhan dan melakukan rekonsiliasi dengan istri-anaknya, Remilan melihat pintu-pintu berkat Tuhan turun deras atas kehidupannya. Dalam tempo yang tak begitu lama, semua utangnya dapat ia lunasi.

“Saya tidak akan pernah menganalisa atau menentukan hidup saya (lagi) berdasarkan akal pikiran saya, berdasarkan diri saya. Saya ingin menyerahkan semuanya pada Yesus, saya selalu percaya langkah yang dibimbing oleh Tuhan Yesus itu yang terbaik. Karena itu saya menyerahkan diri saya di dalam Yesus dan saya percaya itu, dan saya yakin itu seratus persen,” pungkasnya.   

 

Sumber :

Remilan Tuheteru

Sumber : V130703190548
Halaman :
1

Ikuti Kami