Willen mendapatkan firasat yang tidak enak sebelum suaminya, Rasmi, mengajaknya ikut acara kantor di Anyer. “Saya bawa kendaraan sendiri karena staf-staf kan mereka berangkat barengan dengan bus. Saya berangkat dengan keluarga sendiri,”ungkap Rasmi.
Namun sebelum acara kantornya selesai, Rasmi memutuskan untuk cepat-cepat ke Jakarta sore itu. “Ada staf saya yang mengatakan kepada saya, ‘Pak, nginap aja. Besok baru pulang pagi-pagi.’ Saya katakan gak keburu karena besok pagi-pagi jam 7:30 saya harus ketemu dengan orang”
“Waktu berangkat, saya mengantuk ya. Tapi saya tetap memaksakan untuk pulang dan saya mengusap mata saya dengan tangan saya agar ngantuk itu bisa hilang. Begitu saya mencapai KM 50, saya bertambah ngantuk lagi. Ternyata saya itu sudah gak sadar. Saya sudah tidak tahu bahwa saya ketiduran dan pada saat saya bangun, itu mobil saya sudah menabrak trotoar. Hantamnya tuh wahhh….mobil saya bergelinding empat kali. Pung, pang, pung, pang, pung, pang… lalu saya berteriak Jesus pada saat itu. Setelah itu empat roda di atas. Dia berputar ”
“Saya kaget saat itu. Satu hal yang saya pikirkan mungkin saya mati.”
“Waktu itu, kita ada di dalam mobil ya. Pintu belum terbuka dan gak lama kemudian gak sampe 5 menit, ada petugas tol. Lalu kita ditarik keluar. Pertama saya dulu, baru anak saya, setelah itu baru saya punya baby sitter, baru istri saya”
Rasmi, Willin, dan anak mereka saat itu dilarikan ke rumah sakit. Namun tanpa Rasmi sadari, kondisi Willin – istrinya – sangat parah. “Saat sampe rumah sakit, saya baru tahu kondisi istri saya sangat parah. Lehernya, tulang ketiga dari atas ada yang lari dan perlu penanganan yang serius dan perlu dioperasi”
Dalam kondisinya yang kritis dan tidak berdaya, Willin tidak bisa menerima kelalaian Rasmi, suaminya. “Saya tidak bisa terima. Kesel, marah karena berkali-kali cara nyetir mobilnya seperti itu,” ucap sang istri.
Waktu Willin selesai dioperasi, ia mengatakan kepada Rasmi bahwa lebih baik mereka pisah aja. Ia menganggap bahwa dirinya lah penyebab kecelakaan ini. “Saya tidak bisa ngomong apa-apa, tapi di dalam hati kecil saya, saya juga tidak menginginkan kecelakaan ini terjadi. Apalagi ini konsekuensinya adalah nyawa”
Rasmi sangat terpukul mendengar pernyataan istrinya. Oleh sebabnya sebagai penebusan rasa bersalah maka selama menunggu proses operasi kedua yang harus dijalani oleh Willin, ia merawat dengan baik sang istri.
“Saya nemanin dia terus waktu di rumah sakit dan doain dia setiap malam untuk menguatkan dia”
Suatu waktu, Willin menonton tayangan Solusi. Di sana ia melihat kisah dari orang-orang yang mengalami sakit, kecelakaan yang orang-orang tersebut tidak harapkan. Ia menyadari bahwa semua peristiwa yang tidak baik tersebut, Tuhan izinkan dengan satu maksud tertentu. Ia pun berdoa di dalam pembaringannya, supaya Tuhan memberikan kekuatan dalam ia menjalani proses pemulihan dirinya.
Willin pun menjalani operasinya yang kedua, namun Rasmi pun berpikir apa kondisi istrinya bisa kembali seperti semula. “Dokternya hanya mengatakan bahwa kita berusaha semampu kita, yang menentukan di atas. Tapi saya beritahukan kepada kamu, istri kamu itu tidak lumpuh. Ini suatu mukjizat”
Selepas operasi kedua dan berjalan dengan waktu, keadaan Willin berangsur-angsur pulih. Keadaan tubuhnya yang tidak bisa bergerak lambat laun bergerak dan dalam perjalanan proses kesembuhan, badan Willin bisa bergerak seperti sebelum ia mengalami kecelakaan dahulu.
“Saya merasakan pertolongan Tuhan yang sangat luar biasa. Pertama, lolosnya saya dari kecelakaan maut. Dokter sebenarnya sudah memvonis, saya bakalan lumpuh. Aneh sekali kejadiannya. Ini benar-benar ajaib dan mukjizat Tuhan yang bekerja.”
Dalam kurun waktu tiga minggu, Tuhan pun memulihkan kondisi fisik Willin sehingga ia bisa berjalan. Bahkan mukjizat Tuhan terus bekerja dengan memulihkan kehidupan keluarga mereka.
“Tuhan itu penyelamat keluarga saya dari satu keluarga yang udah dibilang amburadul, Tuhan pelan-pelan tapi pasti pulihkan kita dan keluarga saya boleh dibilang kemajuannya besar sekali.”
Rasmi menyadari bahwa yang menyelamatkan dirinya dan memulihkan keluarganya adalah Tuhan Yesus. Saat ia berseru meminta tolong kepada, Tuhan senantiasa menguluarkan tangan membantu dirinya. Baginya, Tuhan itu baik dan bahkan sangat baik bagi setiap kita !
Sumber Kesaksian :
Rasmi
Sumber : V130626164630