Kisah Nyata Hendar Satianegara, Suami yang Berulangkali Diselingkuhi Istri
Sumber: jawaban.com

Family / 21 June 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Hendar Satianegara, Suami yang Berulangkali Diselingkuhi Istri

Budhi Marpaung Official Writer
36279

Tak pernah terlintas di pikiran saya, bahwa suatu saat istri yang saya cinta ternyata akan bermain hati dengan pria lain. Sudah memiliki anak dan sama-sama fokus bekerja untuk menghidupi keluarga membuat saya membuang jauh-jauh pikiran negatif kepada Fransisca Ticoalu, pasangan hidup saya.

Memang harus diakui oleh karena penghasilan saya yang belum mencukupi kebutuhan rumah tangga maka istri saya pun harus bekerja. Saya pun tidak mempermasalahkan ia beraktivitas di luar rumah.

Namun berjalan dengan waktu, saya melihat ada perubahan pada sikap istri saya. Ia saat itu menjadi lebih sering pulang malam. Bahkan dalam beberapa kali kesempatan, saya kerap melihatnya tersenyum-senyum sendiri saat melihat ke ponsel miliknya.

Sampai suatu hari, tanpa diketahui oleh sang istri, saya melihat isi pesan di dalam ponsel miliknya. Betapa kaget saya ternyata di sana saya menemukan sms-sms mesra dari seorang pria yang merupakan rekan kerjanya.

Begitu marah saya mendapatkan semua bukti perselingkuhan sang istri. Tanpa banyak bicara, saya pun melabraknya. Di saat emosi saya yang sedang naik tersebut, istri menyampaikan penyesalannya dan mengakui segala yang telah ia lakukan. Iya saya memaafkan sang istri, tetapi saya memintanya untuk mempertemukan saya dengan sang pria idaman lain dirinya.

Keesokan hari, melalui perantaraan sang istri, saya bertemu dengan rekan kerja sang istri. Tanpa banyak basa-basi saya memarahinya. Hanya di saat saya sedang dalam puncak amarah, sang pria tersebut membantah memiliki affair dengan istri saya. Entah bagaimana, emosi saya pun surut dan memercayai apa yang dikatakan rekan kerja sang istri saya tersebut.

Pasca keributan hari itu, istri saya akhirnya mengundurkan diri dari kantornya dan kembali menjadi ibu rumah tangga. Saya senang melihat keadaan itu awalnya. Cuma situasi itu hanya berjalan sesaat.

Disebabkan ketidakmampuan saya memenuhi kebutuhan rumah, dengan terpaksa saya mengizinkan sang istri kembali bekerja di tempat ia dulu berkantor. Sehari, dua hari, hingga beberapa waktu saya tidak ada merasakan perubahan di diri istri saya.

Akan tetapi selama apapun bangkai ditutup maka suatu saat baunya pasti tercium juga. Dan benar… Di kala istri saya tertidur, saya mendapati lagi sms mesra yang dikirimkan oleh pria idaman lain istri saya.

Cukup sudah dengan semua pengkhianatan yang ia lakukan, saya pun membangunkan istri saya dan mengatakan bahwa saya dan dia tidak mungkin bersama-sama lagi.

Saya tahu istri saya menangis dan kembali mengaku salah, tapi itu tak menggoyahkan keputusan untuk bercerai darinya.

Meski kami satu atap, tidak ada pembicaraan antara saya dengan istri saya. Suasana begitu dingin sedingin hati saya kepadanya. Hal itu berlangsung cukup lama. Sampai pada suatu ketika, istri mengajak saya untuk datang ke sebuah ibadah.

Mulanya saya tidak mau mengikuti, tetapi tak tahu bagaimana saya akhirnya mengikuti juga ke ibadah yang dimaksud oleh istri saya. Di ibadah itu saya dikenalkan oleh seorang hamba Tuhan. Pada sebuah ruangan khusus, saya dan istri diberikan konseling oleh hamba Tuhan ini.

Oleh karena dinginnya hati saya, apa yang diucapkan oleh hamba Tuhan ini saya hiraukan begitu saja. Namun ada satu perkataan dari hamba Tuhan itu yang begitu terngiang-ngiang di benak saya.

Saya yang adalah orang diampuni dosanya oleh Tuhan seharusnya juga dapat mengampuni istri yang telah melakukan salah kepada saya. Cuma lagi-lagi itu tak mengubah tekad saya untuk menceraikan istri saya, Fransisca Ticoalu.

Di tengah kebulatan tekad saya untuk berpisah, sang istri kembali mengajak saya untuk datang ke sebuah ibadah. Dan seperti ajakan pertama kali dulu, saya pun menolak awalnya. Hanya lagi-lagi dengan alasan yang tidak bisa saya ketahui mengapa, saya akhirnya mengikuti ibadah dimana istri saya juga ada di sana.

Mendengar khotbah sang pendeta yang berdiri di depan mimbar dan digerakkan oleh roh kudus maka di saat sang pendeta itu melakukan tantangan, saya berdiri dan melangkah keluar dari kursi saya. Saya hampiri istri saya, dan membangunkannya dari kursi serta kemudian memeluknya. Saya ungkapkan kepadanya bahwa saya telah bersalah kepadanya dan memintanya untuk mau memaafkan saya. Tuhan sungguh bekerja diantara kami ketika itu. Saya dan istri pada akhirnya rujuk kembali.

Keharmonisan yang dulu hilang dari keluarga kini kembali kami temukan. Tuhan pun memberkati saya dengan mempromosikan saya di tempat kerja menjadi seorang manajer.

Sungguh luar biasa Tuhan berkarya di dalam kehidupan saya dan keluarga. Jika bukan karena pertolongan-Nya, saya telah cerai dari istri saya. Terima kasih Tuhan, Engkau mempersatukan dan memberkati kami.

Sumber Kesaksian :

Hendar Satianegara

Sumber : V120814180624
Halaman :
1

Ikuti Kami