Kematian seorang pamong desa yang dikenal kejam dan durjana dengan sangat mendadak dan mengerikan membuat Jusrin yang saat itu masih muda berpikir dua kali tentang bagaimana ia akan menjalani kehidupan.
"Kematian dari pamong desa itu membuat saya berpikir kalau seolah-olah bumi saja tidak mau menerima dia, apa lagi sorga. Itulah yang memacu saya untuk berusaha mendapatkan jalan keselamatan, yaitu jalan ke sorga itu," tutur Jusrin.
Keinginannya mencari jalan keselamatan dilakukannya dengan berbagai cara, mulai dari membina dirinya untuk menjadi orang baik hingga berdoa kepada roh-roh orang mati.
"Ada kepercayaan sebagian orang Jawa yang percaya roh-roh orang yang meninggal lebih dekat pada Tuhan. Jadi saya berdoa minta pertolongan pada Tuhan melalui roh-roh yang sudah meninggal. Saya juga percaya pada orang-orang pintar seperti dukun dan lain-lain."
Jusrin mendapat petunjuk dari seorang pintar untuk berguru dan mencari "ilmu" sebanyak mungkin ke luar dari kotanya. Itupun dilakukannya, dia pun memasuki sebuah perguruan dan berbagai ritual dijalani, bahkan hingga mengadu nyawa.
"Menurut saya saat itu, ajaran orang ini sangat baik. Hingga saya sangat percaya dengan ajaran itu. Menurut guru saya, itulah jalan pintas ke sorga."
Namun suatu hari, rahasia kelam gurunya pun terkuak, pria yang dianggapnya sebagai teladan yang baik itu ternyata berselingkuh dari istrinya.
"Melihat keadaan itu membuat saya menjadi agak kecewa, jika guru saya tidak menjadi contoh yang baik buat saya apakah bisa membawa saya ke jalan keselamatan dan masuk sorga. Saya jadi gelisah dan tidak damai sejahtera."
Jusrin akhirnya memutuskan untuk meninggalkan gurunya tersebut, tanpa disangkanya hal itu membawanya bertemu dengan pendamping hidupnya, Lili Jane. Keduanya pun menikah, satu setengah tahun kemudian pasangan muda itu dikarunia seorang anak dan Jusrin pun memutuskan untuk membawa keluarganya merantau ke Pulau Batam mencari peruntungan yang lebih baik. Suatu hari beberapa orang hamba Tuhan yang melakukan pelayanan di daerah itu menginap di rumah Jusrin.
"Mereka tidur di rumah saya, dan mereka mendoakan banyak orang. Dan saat itu ada banyak mukjizat terjadi. Ada seorang ibu bernama Ibu Siswanto yang kanker payudara, berkat doa para hamba Tuhan itu setelah di cek dokter kanker itu sudah tidak ada lagi. Dari kejadian ibu Siswanto itu yang di doakan oleh hamba-hamba Tuhan dengan tumpang tangan dan menyebut nama Yesus, membuat saya percaya bahwa nama Yesus itu sangat berkuasa."
Mulai saat itu, Jusrin terpacu untuk semakin mendalami kebenaran firman Tuhan dengan dibimbing oleh para hamba-hamba Tuhan. Seperti mendapatkan pencerahan, berbagai pertanyaan yang selama ini tidak terjawab, mulai ia temukan jawabannya di dalam Firman Tuhan.
"Saya sadar bahwa jimat-jimat adalah sebuah kejijikan di mata Tuhan, jadi saya ambil jimat-jimat yang saya simpan dan saya serahkan kepada hamba Tuhan. Saya pun bertobat.."
Namun keputusannya untuk bertobat dan membuang semua jimatnya bukanlah tanpa resiko. Beberapa hari kemudian, Jusrin mulai sakit-sakitan. Apakah yang sedang terjadi?
"Di rumah sakit saya diperiksa, diperkirakan sakit kolera, tipes atau malaria. Tapi setelah sepuluh hari penyakit itu tidak ditemukan. "
Lili yang dengan setia mendampingi suaminya di rumah sakit bertanya-tanya apa yang menjadi penyebab penyakit suaminya.
"Beberapa hari berselang penyakit panasnya itu tidak kunjung turun panasnya. Suatu ketika saya sedang tidur dan bermimpi, saat sebuah boneka sedang dipanggang (Jusrin) merintih dan panas tinggi. Saya bilang : Tuhan tolong, saya tahu ini bukan dari Engkau, dalam nama Yesus," tutur Lili.
Sakit yang dialami Jusrin semakin parah, bahkan ia harus menggunakan kateter untuk membuang air kecil. Dalam rasa sakit menahan semua penderitaan itu, tiba-tiba ia mengalami sesuatu yang supranatural.
"Saya melihat suatu penglihatan, saya sungguh melihat wajah Yesus. Dia memakai mahkota duri, dan diantara duri itu ada yang menusuk dahinya. Pandangan mata-Nya itu antara tertutup dan terbuka, sangat sayu sekali... Dan dari mulut yang tipis ada keluar kata-kata : 'Inilah yang Aku lakukan untuk kamu..' Dalam firman Tuhan pun sudah mengatakan bahwa Dia diremukkan karena kejahatan kita, Dia tertikam karena pemberontakan kita, ganjaran yang mendatangkan selamat ditimpakan kepadamu, dan oleh bilur-bilur-Nya kamu menjadi sembuh. Jadi hal itulah yang menjadi jaminan buat saya Yesus sudah menyediakan tempat buat saya. Dan Yesus menyatakan bahwa, 'Aku adalah jalan kebenaran dan hidup, hanya melalui Aku akan sampai kepada Bapa di Sorga."
Mukjizat pun terjadi, beberapa hari kemudian kesehatan Jusrin berangsur-angsur pulih. Ia akhirnya menemukan Juru Selamat yang sepanjang hidupnya ia cari. Sejak saat itu, ia memiliki sebuah tujuan hidup yang baru.
"Kerinduan saya, selama saya masih hidup ini dapat menjadi saluran berkat bagi mereka yang hidupnya masih meraba-raba, belum ada kepastian dalam keselamatan. Bagi saya sorga adalah berkat paling besar dalam kehidupan kita. Jadi hanya di dalam Yesus saja ada jawaban bagi hidup kita yang pasti," demikian Jusrin menutup kisah hidupnya.
Sumber Kesaksian : Jusrin & Lili Jane
Mau tahu siapa Tuhan Yesus Kristus? Kunjungi www.siapakahyesus.jawaban.com
Baca juga artikel lainnya :
Ketika Anak Umur 3 Tahun Melihat Sorga
Bagaimana Kita Bisa Jadi Batu Karang yang Teguh?
Tips Agar Kakak Tidak Cemburu Pada (Calon) Adik
Wajah Menarik Tanpa Make Up dengan Make Up Ala Korea
Resep Bubur Kacang Ijo yang Uenak Banget
Sumber : V130404180742