Bagi Baringin Pardosi, Jakarta merupakan tempat ia menggantungkan harapan demi merubah nasib hidupnya. Namun kenyataan yang dihadapinya sangat jauh dari harapan. Tawaran bekerja di sebuah rumah makan di ibukota yang diberikan seorang saudara ternyata tidak membebaskannya dari belenggu kemiskinan.
“Waktu itu saya disuruh untuk cuci piring, sebenarnya saya kaget. Hal itu sangat merendahkan sekali,” demikian ungkap Baringin.
Namun karena ia ingat kepada cita-citanya, ia jalani saja pekerjaan tersebut. Tidak hanya mencuci piring, Baringin juga melakukan berbagai pekerjaan berat bahkan terkadang kakinya bengkak-bengkak karena kelelahan.
Tetapi sekalipun ia telah bekerja keras, hasil yang didapatnya dari pekerjaan itu tidaklah seberapa. Saking kesalnya, ia bahkan membakar uang hasil kerja kerasnya itu. Hingga suatu hari seorang pekerja yang lebih senior membuatnya kesal dengan memerintah dia seenaknya, padahal ia sangat kelelahan.
“Saya ngga bisa terima, saya pukul dia sampai orang itu babak belur.”
Usai perkelahian itu, Baringin mencoba berbagai pekerjaan, mulai dari sopir angkot hingga menjadi pengedar narkoba. Selain pengedar, ia juga pemakai narkoba. Bagi Baringin sudah tidak ada lagi harapan bagi masa depannya. Dalam kondisinya yang terpuruk ini, seseorang yang dianggapnya teman malah menusuknya dari belakang.
“Saat saya pulang kerumah, saya temukan gemboknya (pintu) sudah terbongkar. Lalu saya cari uang saya, ternyata sudah tidak ada.”
Dengan penuh amarah, Baringin mengajak teman-temannya untuk menangkap orang tersebut. Namun orang yang dimaksud tidak mau mengakui tindakannya. Seperti sudah kesetanan, Baringin menyiram orang tersebut dengan bensin dan siap membakar orang itu hidup-hidup.
“Mereka melarang saya. Mereka pukul tangan saya, ‘Jangan, nanti kita masuk penjara, belum tentu dia yang mencuri!’ Langsung saya tersadar, benar juga.”
Hati Baringin sangat kacau, tidak ada damai sejahtera sama sekali dalam hatinya. Dalam kondisi itu, seorang teman menantangnya untuk mengikuti sebuah ibadah. Di sanalah Baringin menemukan jawaban bagi kehidupannya yang selama ini ia cari.
“Waktu itu dikatakan, ada perbedaan antara manusia lama dengan manusia baru. Kalau manusia lama itu pasti hidupnya ke neraka. Kenapa pasti ke neraka? Karena dalam hidupnya suka-sukanya. Tapi kalau manusia baru, hidupnya pasti ada damai. Ia akan diberkati, bahkan bukan hanya di dunia ini saja tapi sampai di sorga.”
Detik itu juga Baringin menyadari dosa-dosanya, ia mengakui semua yang pernah ia lakukan dan memohon pengampunan Tuhan. Mulai hari itu, manusia lama Baringin dikuburkan dan ia diubahkan menjadi manusia baru. Sukacita dan damai sejahtera memenuhi hidupnya, bahkan ia bangkit dan membangun kehidupan yang baru bersama keluarganya.
Sumber Kesaksian:
Baringin Pardosi
BACA JUGA:
Kisah Nyata Danny Boy, Jadi Psycho Karena Kematian Kakak
Boko Haram kepada Orang Kristen Nigeria: Pindah Agama atau Mati!
A True Story of A Man who Forced His Wife and Children To Drink Insecticide
A God-Sized Vision: Kebangkitan Rohani Masih Terjadi
Xanana Gusmao Kecam Penyadapan Australia
Pejabat Jerman Curiga Kedubes Asing Mata-matai Mereka
Topan Helen Hantam India, 2 Tewas
Kesengsaraan Memiliki Tujuannya
Mujizat Kesembuhan Terjadi dalam Hidupku
Sumber : V131126140029