Suatu hari tersebutlah sebuah bus yang penuh dengan muatan penumpang sedang melaju dengan cepat menelusuri jalanan yang menurun. Saat sedang laju-lajunya, ada seseorang yang mengejar bus ini dari belakang.
Seorang penumpang yang kebetulan ada di dekat jendela pun melihat si pengejar tersebut. Dia mengeluarkan kepala keluar jendala bus dan berkata dengan orang yang mengejar bus, “Hai kawan! Sudahlah Anda tak mungkin bisa mengejar!”
Orang tersebut menjawab, “Saya harus mengejarnya . . .”
Dengan nafas tersengal-sengal dia berkata, “Saya adalah pengemudi dari bus ini!”
Apa yang sedang Anda kejar saat ini? Seringkali orang tidak mengerti apa posisi kita, apa yang harus kita perjuangkan, apa yang kita gumuli dan lain sebagainya, namun ketika dia melihat kita melakukan sesuatu dia langsung mengambil kesimpulan dan menyuarakannya. Terkadang apa yang dia suarakan menyakiti kita dan kita berhenti. Tapi ketika kita menjadi si pengemudi ini, jangan pernah menyerah untuk mengejar bus tersebut.
Kalau bisa, mintalah pada si penumpang yang menjulurkan kepala tersebut untuk mengerem bus yang sedang melaju itu. Hal ini tentu berarti mengubah pandangan dia sebelumnya terhadap kita menjadi sebuah pendorong.
Jikapun tidak, tetaplah fokus pada apa yang menjadi tekad Anda, selama tekad itu memang baik adanya. Menyelamatkan orang lain, memberikan sukacita meskipun yang sederhana sekalipun pada sekeliling, menyenangkan orangtua, mendidik anak, mendisiplinkan diri. Apapun tujuan Anda, kejarlah itu.
Baca juga :
Tips Pintar Cari Modal Awal Untuk Usaha
Berbagai Tantangan yang Bikin Hubungan Tambah Lengket
5 Kebutuhan Manusia yang Harus Dipenuhi
Saya Mengerti Bagaimana Caranya
Twitter Akan Ungkap Semua Tweet Pada Ilmuwan
Sumber : apakabardunia.com by lois ho/jawaban.com