“Cukup,” itulah kata yang keluar dari mulut seorang istri yang sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan suaminya. Dengan berurai air mata, ia menumpahkan segala hal yang telah disimpannya di hati sekian lama.
Sang suami pun terkejut dengan apa yang ditunjukkan istrinya. Ia tidak menyangka bahwa tindakannya telah sangat mengecewakan perempuan yang dinikahinya bertahun-tahun lalu tersebut. Menyadari kesalahannya, ia pun meninggalkan istrinya yang menangis ke dalam kamar dan mengambil kertas dan sebuah pulpen lalu menuliskan sesuatu.
Selesai menulis, ia kembali ke hadapan istrinya dan mulai membacakan kata-kata yang telah ditulis di secarik kertas itu.
“Istriku, aku kini sadar bahwa aku telah melukai hatimu berulang-ulang kali. Aku tahu aku tak sepantasnya mendapatkan maaf darimu. Tetapi, dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku mau mengatakan ‘tolong, maafkan aku’. Aku mencintaimu dan izinkanlah aku untuk menunjukkan perubahanku. Walau mungkin dalam prosesnya, aku bisa saja melukai hatimu kembali. Namun aku minta, tetaplah bukalah pintu maaf bagiku. Aku mencintaimu dan ingin membahagiakanmu dan anak-anak kita, sekarang dan sampai selama-lamanya.”
Mendengar itu, sang istri mengusapkan air mata yang sejak tadi turun dan memandang suaminya. “Aku juga mencintaimu, suamiku. Ini sulit bagiku sebenarnya, tetapi aku mau melakukannya. Ya, aku mau memaafkanmu. Jujur, aku kecewa padamu tetapi aku juga sadar aku tidak boleh terus menyimpannya sebab itu akan menghancurkan hidupku. Suamiku, mari kita sama-sama berubah demi terwujudnya keluarga bahagia seperti yang Tuhan rancangkan sejak semula untuk kita.”
Setiap orang yang ada di sekeliling kita berpotensi mengecewakan diri kita. Adalah keputusan kita, apakah mau menyimpannya sampai berakar dalam hati atau justru melepaskan pengampunan seperti yang Tuhan mau.
Baca juga :
Bukan Hanya Beri Maaf, Keluarga Ade Sara Juga Minta Maaf Pada Pelaku
Kopi Darat Forum JC 3 Mei 2014
Memilih Untuk Indonesia, Jingle Pemilu 2014 yang Menggreget
Mitos dan Fakta Seputar Kesuburan Pria
Sumber : jawaban.com / bm