Prasangka Seorang Pelayan Raja
Sumber: google.com

Kata Alkitab / 24 January 2014

Kalangan Sendiri

Prasangka Seorang Pelayan Raja

Lois Official Writer
10677

Di sebuah negeri zaman dulu kala, seorang pelayan raja tampak gelisah. Ia bingung kenapa raja tidak pernah adil terhadap dirinya. Hampir tiap hari, secara bergantian, pelayan-pelayan lain dapat hadiah. Mulai dari cincin, kalung, uang emas, hingga perabot antik. Sementara dirinya tidak.
Hanya dalam beberapa bulan, hampir semua pelayan berubah kaya. Ada yang mulai membiasakan diri berpakaian sutera. Ada yang memakai cincin di dua jari manis, kiri dan kanan. Dan, hampir tak seorang pun yang datang ke istana dengan berjalan kaki seperti dulu. Semuanya datang dengan kendaraan. Mulai dari berkuda, hingga dilengkapi dengan kereta dan kusirnya.
Ada perubahan lain. Para pelayan yang sebelumnya betah berlama-lama di istana, mulai pulang cepat. Begitu pun dengan kedatangan yang tidak sepagi dulu. Tampaknya, mereka mulai sibuk dengan urusan masing-masing.

Cuma pelayan yang satu ini yang tetap miskin. Anehnya, tak ada penjelasan sedikitpun dari raja. Kenapa raja begitu tega, justru kepada pelayannya yang paling setia. Kalau yang lain mulai enggan mencuci baju dalam raja, si pelayan miskin ini selalu mau.

Hingga suatu hari, kegelisahannya tak lagi terbendung. "Rajaku yang terhormat!" ucapnya sambil bersimpuh. Sang raja pun mulai memperhatikan. "Saya mau undur diri dari pekerjaan ini," sambungnya tanpa ragu. Tapi, ia tak berani menatap wajah sang raja. Ia mengira, sang raja akan mencacinya, memarahinya, bahkan menghukumnya. Lama ia tunggu.
"Kenapa kamu ingin undur diri, pelayanku?" ucap sang raja kemudian. Si pelayan miskin itu diam. Tapi, ia harus bertarung melawan takutnya. Kapan lagi ia bisa mengeluarkan isi hati yang sudah tak lagi terbendung. "Maafkan saya, raja. Menurut saya, raja sudah tidak adil!" jelas si pelayan, lepas. Dan ia pun pasrah menanti titah baginda raja. Ia yakin, raja akan membunuhnya.

Lama ia menunggu. Tapi, tak sepatah kata pun keluar dari mulut raja. Pelan, si pelayan miskin ini memberanikan diri untuk mendongak. Dan ia pun terkejut. Ternyata, sang raja menangis. Air matanya menitik.

Beberapa hari setelah itu, raja dikabarkan wafat. Seorang kurir istana menyampaikan sepucuk surat ke sang pelayan miskin. Dengan penasaran, ia mulai membaca, "Aku sayang kamu, pelayanku. Aku hanya ingin selalu dekat denganmu. Aku tak ingin ada penghalang antara kita. Tapi, kalau kau terjemahkan cintaku dalam bentuk benda, kuserahkan separuh istanaku untukmu. Ambillah. Itulah wujud sebagian kecil sayangku atas kesetiaan dan ketaatanmu."

Seringkali kita punya segala prasangka buruk itu. Kita sudah melakukan yang terbaik untuk pekerjaan kita, tapi mengapa kita tak juga mendapat promosi? Ada lagi yang berpikir, sudah memberi yang terbaik buat keluarga tapi mereka tetap tidak pernah puas. Ada yang melakukan pelayanan kepada Tuhan melebihi orang lain tapi kok tetap tidak mendapatkan ‘imbalan’ yang sesuai?

Setelah itu, kita mencoba mengungkapkan bahwa Tuhan tidak adil. Kepada yang satu diberinya kelimpahan, tapi kepada kita tidak terjadi apa-apa. Saatnya kita melihat dengan iman kita jauh ke depan, bahwa sesuatu pasti terjadi untuk kebaikan kita. Kita belum melihat saja, tapi suatu hari nanti kita akan menyadari bahwa Tuhan selalu melimpahkan kasih-Nya dalam hidup kita.

 

Baca juga :

Berbagai Soto Berdasarkan Nama Isinya

Kisah Hidup Slank yang Nggak Ada Matinya

Persiapan Mental Anak yang Orangtuanya Menikah Lagi

Arti Sebuah Isyarat

Langkah-Langkah Buat Bisnis Buku

Sumber : blogspot.com by lois ho/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami