Kalung Mutiara Putih

Kata Alkitab / 13 February 2013

Kalangan Sendiri

Kalung Mutiara Putih

Budhi Marpaung Official Writer
11199

Seorang gadis kecil berusia tujuh tahun berambut ikal terlihat ceria hari itu. Menunggu dengan ibunya di pintu keluar, sang gadis imut ini melihat sebuah kalung mutiara putih berkilau di kotak foil merah muda.

“Oh mama, kumohon, mama, bisakah aku memilikinya? Ya, mama, kumohon?” Sang Ibu pun langsung bergegas memeriksa bagian belakang kotak foil kecil itu dan melihat kembali ke dalam mata biru wajah gadis kecilnya itu.

"Satu dolar sembilan puluh lima. Itu hampir $ 2.00, lho. Jika kamu benar-benar menginginkannya, mama akan memikirkan beberapa pekerjaan ekstra untuk kamu sehingga dalam waktu singkat kamu bisa menyimpan cukup uang untuk membelinya sendiri. Ulangtahun kamu tinggal seminggu lagi dan kamu mungkin bisa mendapatkan tambahan uang dari Nenek."

Tidak lama tiba di rumah, sang gadis kecil ini pun langsung pergi ke kamar dan mencari celengan yang ada di atas lemarinya. Ia pun langsung memecahkannya dan menghitung setiap uang yang ada di dalamnya. Setelah dikumpulkan, ia mendapati uang yang ada di tangannya hanyalah 17 sen jumlahnya.

Makan malam tiba. Dengan langkah sigap, gadis kecil ini mulai melakukan lebih dari pekerjaan yang menjadi bagiannya. Hal ini terus ia lakukan selama seminggu penuh. Uang dua dollar pun akhirnya ia dapat kumpulkan dan pada saat ulang tahun ia pun sudah bisa membeli kalung mutiara putih.

Gadis kecil ini menyukai kalung mutiara putihnya. Kalung itu membuat sang gadis kecil merasa cantik dan dewasa. Ia pun memakai kalung ini di mana-mana. Satu-satunya ia melepaskan barang kesayangannya tersebut adalah ketika dia pergi berenang atau mandi busa. Pasalnya mama gadis kecil pernah berkata jika kalung mutiara putih itu kena air, kalung itu bisa membuat jiplakan warna hijau di kulitnya.

Suatu kali, ayah sang gadis kecil ini memanggilnya sebelum ia beranjak tidur. “Putriku, apakah kamu mengasihiku?” “Oh, tentu ayah. Ayah tahu bahwa aku mengasihi ayah.”

“Kalau begitu, berikan kalung mutiaramu itu pada ayah.” “Oh, jangan kalung mutiaraku ayah. Tapi ayah bisa memiliki barang-barang yang lain yang aku miliki kok. Ingatkah ayah dengan kuda putih koleksiku yang paling aku sayangi? Ayah bisa memilikinya.” “Oh, tidak apa-apa, Sayang. Lupakanlah. Ayah mengasihi kamu, selamat malam,” ucap sang ayah sambil mencium pipi sang gadis cilik.

Sekitar seminggu kemudian, selepas mendongeng, sang ayah bertanya lagi, "Putriku, apakah kamu mengasihiku?" "Ayah, kau tahu aku mengasihimu." "Kalau begitu beri aku kalung mutiaramu." "Oh, ayah, jangan kalung mutiaraku. Tapi ayah bisa kok memiliki semua boneka yang aku dapat dari hadiah ulang tahunku kemarin." “Oh tidak usah, nak. Tidak apa-apa. Tidurlah yang nyenyak. Tuhan memberkatimu. Satu lagi, Ayah juga mengasihimu." ucap sang ayah sambil mencium pipi sang gadis cilik.

Beberapa malam kemudian, ketika ayahnya datang, gadis kecil ini duduk bersila di tempat tidurnya. Saat dia mendekat, dia melihat dagu gemetar dan air mata bergulir di pipinya. "Apa itu, putriku? Ada apa?" Gadis kecil ini tidak mengatakan apa-apa, tetapi mengangkat tangan kecilnya pada ayahnya. Dan ketika ia membukanya, ada kalung mutiara kecilnya. Dengan sedikit gemetar, dia akhirnya berkata, "Ini, ayah , ini untukmu."

Dengan penuh air mata, ayah gadis kecil ini menerima kalung mutiara putih seharga dua dollar, dan dengan tangan yang lainnya ia pun merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru. Ia pun menyerahkan kotak kecil tersebut kepada gadis kecilnya.

Sambil tersedu-sedu, sang gadis kecil ini membuka kotak berwarna biru tersebut. Matanya pun terbelalak karena di dalamnya terdapat sebuah kalung permata asli yang begitu indah. Ternyata selama ini sang ayah telah menyimpan benda yang sangat mahal harganya itu. Namun, ia menunggu gadis kecil ini menyerahkan kalung permata berwarna putih seharga dua dollar kepadanya sehingga ia dapat memberinya harta yang asli.

Itulah yang dilakukan Bapa Surgawi kita. Dia menunggu kita untuk menyerahkan hal-hal murah dalam hidup kita sehingga ia dapat memberi kita harta yang indah. Bukankah Allah baik? Apakah hari-hari ini Anda masih berpegang pada hal-hal yang sebenarnya Allah ingin Anda lepaskan? Apa itu hubungan percintaan, kebiasaan atau kegiatan yang begitu melekat dan sepertinya tidak mungkin untuk dilepaskan? Kadang-kadang sangat sulit untuk melihat apa yang ada di sisi lain tapi percaya satu hal ini .... Tuhan tidak akan pernah mengambil sesuatu tanpa memberikan sesuatu yang lebih baik di tempatnya.

Baca juga : 

Kisah Nyata Suami yang Senang Menyakiti Hati Istrinya

Forum JC : Ide Untuk Pertemuan JCers Berikutnya

Menjadi Teman yang Baik  

Life Goes On  

Mitos-Mitos Keliru Tentang Kanker  

Kuserahkan Hidupku, Andalkan Sisi Keintiman

Sumber : heaveninspirations.com / bm
Halaman :
1

Ikuti Kami