4 Alasan Real Tuhan Izinkan Perang Terjadi

Kata Alkitab / 22 August 2014

Kalangan Sendiri

4 Alasan Real Tuhan Izinkan Perang Terjadi

Lori Official Writer
12442

Hingga hari ini kita menghadapi lagi sebuah situasi yang mengerikan di sebagian besar negara, yaitu perang. Perang yang saat ini berkecamuk di wilayah Timur Tengah misalnya, bukan lagi sesuatu yang baru terjadi. Ribuan orang yang tak berdosa menjadi korban senjata api mematikan yang menyasar rumah-rumah mereka. Setiap negara saling menghancurkan dan saling membantai. Lalu pertanyaannya, mengapa Tuhan masih mengizinkan manusia saling melukai? Mengapa Tuhan mengizinkan perang?

 

Jawaban dari teka teki ini dimulai dengan melihat sudut pandang Allah. Sebab setiap hal yang terjadi tak terlepas dari rancangan Tuhan di dalamnya. Hal terpenting yang patut kita sadari adalah bahwa kita memiliki Allah yang penuh kasih. “Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia Tuhan [kitab]Mazmu33:5[/kitab].

 

Jika kita hendak menghubungkan Allah dan perang, kita harus memulainya dari pribadi Allah dan cinta kasih-Nya. Setiap tindakan surgawi dilakukan dengan keinginan untuk anak-anak-Nya. Allah hanya akan melakukan yang baik dan adil.

 

Berikut 4 alasan real mengapa Tuhan seolah mengizinkan perang terjadi di tengah dunia.

 

Tuhan itu adil

 

Terjadinya Perang Dunia I bukanlah keinginan Tuhan, namun manusia dengan segala keegoisannya telah menumbuhkan api permusuhan terhadap sesamanya. Keegoisan yang hanya mementingkan diri sendiri itu adalah dosa yang merupakan musuh manusia. Sejak awal, manusia telah menabur permusuhan sehingga ia menuai apa yang diperbuatnya [kitab]Galat6:7[/kitab]. Seperti jawaban Alkitab bahwa orang-orang yang menanam masalah dan menumbuhkan kejahatan akan menuai hal yang sama [kitab]Ayub4:8[/kitab].

 

Perang adalah buah dosa

 

Alkitab tidak mengisolasi perang, seolah hal itu adalah bagian terpisah dan unik dari persoalan manusia. Perang internasional yang diwarnai dengan pembunuhan, pemerkosaan, kekerasan terhadap suami/istri, arogansi dan emosional adalah buah-buah dosa.

 

Dan perang adalah salah satu buah dosa tersebut. Perang adalah bentuk dosa yang lebih mengerikan, seperti perang tetangga yang tengah dihadapi Israel dan Palestina.

 

Perang dan permusuhan itu timbul dari diri kita sendiri, perang menjadi kosekuensi dari nafsu dan keinginan berperang dalam diri kita yang harus kita terima [kitab]Yakob4:2[/kitab]. Keegoisan adalah salah satunya, dimana saat kita tidak bisa mendapat apa yang kita inginkan, maka kita menuntut keras dengan jalan kita sendiri. Melawan dengan perang!

 

Melarang Allah agar tidak mengizinkan perang berarti memintanya untuk meniadakan keinginan manusia, melarang kosekuensi dari dosa.

 

Perang sebagai alat Tuhan

 

Allah menggunakan perang sebagai bentuk hukuman atas musuh-musuh Allah. Dia menggunakan perang sebagai bentuk hajaran kepada orang-orang yang memilih permusuhan dengan Allah [kitab]Yerem5:15-17[/kitab].

 

Allah mengutamakan keselamatan jiwa. Dan ketika berbagai kelompok menghalangi rencana-Nya, maka Ia akan bertindak untuk menghajarnya. Dia adalah Allah yang tahu ‘awal dan akhir’. Dia mengetahui hati setiap umat-Nya dan melindungi umat-Nya dengan menghukum orang-orang jahat. Ia juga yang telah menempatkan pemerintah sebagai alatnya untuk menghukum mereka yang melakukan kesalahan [kitab]0Roma13:14[/kitab].

 

Tuhan berperan untuk melindungi dan menghukum. Melindungi orang-orang benar dan menghukum orang-orang jahat.

 

Perang didelegasikan kepada pemerintah

 

Seseorang pernah bertanya kepada filsuf Prancis, Jean-Paul Sartre. “Di mana Allah ketika kaum nazi hendak menyerbu Eropa?”. Sartre menjawab, “Di mana orang-orang?”. Ia tampak bertanya “Mengapa kita menunda? Bagaimana jika kita bertindak cepat? Sartre menyatakan bahwa pemerintah seharusnya bereaksi untuk menghentikan upaya genosida Hitler. Peran serta nyata kita adalah wujud nyata bagaimana Allah akan bertindak membebaskan beragam jenis ketidakadilan yang terjadi, bukan malah menunggu Allah hadir dan menghentikan tindakan itu.

 

Saat terjadi sebuah konflik, Tuhan menghendaki pemerintah untuk melakukan upaya diplomasi, negosiasi, dan kompromi. Jika upaya itu gagal, maka pemimpin bangsa dapat mengambil langkah-langkah untuk rakyat yang tidak berdosa. Sederhananya, pemerintah berkewajiban melindungi orang yang tidak bersalah dan mejamin keselamatan mereka.

 

Cara pandang yang menilai bahwa Allah menyukai perang adalah hal yang keliru. Ia tetap adalah Allah yang mencintai perdamaian dan membenci permusuhan. Ingatlah bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah [kitab]0Roma8:28[/kitab].


Baca Juga Artikel Lainnya:

Membuat Melodi

Kelainan Langka Buat Bocah India Ini Miliki Tangan Raksasa

Tips Menyeduh Kopi yang Sehat

4 Manfaat Kopi Bagi Suasana Hati yang Kerap Diabaikan

Paus Fransiskus Berduka Atas Kebrutalan ISIS di Irak


Sumber : Maxlucado.com/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami