Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. (Ibrani 13:4).
Setuju atau tidak, institusi yang Tuhan dirikan di muka bumi ini adalah keluarga. Keintiman suami istri adalah keintiman Tuhan dengan umat manusia. Perkawinan dan pernikahan hendaknya dihormati karena keluarga adalah lembaga ilahi yang diciptakan Tuhan dengan sempurna, bahkan diberkati dengan sempurna di dalam janji yang sempurna pula. Oleh karenanya, kita harus komitmen dengan keluarga. Sebab jika keluarga dipulihkan, maka kota akan dipulihkan. Dan ketika kota dipulihkan, maka bangsa akan dipulihkan.
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (Mazmur 133:1-3)
Ketika keluarga hidup rukun, makan Tuhan akan memerintah berkat-berkat-Nya terhadap keluarga. Dalam keluarga kerukunan sangatlah penting. Tanpa kerukunan, keluarga menjadi sangat rapuh.
Beberapa orang jatuh dan tidak mengakhiri hidupnya dengan baik karena bermasalah dengan keluarga. Sebegitu pentingnya keluarga, karena keluarga-lah yang menopang dan berdoa bagi kita. Perayaan kasih bukanlah di saat senang-senang, melainkan justru di masa sulit dan penuh tekanan. Suami-istri yang kuat di dalam menghadapi masa sulit maupun tekanan, akan dilingkupi oleh kekuatan yang dari Tuhan.
Ada beberapa hukum dosa terkait pemberontakan:
#1 Hukum Ketertutupan
Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu. (Kejadian 3:9-19)
Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, manusia menjadi tertutup. Ketertutupan adalah ciri dari kerajaan gelap. Oleh karena itu, dalam hal apapun, sebaiknya kita terbuka. Mengapa Tuhan bertanya kepada Adam, “Di manakah engkau”? Maksud Tuhan bertanya demikian adalah, mengapa Adam bersembunyi dan tertutup kepada Tuhan. Tuhan ingin Adam tetap terbuka. Di dalam keterbukaan akan terjadi komunikasi yang sehat. Ketika keluarga tidak lagi memiliki komunikasi yang sehat, keluarga itu menjadi rapuh.
Kerajaan Allah adalah kerajaan yang pemberani—berani terbuka dan terang-terangan. Dasar dari komunikasi adalah keterbukaan. Namun, dibutuhkan kerendahan hati dan saling menerima untuk bisa terbuka. Di dalam pengertian akan ada penerimaan, dan di dalam penerimaan akan ada kesembuhan.
#2 Hukum Saling Menyalahkan
Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." (Kejadian 3:12-13)
Adam menyalahkan Hawa yang ditempatkan Tuhan di sisinya, sementara Hawa menyalahkan ular. Kekacauan pun terjadi akibat dari saling menyalahkan.
Untuk itu, keluarga seharusnya hidup dalam keterbukaan dan tidak saling menyalahkan. Dengan demikianlah Tuhan akan membuat keluarga itu kuat dan kesanalah berkat-berkat Tuhan dicurahkan. Tuhan merindukan keluarga yang hidup rukun dan takut akan Dia.
Sumber:
Pdt. Rubin Ong
BACA JUGA:
Main, Kumpulkan Poin, dan Dapatkan iPod dari Superbook!
Kiat Jitu Hindari Pemborosan di Hari Natal
Pohon Natal Terbesar Sedunia Mengapung di Brazil!
Justin Bieber: Media Mem-bully Aku
Kisah Nyata Colton Todd Burpo, Dibawa ke Sorga di Usia 3 Tahun
Guru Di Sekolah Katolik Dipecat Karena Menikahi Pasangan Homonya
Yuk, Rayakan Bersama Ultah Jawaban.com ke-10 !
Forum JC Punya Cerita di Ultah ke-10 Jawaban.com
Sumber : Pdt. Rubin Ong