Kadang kala kita baca di Alkitab terdengar rohani sekali, tapi seringkali susah dilakukan. Saya ceritakan tentang bagaimana caranya mengampuni, dengan mengambil keputusan, bergantung pada Roh Kudus, berhenti bicara keburukan musuh, dan memberkati mereka. (Pengajaran tentang 4 Langkah Mudah Untuk Mengampuni).
Kata “memberkati” berarti berkata-kata baik tentang seseorang, sedangkan kata “mengutuki” artinya berbicara hal buruk tentang orang tersebut. Jadi, kita tidak akan berkata yang buruk dan mulai mengucapkan hal-hal baik. Bahkan jika kita punya kesempatan, kita bukan hanya bisa berkata-kata tapi juga berbuat sesuatu yang baik. Pada saat kita melakukannya, mereka akan jadi sadar akan kebaikanmu dan kita akan dibebaskan secara sepenuhnya.
Buat apa kita lakukan itu? Karena saudara seperti Tuhan. Saya ulangi, karena saudara seperti Tuhan, dan itu yang akan Tuhan lakukan. Matius 12:7, “Jika memang kamu mengerti maksud firman ini : Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.”
Dengan doa dan tindakan memberkati dia, maka akan datang kesadaran dari Tuhan dan kebaikan saudara akan membawa pertobatan bagi musuh saudara. Sebaliknya, amarahmu tidak akan pernah membawanya bertobat. Iblis pun tidak pernah bisa mengambil sesuatu dari seseorang yang selalu memberi, karena dia selalu memberi sehingga tidak ada yang bisa diambil.
Rahasia yang bisa dipikirkan Tuhan dalam Roma 12:21, kita menaklukkan kejahatan dengan kebaikan. Suatu ayat yang luar biasa. Bertahun-tahun saya ingin membalas iblis apa yang telah dia lakukan pada diri saya. Saya ingin menaklukkan kejahatannya dengan kebaikan.
Markus 11 berkata, apapun yang kita doakan dengan penuh percaya, percaya bahwa kita sudah mendoakannya, kita akan menerimanya. Pada ayat 24-26 berkata, jika ada yang bertentangan dengan hatimu, tinggalkan dan lepaskan. Kalau ada penolakan dalam diri kita, apa gunanya kita berdoa jika kita menyimpan amarah. Berapa banyak doa menjadi sia-sia saat kita menolak melepaskan pengampunan?
Kembali pada cerita kepada ayah saya. Saya mengampuni dia sampai pada tahap tertentu, tapi saya tidak mau berurusan dengan dia. Saya hanya mengunjungi mereka beberapa kali dalam setahun. Suatu hari saya berdoa, saya bertanya bagaimana pelayanan saya bisa bertumbuh.
Jawaban Tuhan adalah agar saya pindah ke kota dimana saya dulu tinggal dan mengurusi orangtua saya sampai mereka meninggal. Ketika saya mendengar hal itu, saya berpikir untuk memberikan mereka rumah. Saya tidak mau mereka tinggal bersama saya. Saya bahkan menganggap hal tersebut berasal dari iblis.
Tapi saya kemudian berdoa lagi, dan Tuhan berkata hal yang sama kepada saya. Pada akhirnya, saya memberikan mereka rumah di kota kami, membelikan mereka mobil dan memberikan mereka uang untuk keperluan rumah tangga. Ayah saya tetap kasar sebagaimana dia adanya. Sampai tiga tahun berlalu.
Suatu hari, ayah saya menangis dan ingin bicara dengan saya. Untuk pertama kalinya, ayah saya mengucapkan minta maaf padahal sebelumnya dia tidak pernah bilang apa-apa. “Ayah apakah engkau menerima Yesus sebagai Juru Selamatmu?” tanya saya kepada ayah saya dan dia pun menerimanya sambil menangis. Dia kemudian dibaptis. Dia seorang ayah yang menentang Tuhan, namun di saat menerima Tuhan, dengan alat bantunya dia memuji Tuhan.
Jadi ketika kita melawan kejahatan dengan kebaikan, kekerasan yang ada di dalam hatinya dihancurkan karena kebaikan itu. Sekarang dia ada di surga. Kuasa atas pengampunan itu luar biasa. Karena itu buatlah keputusan sekarang untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita, sama seperti Tuhan telah mengampuni kesalahan kita. Kita berikan mereka berkat dan berbuat kebaikan bagi mereka.
Sumber : jawaban.com by lois horiyanti