I Korintus 6:9
Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,
Perbuatan dosa dan penyesatan yang paling mencolok dan menguasai dunia saat menjelang kedatangan Tuhan Yesus (Hari Penghakiman) adalah dosa percabulan dan perzinahan. Iblis dan setan-setan mengetahui sekali akan kelemahan dan ketidak berdayaan manusia dalam mengontrol nafsu dan perasaan cinta/asmaranya. ([kitab]wahyu18:3[/kitab])
Setan dan manusia sama-sama tahu kalau asmara/cinta dan nafsu diciptakan TUHAN dan ditempatkan di dalam tubuh dan jiwa manusia. Dan pengetahuan itulah yang selalu digunakan sebagai alasan untuk tetap berbuat dosa. Hal ini sangat disesalkan, karena itu berarti manusia tidak tahu bagaimana menggunakan anugerah tersebut (nafsu dan asmara) dengan baik, benar dan tepat, sesuai fungsinya.
Ketidakberdayaan manusia untuk menggunakan anugerah tersebut disebabkan kejatuhannya dalam dosa sehingga manusia terbuang atau terpisah dari keintiman dengan Allah. Manusia lebih memilih “independent” dengan menjadi sama seperti Allah, dan memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. ([kitab]kejad2:16-17[/kitab]; [kitab]kejad3:1-6[/kitab])
Iblis sengaja menipu manusia sehingga manusia berpikir dan merasa bahwa ia bisa mengatasi masalah hidupnya dan menjalani fungsinya sebagai penakluk dunia ini tanpa keintiman, dan persekutuan dengan Allah.
Alhasil bukan keberhasilan dan kebahagiaan yang manusia terima setelah memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat tersebut melainkan sebaliknya ketidaktaatan manusia melahirkan perasaan malu, takut, tertuduh, serta kebencian baik terhadap diri sendiri, sesama dan juga kepada TUHAN.
Dari perasaan dan pikiran yang kacau itu lahirlah kesimpulan-kesimpulan yang kacau pula yang menimbulkan pengertian, keyakinan maupun perspektif yang buram dan cenderung menyesatkan.
Itu sebabnya seperti penjelasan di paragraf pertama dosa yang menghancurkan manusia yang paling mencolok adalah percabulan dan perzinahan, dan hal itu terjadi dari zaman Kitab Kejadian hingga saat ini dan bahkan hingga menjelang kedatangan Tuhan (seperti yang dijelaskan Kitab Wahyu.
Yang anehnya dosa percabulan & perzinahan tersebut selalu berkaitan dengan dosa-dosa lainnya.
Seperti misalkan dosa penyembahan berhala dan kuasa kegelapan, dosa-dosa ini akan memanifestasikan dosa percabulan dan perzinahan. Bahkan para penyembah berhala/pengguna okultisme memiliki dewa-dewa/benda-benda yang berkaitan dengan asmara dan hubungan seks. Dan yang lebih mengerikan lagi mereka memiliki ritual yang berkaitan dengan hubungan seks.
Selain dosa penyembahan berhala, yang ironisnya semua aturan dan ajaran agama-agama di dunia pun terseret oleh ketidakberdayaan keinginan daging manusia, karena semua agama (yang adalah buatan manusia itu) sebenarnya sedang melegalkan atau membuat suci suatu perbuatan dosa percabulan dan perzinahan dengan memberikan “aturan main”. Misalkan praktek poligami, poliandri, aborsi, serta pengaturan masalah kawin cerai.([kitab]matiu19:8[/kitab]; [kitab]marku10:5[/kitab]).
Ini membuktikan bahwa agama tidak menjawab masalah manusia dan tidak memberikan kuasa kemenangan atas dosa. Karena itu kita akan terheran-heran jika ada ajaran suatu agama menjelaskan bahwa hubungan seks masih bisa terjadi saat manusia sudah berada di nirwana/firdaus dimana manusia yang “lulus” akan mendapatkan hadiah seorang bidadari.
Kekacauan dan kesesatan yang demikian tentunya menghasilkan kekacauan dan kesesatan baru. Karena yang menjadi korban selalu keluarga, keturunan dan lingkungan dari orang-orang yang hidup dalam dosa percabulan dan perzinahan baik yang terang-terangan, yang bertentangan dengan norma maupun yang dilegalkan agama.
Sebab anak-anak yang lahir dalam kekecewaan akibat sang ibu yang dikecewakan oleh ayah mereka, atau sebaliknya. Atau apabila para pria atau wanita dikecewakan karena telah menjadi korban pelecehan seksual atau mengalami kegagalan/frustasi dalam asmaranya, maka akan bermunculan ekses atau dampak negatif dalam kehidupan mereka.
Dampak negatif tersebut bisa menjadi suatu lingkaran setan, dimana para pria dan wanita yang menjadi korban ini akan tetap mengejar kepuasan yang mereka tidak peroleh dari orang tua mereka, pasangan mereka, maupun idola mereka sehingga mereka melakukan suatu kompensasi dengan cara-cara yang sesat, seperti percabulan dan perzinahan dengan dirinya sendiri, dengan hewan, sesama jenis maupun dengan banyak cara yang menghina Allah dan menghancurkan citra diri manusia. ([kitab]0roma1:26-28[/kitab])
Sumber : jp.simamora l jawaban.com