Lukas 17 : 15
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,
Setiap manusia, apa pun agama dan kebudayaannya, diciptakan oleh TUHAN yang sama sebagai mahluk yang bukan hanya mampu berpikir, namun juga mampu untuk memiliki iman. Dengan kata lain setiap manusia pasti memiliki iman, walau iman tersebut bisa berbeda-beda baik jenisnya, tujuan akhirnya maupun oleh siapa ia beriman.
Menurut penulis kitab Ibrani, iman adalah dasar dari segala sesuatu yang manusia harapkan. Tapi pengharapan bukanlah iman seperti yang dijelaskan juga oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus ([kitab]ikori13:13[/kitab]). Iman itu merupakan dasar atau hal yang paling hakiki atau hal yang paling pokok atau hal yang paling utama atau inti dari pengharapan itu sendiri.
Dengan kata lain manusia itu memang diciptakan TUHAN sebagai mahluk rohani yang beriman, sehingga ia bisa terhubung dengan hal-hal yang rohani/supranatural, yang pada akhirnya iman tersebut modal dasar bagi manusia untuk memenuhi takdirnya sebagi pejuang atau penakluk dunia ini ([kitab]kejad1:26-28[/kitab]; [kitab]iyoha5:4-5[/kitab])
Tahukah Anda bahwa sesungguhnya hal yang paling inti dari suatu pengharapan ada di dalam roh dan jiwa manusia. Suatu keyakinan dan kepastian yang begitu kuat yang seseorang peroleh dari suatu meditasi/perenungan, atau dari suatu hubungan kepada TUHAN, yang tidak di dapat dari panca inderanya, namun pada akhirnya menggerakkan orang tersebut untuk melangkah atau bertindak sesuai iman tersebut.
[kitab]ibran11:1[/kitab] juga menjelaskan bahwa iman merupakan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Itu artinya iman merupakan janji atau jaminan atau suatu gambaran yang seseorang peroleh dan yakini di dalam jiwanya (hasil dari meditasi/perenungan/pernyataan TUHAN), yang tidak dapat dilihat oleh orang lain dan juga tidak dapat ditangkap dengan panca indera manusia.
Dengan demikian iman merupakan inti suatu pengharapan dan bukti yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Walau demikan seseorang yang beriman sebenarnya dapat terlihat jelas dan berbeda dengan orang yang tidak beriman.
Contoh yang paling terlihat jelas ada pada kesepuluh orang kusta yang disembuhkan Tuhan Yesus. Mereka semua memperoleh janji atau jaminan kesembuhan dan mereka semua beriman atau meyakini hal itu. Dan kita tahu bersama pada akhirnya mereka semua memperoleh kesembuhan.([kitab]lukas17:12-19[/kitab])
Namun dari kesepuluh orang tersebut yang bisa melihat dan memahami bahwa Yesus Kristus adalah Mesias dan Tuhan yang berkuasa mengampuni dosanya hanyalah satu orang. Orang itu adalah orang Samaria yang sadar bahwa dirinya telah diampuni. Karena itu dia kembali kepada Yesus, lalu tersungkur menyembah-Nya dan mengucap syukur kepada Yesus karena kini ia bisa memperoleh kehidupan yang baru.
Tahukah apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepada orang Samaria tersebut? Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."
Sumber : jawaban.com / jp.mamora