Puasa, Fisik Melemah Rohani Semakin Kuat

Kata Alkitab / 14 July 2012

Kalangan Sendiri

Puasa, Fisik Melemah Rohani Semakin Kuat

Puji Astuti Official Writer
9019

Matius 6:16

Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

Dari ayat di atas, jelas bahwa berpuasa adalah salah satu disiplin rohani yang Yesus dan murid-murid-Nya terapkan. Puasa adalah sebuah tindakan iman yang berjalan bersamaan dengan doa yang intensif.

Selain itu, puasa juga bukan sekedar menahan haus dalam lapar saja, tetapi adalah sebuah sikap merendahkan hati dihadapan Tuhan dan menjadikan Tuhan fokus utama kehidupan. Puasa adalah sebuah doa yang penuh kegigihan hingga Tuhan menjawab seruan kita. Dalam berpuasa harus diikuti oleh pertobatan dari hati, yaitu dengan mengakui dosa-dosa kita dan berbalik kepada Tuhan sepenuhnya. (Yoel 2:12-13).

Berpuasa adalah tindakan Alkitabiah, bahkan adalah perintah Tuhan. Pertimbangkan beberapa hal ini : Musa berpuasa empat puluh hari sebanyak dua kali (Keluaran 34:28); Daniel berpuasa selama dua puluh satu hari (Daniel 10:3); Yoel juga menyerukan hari untuk berpuasa (Yoel 1:14); Ezra melakukan puasa perkabungan (Ezra 10:6); Elia berpuasa 40 hari dalam perjalanannya menuju Gunung Horeb (1 Raja-raja 19:8); Para pemimpin gereja mula-mula di Antiokhia berpuasa (Kis 13:2-3); Paulus dan Barnabas berpuasa (Kis 14:23; 27:33); Bahkan Yesus sendiri berpuasa selama empat puluh hari (Lukas 4:2).

Puasa mungkin membuat manusia jasmaniah kita melemah, namun hal tersebut membangun manusia roh kita untuk menjadi semakin kuat. Untuk itu saat berpuasa, tentu jangan hanya tidur saja, tetapi kita perlu berdoa dan merenungkan firman Tuhan, hal itu sangat penting bagi kesehatan manusia rohani kita.

Sebuah kisah nyata tentang kuasa puasa adalah yang dialami oleh Kapten Bill Tinsley yang ditangkap atas tuduhan palsu saat Presiden Marcos berkuasa di Filipina untuk menyelesaikan Proyek Pearl di tahun 1981. Ketika penahanan terus berlangsung, Bill akhirnya memutuskan untuk tidak makan lagi. Setelah beberapa hari berpuasa, tekanan darahnya naik tinggi. Dokter mengunjunginya setiap hari. Segala sesuatu dilakukan untuk memaksanya makan. Dia dituduh melakukan aksi mogok makan. Bill dengan hati-hati menjelaskan beberapa kali kepada mereka yang menangkapnya bahwa bukan itu maksudnya.

“Puasa saya adalah latihan rohani. Jika saya mau Tuhan mengambil bagian dalam hidup saya, saya harus menjadi lemah sehingga Dia menjadi kuat. Presiden Marcos adalah orang sangat berkuasa. Saya tidak bisa melawan dia. Saya harus mengijinkan Tuhan mengambil bagian saya,” demikian ia berulang kali menjelaskan kepada penjaga penjara, tetapi mereka tidak mengerti.

Selama penahananya, Bill diijinkan jalan-jalan. Seorang prajurit selalu mengikutinya untuk menjaga kemungkinan Bill melarikan diri. Di pagi yang kesepuluh, setelah membaca kisah Elia yang berlari dalam jarak jauh sambil berpuasa, Bill memutuskan untuk lari pagi. Tetapi prajurit yang mengikutinya tidak bisa mengejarnya dan harus mengambil jalan pintas melewati ladang untuk bisa mengejarnya.

“Bagaimana Anda bisa begitu kuat tanpa maka?” demikian Tanya seorang colonel menanggapi insiden jogging pada pagi itu.

“Ini kuasa Tuhan,” jelas Bill tulus. “Dan jika Anda membuat saya terus di sini, Anda akan melihat saya tumbuh kuat dan lebih kuat lagi!” Mata semua orang yang hadir disitu terbelalak karenanya. Mereka mempercayai apa yang dikatakan Bill dan hal itu tidak mereka harapkan. Akhirnya, kejadian itu membuat Bill keluar dari penjara dengan penuh keengganan. Bagi Bill, di balik terali besi itu ia pernah mengalami hadirat Tuhan. Mereka yang menjebloskan Bill ke dalam penjara telah membuat keputusan yang salah, dan akhirnya mengeluarkan Bill sebagai seorang sahabat.

Hari ini, apakah kita melakukan latihan rohani seperti yang dilakuan Bill Tinsley? Jika hampir tidak pernah, maka mari kita bertobat. Mari kita mulai melatih manusia rohani kita dengan berpuasa dan berdoa mendekat kepada Allah. Saat ini mungkin bukan untuk meminta sesuatu kepada Tuhan, mari kita berpuasa hanya untuk mendekatkan diri saja kepada Tuhan dan mendengarkan isi hatinya. Ingatlah, seperti yang Rasul Paulus katakana, “Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” (2 Korintus 12:10), karena kita bukan hanya harus kuat secara fisik saja, tetapi manusia rohani kita juga harus kuat.


Disadur dari Crosswalk.com : Standing Strong Through the Storm  from Open Doors

Halaman :
1

Ikuti Kami