Amsal 25:28
"Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya."
Manusia dapat mengendalikan binatang maupun peralatan yang mengunakan mesin seperti mobil, pesawat terbang, dan kapal dengan menggunakan alat pengontrol yang dapat mengarahkan kemana mobil, pesawat terbang maupun kapal ingin di arahkan. Tapi bagaimanakah caranya manusia dapat mengendalikan, atau menguasai dirinya?
Penguasaan diri adalah buah roh seperti yang tertulis dalam Galatia 5:23. Dengan demikian kita membutuhkan dan bahkan harus menggantungkan diri kita pada Roh Kudus untuk berkarya dalam kehidupan kita agar buah roh ini dapat dihasilkan dan dinikmati bukan hanya untuk diri kita sendiri tapi juga bagi setiap mereka yang berada disekeliling kita. Sekali waktu manusia dihadapkan dengan ujian pengontrolan diri seperti kemarahan, perjudian, imoral, dan seterusnya. Apakah kita mampu mengatakan “tidak” pada semua pencobaan yang ingin datang seperti hal-hal tersebut diatas? Akankah kita berkata, “tidak ada yang melihat saya, tidak ada yang mengenal saya,” sekalipun ada bisikan lembut, suara Roh Kudus yang mengingatkan kita untuk mengontrol diri kita untuk tidak marah, untuk tidak berjudi, untuk tidak melakukan perbuatan amoral? Akan taatkah kita terhadap bisikan Roh Kudus yang mengingatkan kita agar tidak jatuh dalam dosa seperti Kain?
Alkitab mencatat dalam Kejadian 4:7-8
"Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya. " Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang."
Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Tuhan dengan jelas mengatakan kepada Kain untuk mengontrol dirinya agar tidak jatuh dalam hawa nafsu perbuatan daging seperti yang tertulis dalam Galatia 5:19-20. Kita mengetahui Kain mengikuti naluri kedagingannya yaitu hawa nafsunya untuk melenyapkan adiknya.
Pernahkah terlintas dalam pikiran Kain apakah dengan membunuh adiknya Habel persembahannya lebih kudus dan lebih di terima Tuhan? Apakah dengan membunuh adiknya Habel masalah kecemburuan yang ada didalam hati Kain akan hilang dengan sendirinya seperti asap yang lenyap tertiup angin? Bukankah Kain membawa masalah itu kemana dia pergi, karena masalah itu ada dalam hatinya. Tuhan memanggil Kain untuk bertobat dengan mengakui kesalahannya dengan satu pertanyaan seperti yang tertulis dalam Kejadian 4:9 Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?" Kain memilih untuk tidak mengakui kesalahannya dan diam dalam dosa.
Tuhan memberikan pilihan pada Kain sebelum jatuh dalam dosa untuk dapat mengontrol dirinya dan setelah jatuh dalam dosa agar bertobat dan berbalik kepada Tuhan yang pasti akan memimpin setiap langkah kehidupannya. Tuhan senantiasa berbicara kepada kita anak-anaknya untuk dapat mengontrol diri kita supaya jangan jatuh dalam dosa. Akan taatkah kita pada bisikan Roh Kudus yang mengingatkan kita agar tidak jatuh dalam dosa dengan jalan menolak keinginan daging? Akan taatkah kita pada panggilan Roh Kudus untuk berbalik dari jalan kita yang jahat dan kembali kepada jalan yang ditunjukkan Tuhan? Seperti Kain, jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Penulis:
Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California
www.rccla.org
Baca juga artikel lainnya :
Pengendalian Diri (Self Control)
Kendalikan Amarah Anda dengan Manajeman Marah
Kehidupan Modern Picu Tingkat Amarah
Penjara, Buat Juara Dunia Tinju Ini Miliki Pengendalian Diri
Sumber : Rev.Dr. Harry Lee,MD.,PsyD