Seorang petani miskin di Skotlandia sedang menggarap lahannya ketika sayup-sayup teriakan minta tolong terdengar. Penasaran dengan teriakan itu, petani bernama Hugh ini mendekati pinggiran danau dimana teriakan itu terdengar begitu dekat dan ternyata berasal dari seorang bocah yang bergelut dengan api.
Bubuk mesiu yang dimainkannya ternyata menyulut api yang segera membesar dan hampir membakar tubuhnya. Hugh cekatan mematikan api itu dan segera merawat sang bocah hingga dirinya dapat berjalan kembali dan pulang.
Ayah si bocah tersebut ternyata seorang bangsawan besar yang keesokan harinya pergi menemui Hugh untuk menyampaikan terima kasih. Sejumlah uang yang cukup besar ditawarkan sang bangsawan kepada Hugh, bahkan menawarkan mengganti gubuk tuanya dengan rumah baru.
Namun Hugh menolak tawaran dan pemberian itu karena menurutnya, menolong orang lain adalah sebuah kewajiban. Seketika itu pula seorang anak Hugh, bernama Alexander berlari menghampiri Hugh. Bangsawan itupun meminta agar dirinya dapat diizinkan merawat dan memberikan pendidikan kepada Alexander dengan alasan agar kebaikan hati Hugh yang besar dalam menolong anaknya akan diwarisi oleh Alexander.
Hugh tak dapat menolak tawaran itu. Alexander pun dirawat dan mendapatkan pendidikan berkat bantuan sang bangsawan. Hingga berpuluh tahun kemudian anak yang bernama lengkap Alexander Fleming ini menjadi seorang biolog, farmakolog dan botanist yang menemukan penisilin (antibiotik pembunuh bakteri berbahaya di tubuh manusia). Melihat latarbelakang kisahnya, inilah sebuah bentuk kemurahan hati yang menyelamatkan dan memberkati banyak orang.