Ini Dampak Perceraian Orangtua Pada Anak
Sumber: google.com

Parenting / 3 September 2013

Kalangan Sendiri

Ini Dampak Perceraian Orangtua Pada Anak

Lois Official Writer
16813

Anak-anak selalu jadi korban saat orangtuanya bercerai, hal yang mana memang benar adanya. Idealnya, anak-anak tumbuh dalam sebuah keluarga dengan kehadiran ayah-ibu. Saat perceraian terjadi, anak-anak tinggal dengan salah satu orangtua, bahkan tidak dengan keduanya. Hal inilah yang memberikan dampak negatif pada anak. Apa saja dampak tersebut?

Dampak Pada Balita

Meski belum benar-benar memahami arti perceraian, mereka tetap dapat merasakan ketidakberesan. Anak usia 5-6 tahun dapat mengerti meski belum sepenuhnya. Anak laki-laki menjadi cenderung lebih agresif sementara anak perempuan tampak minder. Secara umum, mereka nakal, tidak tahu aturan, cepat marah, atau sensitif.

Timbul Perasaan Bersalah

Anak-anak merasa bahwa dialah sebagai penyebab orangtuanya bercerai. Hal ini membuat dirinya merasa begitu bersalah. Anak-anak yang masih muda (usia di bawah 12 tahun) sangat rapuh menghadapi hal ini. Mereka melihatnya sebagai masalah berat. Hal ini juga berlaku untuk anak-anak yang sudah dewasa.

Anak Jadi Paranoid

Rumah tangga yang runtuh beresiko menghilangkan rasa percaya diri, kedamaian, hingga harapan anak. Akibatnya, anak berkembang menjadi pribadi paranoid. Sifat ini membuatnya menarik diri dan bersembunyi dalam kesendirian atau sebaliknya menjadi pribadi yang kasar.

Anak Jadi Pembangkang

Anak merasa tak dihargai orangtuanya sehingga membalas dengan bertindak semaunya dan menjadi pembangkang, selalu melawan orangtua.

Anak Jadi Minder

Ada pula anak yang menjadi peragu dan minder. Hal ini bisa disebabkan karena pendapatnya tak pernah didengar dan dihargai orangtuanya.

Bertindak di Luar Jalur

Anak korban perceraian bertindak di luar kendali dan agresif. Untuk remaja, perceraian bisa melibatkan mereka dalam kenakalan seksual dan perilaku nakal lainnya. Anak yang lebih dewasa, mengalami kesulitan membangun hubungan serius dengan pasangannya. Biasanya, mereka mulai mencari pengalihan, seperti mabuk, memakai narkoba, dan free seks.

Anak Bisa Kelainan Seks

Bisa jadi sang anak menjadi seorang lesbi jika dia perempuan, homo jika dia laki-laki, transgender, dan biseksual.

Jika siklus pertengkaran tidak selesai-selesai, maka jangan menyerah untuk tetap berdamai. “Karena itu, apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia.” Matius 19:6b. Tuhan melarang orang bercerai dengan alasan yang sangat jelas. Setidaknya, dampaknya begitu berat, baik orangtua maupun anak-anak mereka. Karena itu, pasangan suami-istri harus saling memaksa diri berdoa dan bersaat teduh bersama pada awalnya dan kemudian tetap fokus pada Tuhan bukan pada masalah. Atau mereka juga bisa mencari bantuan pada pihak ketiga seperti pendeta ataupun konselor.

Sumber : berbagai sumber by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami