Berbagai Mitos Salah dalam Mendidik Anak
Sumber: shutterstock

Parenting / 23 April 2013

Kalangan Sendiri

Berbagai Mitos Salah dalam Mendidik Anak

Lois Official Writer
6213

Mitos yang beredar di masyarakat bisa saja tepat di dalam kedokteran, namun banyak juga yang kurang tepat. Indonesia terutama, pendidikan kepada anak terkadang dipengaruhi oleh mitos yang sudah berlangsung turun-temurun. Lantas, mitos apa saja yang beredar di masyarakat namun salah dalam mendidik anak ataupun yang berhubungan dengan itu. Ini dia ulasannya :

Kehamilan yang “Sibuk” Membuat Stres

Saat berada di dalam kandungan, bayi sudah bisa merasakan dan mengingat hal yang dialami sang ibu. Justru ibu yang sibuk dapat membuat anak di dalam kandungan mengembangkan sosialitas yang dimilikinya. “Kehamilan merupakan waktu yang paling tepat untuk membentuk dan mengembangkan struktur sosial dalam diri anak,” ujar Najelaa Shihab, praktisi pendidikan, seperti dirilis kompas.com

Bayi Hanya Butuh Perhatian Ibu

Mitos ini salah sama sekali. Mitos ini banyak membuat orangtua kuatir pada kesehatan dan perkembangan bayi mereka jika banyak orang yang terlibat ataupun berinteraksi dengan bayi mereka. “Padahal bayi juga butuh teman lain selain ibunya,” ujar Najelaa. Bisa jadi mereka teman sebayanya, dan tentu saja interaksi dengan sang ayah.

Stimulasi Otak Adalah Cara Terbaik Untuk Anak

Orangtua sering berpikir bahwa otak anak perlu distimulasi agar menjadi pintar, padahal semuanya harus berjalan seiring. Tidak hanya stimulasi otak / kognitif, anak juga perlu distimulasi untuk kemampuan sosialisasi dan emosionalnya. Kemampuan kognitif anak akan berkembang seiring bertambahnya kemampuan emosi dan sosialisasi mereka.

Bayi Adalah Obyek Penerima Perhatian

Banyak orang yang bilang, bayi adalah obyek penerima perhatian yang harus menerima semua perhatian kita. Namun sebenarnay hal ini tidak tepat karena sebenarnya orangtualah yang seharusnya lebih mengerti anak. “Orangtua harus menjadi orang yang bisa mengerti keinginan anak-anaknya, meskipun mereka tak menyampaikannya dengan cara yang mudah dimengerti,” ucapnya.

Mainan Edukatif Bisa Menstimulasi Anak Lebih Baik

“Pada dasarnya bermain dengan segala jenis permainan adalah jalan terbaik untuk belajar,” jelasnya. Jadi, mainan itu bisa bermanfaat saat digunakan, tak bisa kita berikan begitu saja pada anak dan kemudian anak belajar sesuatu. Karena itu, dampingi anak saat bermain, agar otak mereka menerima pengetahuan baru dari orangtuanya saat menyelesaikan permainan tersebut.

Mitos memang bisa benar bisa juga salah. Karena itu, tidak ada salahnya kita mengerti dan hal ini bisa bermanfaat dalam mendidik anak kita. Namun, didikan yang paling tepat adalah berdasarkan Alkitab, didiklah untuk takut akan Tuhan.

Sumber : kompas.com by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami