Seringnya dalam kasus rumah tangga, pertengkaran kecil-kecilan diibaratkan menjadi pengalaman yang mampu mendewasakan masing-masing pasangan. Namun, dalam setiap pertengkaran salah satunya harus mampu meredam ego bila konflik tak ingin bertambah runyam.
Dalam rumah tangga, umumnya istri adalah sosok yang berbakat dalam mengatur segala sesuatunya. Sehingga tak jarang, suami harus lebih patuh dengan aturan yang telah ditetapkan sang istri. Selain sebagai rasa sayang terhadap istri, suami menyadari karakter dominan istri dipengaruhi oleh keinginannya untuk merawat orang-orang yang ia kasihi dengan baik.
Namun apakah semua suami memahami sikap itu? Dalam kasus kecil misalnya, saat pasangan menonton televisi di rumah. Ada saja pasangan suami dan istri yang memiliki perbedaan selera acara televisi yang ingin ditontonnya. Anda pasti dapat membayangkan bila pasutri tetap ngotot memaksakan seleranya masing-masing. Bertengkar, ya, pertengkaran menjadi ujung dari sikap tidak mau mengalah pasangan.
Namun dalam pertengkaran demikian, tak sedikit suami yang akhirnya mau mengalah demi membahagiakan istri yang dikasihinya. Meski masih banyak pula suami yang masih ngotot untuk memenangkan peperangan dan tidak memperdulikan perasaan sang istri.
Sikap mengalah bukan berarti lemah, namun mengalah bisa jadi untuk menang bukan? Menang dalam artian, mampu memahami dan mengenal pasangan dengan mencoba menikmati bersama apa yang disukainya.
Meskipun sulit, namun Dr David Hawkins, Direktur dari Pusat Pemulihan Pernikahan asal Amerika menyebutkan bahwa pasangan suami/istri patut belajar mengalah dengan menghindari sikap-sikap berikut:
Emosi yang dibalas dengan emosi hanya akan memperburuk situasi. Namun alangkah baiknya bila saat dalam kondisi marah, pasangan merespon dengan lembut dan menegur dengan tepat.
Memaksakan kehendak justru adalah cara yang salah. Anda tidak dapat menuntut pasangan yang tengah emosi memintanya berubah dengan kata-kata yang keras dan memaksa. Semakin Anda memarahi, mengejek dan menyudutkannya maka emosi pun akan semakin tinggi.
Saat Anda merasa muak dengan omelan dan ocehan sang istri yang terus menerus, jangan langsung melontarkan kata-kata kasar yang akhirnya menyakitinya. Belajarlah memintanya untuk berubah dan berhenti mengoceh tentang hal-hal kecil yang tidak sepatutnya dipersoalkan. Bila perlu Anda bisa meledeknya dengan humor yang mampu membuatnya merasa bahwa perkataan Anda benar.
Dalam rumah tangga, suami dan istri sepatutnya mampu belajar meredam emosi. Tak hanya suami, namun keduanya dituntut untuk belajar menghargai dan mau menyelesaikan persoalan bersama-sama pula dengan cara yang tepat.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Tingkatkan Kualitas Kerja Lewat Training
Raup Keuntungan dari Bisnis Pelatihan
Sekantor Dengan Pasangan? Seimbangkan Hubungan dan Pekerjaan!
Sumber : Berbagai Sumber/jawaban.com/ls