Kitab Amsal mengatakan bahwa, "Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN." (Amsal 18:22), tentu hal ini benar, karena itu beruntunglah pria yang telah memiliki pendamping. Namun memahami pribadi seseorang bukanlah sesuatu yang mudah, terlebih seorang wanita dengan kepribadian yang unik dan mandiri.
Kebanyakan pria ingin dirinya dapat menjadi pribadi yang bisa diandalkan oleh istrinya, karena hal itu membuat dirinya merasa berguna dan dibutuhkan. Namun tidak semua wanita seperti itu, terutama di masa kini dimana banyak perempuan bertumbuh menjadi pribadi yang mandiri dalam berbagai segi. Kemandirian bukanlah sesuatu yang buruk, hal ini terkadang penting bagi seorang perempuan, namun para pria sulit untuk memahaminya. Mari belajar melihatnya dari sisi yang berbeda.
Kemandirian bukan berarti tidak membutuhkan bantuan
Seorang istri yang mandiri bukan berarti tidak membutuhkan bantuan dari suaminya atau orang lain. Suami istri tentu membutuhkan bantuan satu sama lain. Dia tetap membutuhkan perlindungan atau dukungan dari suaminya. Jika dia berpikir sama sekali tidak membutuhkan bantuan orang lain, pasti ia memiliki ketakutan tertentu atau ada yang salah dalam cara berpikirnya.
Kemandirian tidak sama dengan pemberontakan
Mereka yang memiliki sikap dan gaya hidup yang mandiri bukan berarti pemberontak. Hal ini tentu jauh berbeda, seorang istri yang mandiri dalam sebuah hubungan, bukan berarti dia tidak tunduk kepada suaminya sebagai kepala keluarga.
Menjadi pribadi yang mandiri adalah tentang mengendalikan respon, sehingga hidupnya tidak dikendalikan oleh faktor luar. Kemandirian disini adalah tentang cara berpikirnya, tentang prinsip yang ia pegang dan bagaimana kebahagiaan hidupnya tidak ditentukan oleh orang-orang disekelilingnya atau apa yang terjadi, namun kepada apa yang hakiki dalam hidup, yaitu Tuhan.
Seorang wanita Kristen yang mandiri menjadikan Kristus sebagai pusat hidupnya, sehingga ia tidak bergantung kepada situasi atau orang untuk membuatnya merasa bahagia ataupun puas. Hidupnya fokus kepada Kristus dan nilai-nilai Kerajaan Allah. Tentu wanita yang seperti ini akan menjadi pribadi yang bijak, penuh pengertian, dan juga penuh kasih. Dia tidak mengejar pengakuan dari suaminya atau orang lain, dia juga tidak menjadikan karis sebagai hal utama dalam hidupanya. Sebaliknya, karena Kristus adalah pusat hidupnya, ia menjadikan segala yang ada dalam hidupnya untuk memuliakan Kristus, termasuk pernikahan dan pekerjaannya.
Jadi, apakah istri Anda adalah pribadi yang mandiri seperti ini? Atau para wanita, apakah Anda adalah istri mandiri model yang satu ini? Jika Anda masih belum pasti, maka belajarlah dari Amsal 31:10-31. Belajarlah menjadi wanita yang mandiri, penuh kasih dan juga bijaksana sehingga Anda disebut sebagai wanita yang berbahagia.
Baca juga artikel lainnya :
Keteladanan Hidup Sara, Istri Abraham
Janganlah Kamu Saling Menjauhi
Pertolongan Tuhan Indah Pada WaktuNya
Sumber : Berbagai Sumber | Jawaban.com | Puji Astuti