Homework, Sudahkah Anda Mengerjakan Tugas Anda?
Sumber: www.sheknows.com

Marriage / 19 December 2013

Kalangan Sendiri

Homework, Sudahkah Anda Mengerjakan Tugas Anda?

Puji Astuti Official Writer
6664

"Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur" (Kidung Agung 1:2 TB)

Apakah menikah itu suatu keharusan seperti menghirup udara agar dapat tetap hidup?  Apakah menikah itu suatu keharusan seperti sekolah agar tidak buta huruf dan memiliki pengetahuan dasar yang diperlukan dalam masyarakat? Di Amerika setiap anak harus sekolah dan ini merupakan hukum tertulis yang tidak boleh diabaikan oleh setiap orang tua. Apakah menikah itu juga merupakan keharusan seperti anak yang harus sekolah? Selama sekolah hampir setiap hari bapa atau ibu guru memberikan homework atau pekerjaan rumah kepada kita selaku murid. Kebanyakan murid memandang homework itu sebagai suatu beban bahkan ada murid yang memandang homework sebagai hukuman yang diberikan oleh guru kepada mereka dalam kehidupan mereka bersekolah, sehingga tidak jarang para murid hanya sekedar menyelesaikan homework mereka agar terlepas dari beban, terlepas dari hukuman tanpa menghiraukan apakah mereka telah memberikan yang terbaik dalam mengerjakan homework mereka.

Jika menikah itu menjadi suatu keharusan, maka masing-masing suami dan istri akan dipenuhi dengan homework yang harus mereka selesaikan. Suami dan istri diperhadapkan dengan sebuah daftar tugas yang panjang yang harus diselesaikan, sehingga hal ini menjadi beban bagi kedua belah pihak. Salah satu contoh homework adalah suami dan istri harus berada dirumah pada jam tertentu, istri harus bangun malam hari jika anak menangis, istri harus memandikan anak, istri harus masak, istri harus melakukan pekerjaan rumah, namun istri juga harus kerja menghasilkan uang dan tetap harus segar saat melayani kebutuhan primer suami. Sebaliknya suami harus buang sampah, harus cuci mobil, harus mengantarkan anak kesekolah, harus berpenghasilan tinggi agar dapat memenuhi kebutuhan primer istri, dan lain-lain sebagainya. Apakah anda dapat melihat bahwa kedua belah pihak merasa terintimidasi dengan daftar tugas yang harus diselesaikan setiap hari? Masing-masing akan berusaha memenuhi tuntutan seperti yang tercantum dalam daftar tersebut. Katakanlah, suami dan istri harus sudah berada di rumah jam lima sore, padahal ada sesuatu kebutuhan lain yang masih harus dikerjakan dalam perjalanan pulang. Untuk menghindari pertengkaran maka suami atau istri akan berada dirumah pada jam lima sore, padahal hati dan pikirannya tidak dirumah, yang berada dirumah hanya tubuhnya demi untuk memenuhi tuntutan seperti yang tertulis dalam daftar tugas, bagian saya telah selesai dan saya sudah mengerjakan homework saya, dan sekarang saya bebas melakukan apa saja yang saya kehendaki dirumah, seperti menghabiskan waktu didepan komputer berjam-jam atau nonton TV berjam-jam tanpa berkomunikasi. Apakah ikatan batin antara suami dan istri dapat terjalin dengan cara ini? Apakah impian seperti kutipan ayat diatas dapat menjadi kenyataan, Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur?

Jika pekerjaan yang harus diselesaikan dianggap sebagai homework, sebagai sesuatu yang harus diselesaikan tanpa menghiraukan hasilnya, maka segala sesuatu yang dikerjakan hasilnya akan jauh dari memuaskan. Tapi jika segala sesuatu yang harus diselesaikan dikerjakan tanpa paksaan tapi karena keinginan yang datang dari lubuk hati untuk menyenangkan dan membahagiakan pasangan hidup masing-masing, maka segala sesuatu yang dikerjakan akan dikerjakan dengan sungguh-sunguh dan hasilnya akan jauh lebih baik dari pada mengerjakan segala sesuatu yang dipandang sebagai suatu keharusan, homework yang harus diselesaikan karena takut akan konsekuensi yang harus dihadapi jika homework tidak selesai. Jika rumah tangga dirancang dengan cara ini, dimanakah kasih yang sesungguhnya itu? Dimanakah kecupan yang didambakan itu?

Ada rumah tangga yang dibangun dengan persyaratan yang diajukan orang tua baik pihak wanita maupun pihak pria. Stephen, engkau kami izinkan menikah dengan Sally putri kami dengan syarat, Sally harus mendapatkan sebuah rumah, kendaraan ataupun cuti  untuk mengunjungi kami orang tuanya minimal sebulan sekali. Sally, engkau dapat menikah dengan Stephen putra kami dengan syarat, rumah hanya boleh dibeli dari gaji yang diterima Stephen dan semua warisan yang akan kami wariskan, merupakan hak Stephen semata-mata. Jika perceraian terjadi, engkau tidak berhak menuntut bagian dari warisan yang diberikan kepada Stephen. Apakah anda dapat melihat bahwa pernikahan seperti ini dipenuhi dengan homework yang merupakan beban yang mungkin tidak dapat dipenuhi baik oleh istri maupun oleh suami dan pernikahan ini tidak berdasarkan kasih karena pusat perhatian bersifat egosentris - tertuju pada kepentingan diri sendiri.

Rumah tangga dan keluarga yang sehat adalah rumah tangga dan keluarga yang berpusat pada keinginan yang datang dari kedalaman lubuk hati yang paling dalam atas dasar kasih untuk menyenangkan dan membahagiakan pasangan hidup masing-masing tanpa paksaan. Segala sesuatu yang dikerjakan bukan merupakan tuntutan yang datang dari salah satu pihak, tapi segala sesuatu yang harus dikerjakan, dikerjakan dengan suka cita dan suka rela dan bukan merupakan hukum yang tertulis yang dapat memenjarakan kebebasan untuk memberikan yang terbaik. Semoga bermanfaat. 

Penulis

Rev. Dr. Harry Lee, MD., Psy.D

Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California

www.rccla.org

Sumber : Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD
Halaman :
1

Ikuti Kami